M U K A D D I M A H

M U K A D D I M A H : Sesungguhnya, segala puji hanya bagi Allah, kita memuji-Nya, dan meminta perlindungan kepada-Nya dari kejahatan diri kami serta keburukan amal perbuatan kami. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tak ada yang dapat menyesatkannya. Dan Barang siapa yang Dia sesatkan , maka tak seorangpun yang mampu memberinya petunjuk.Aku bersaksi bahwa tidak ada Rabb yang berhak diibadahi melainkan Allah semata, yang tidak ada sekutu baginya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad shalallahu’alaihi wa sallam adalah hamba dan utusannya.

Kamis, 29 Juli 2010

TERNYATA MASIH BANYAK DIANTARA KITA YANG SANGAT JAHIL TERHADAP AGAMANYA



O l e h : Abu Farabi al-Banjar

Seorang teman sesama anggota jama’ah majelis ta’lim Meniti Jalan Salafus Shalih, pada saat berbincang-bincang mengatakan kepada penulis, bahwa sejak mengikuti secara aktif ta’lim bersama-sama jama’ah lainnya ia mengaku baru menyadari bahwa agama islam dengan segala seluk beluknya ternyata sangat luas dan lengkap serta terperinci, dan sudah ada gaiden/petunjuknya dari Rasullulah shallalahu ‘alaihi wasallam. Tidak seperti yang ia kira dan ia ketahui selama ini.

Selama sekian puluh tahun menjalankan kewajibannya sebagai umat islam dengan berbagai perintah yang ia ketahui, kiranya hanya sebagian kecil dari yang seharusnya dilakukan oleh seorang hamba yang mengaku sebagai orang yang beriman. Sehingga dalam melakukan segala ritual ibadah hanya berdasarkan kepada apa yang ia peroleh dari lingkungannya yang ternyata awam dalam ilmu keagamaanya, meskipun nampak dalam kesehariannya dipenuhi dengan kesibukan berbagai ibadah yang sepertinya itulah yang disyari’atkan, padahal ternyata banyak yang menyalahi kaidah-kaidah yang telah dipatentkan . Ia berujar kepada penulis : “ Ternyata aku masih sangat jahil terhadap agamaku “

Aku sampaikan ini kepada anda, ujar teman tersebut berucap, tiada lain sebagai bentuk rasa penyesalan kenapa tidak sejak awal aku mengerti duduk persoalan bagaimana sebenarnya bertauhid dan beribadah yang sejalan dengan apa yang telah dilakukan oleh para salafus shalih, bukan tuntunan yang diada-adakan oleh orang-orang kemudian yang hanya mendasarkan kepada hawa nafsu dan akal pikiran semata.

Teman tersebut kemudian melanjutkan, sebelum ini aku dan tentunya kebanyakan mereka-mereka yang mengaku sebagai muslim cukup hanya melafalkan ucapan Dua Kalimat Syahadat, sudah mengaku sebagai seorang muslim, karena mengakui dan menyaksikan bahwa tidak ada tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah Rasullulah. Tanpa mengetahui bagaimana implikasi dan aplikasi dari syahadat tersebut serta bagaimana seharusnya konsekwensinya.

Setelah mengikuti ta’lim dan lebih mendalaminya lagi melalui beberapa referensi ternyata bahwa Dua Kalimat Syahadat yang telah diyakini tersebut tidaklah cukup apabila tidak diikuti dengan syarat-syarat dan kewajiban bagaimana seorang hamba mentauhidkan Allah dan apa yang harus dilakukan sebagai umatnya Nabi Muhammad. Sebelum ini sama sekali tidak terpikirkan bahwa syahadat terhadap ke Esaan Allah ternyata akan gugur dan batal dengan sendirinya apabila perkataan dan perbuatan telah memasuki ranahnya syirik. Begitu juga pengakuan dan kesaksian terhadap Muhammad Shallalahu ‘alaihi wasallam akan jadi sia-sia apabila tidak mengikuti dan menghayati sunnahnya.

Sebelum ini, kata teman tersebut lebih lanjut, aku mengira, sebagaimana juga banyak orang lain mengira bahwa, yang dikatakan syirik itu hanyalah
sebatas kepada apabila mengakui bahwa ada tuhan lain selain Allah yang diakui dan menyembah kepada selain Allah seperti menyembah patung-patung, menyembah pepohonan, menyembah batu, menyembah api, menyembah matahari, menyembah dewa-dewa. Padahal ternyata pengertian tersebut merupakan pengertian dalam arti sempit dan terbatas, padahal makna yang sebenarnya dari syrik tersebut sangat luas dan beragam bentuknya, seperti memberi sesajen dalam pesta laut adalah merupakan satu bentuk nyata dari kesyirikan. Dan ritual seperti itu ternyata sebuah kezaliman. Kenapa hal tersebut dilakukan? Ini tiada lain adalah sebagai akibat tidak tahu bahwa perbuatan itu termasuk syirik, dan ini tiada lain adalah dampak dari jahilnya/bodohnya terhadap ajaran islam yang benar.

Teman tersebut juga berkata : begitu pula selama ini dalam banyak ibadah yang aku lakukan dengan mencontoh dan mengikuti apa yang dilakukan oleh orang yang terdahulu dan apa yang disampaikan oleh para guru-guru agama dan kiai-kiai sudah dianggap benar meskipun tanpa didukung oleh hujjah yang shahih berupa hadits yang shahih, apalagi orang banyak juga melakukannya, maka itu itu sudah dianggap sebagai sebuah patokan untuk beramal. Image bahwa beramal dengan sebanyak-banyaknya meskipun tanpa dalil dianggap sebagai sebuah keniscayaan. Tetapi ternyata kemudian baru terungkap bahwa sunnah Rasullulah shallalahu ‘alaihi wasallam telah secara lengkap memberikan panduan bagaimana seharusnya seorang muslim itu beribadah. Selama ini banyak kaum muslimin yang tidak banyak mengenal sunnah tersebut sebagai akibat jauhnya dari ilmu yang syar’i, yang seharusnya dituntut oleh semua orang mukmin.


Secara terbuka dikatakan pula oleh teman tersebut bahwa dulu, sebelum mengenal banyak tentang as-sunnah , ia paling getol mengikuti aktifitas pembacaan berbagai shalawatan seperti shalawat di’ba, barzanzi, burdah, nariayah dan maulud habsyi sebagai bentuk perwujutan cinta kepada Rasullulah shalalahu ‘alaihi wasallam, karena demikianlah yang disampaikan oleh bayak ustazd dan para kiai dalam berbaga kesempatan. Bentuk kecintaan kepada Nabi shallalahu ‘alaihi wasallam diwujudkan pula dalam bentuk peringatan hari lahir beliau, dan peringatan Is’ra mi’raj-nya.
Kegiatan yasinan dan tahlilan dalam rangka memperingati hari kematian ( haulan) tidak pernah tertinggal diikuti, karena dianggap itu adalah bagian perwujudan dari ajaran agama yang akan mendapatkan balasan pahala kemudian hari dari Allah Subhannahu wata’ala. Semua itu dilakukan karena mengikuti apa yang dilakukan oleh sebagian orang islam dimana setiap orang ikut di dalamnya. Namun ternyata semua itu diluar dan bukan bagian dari agama. Sungguh kebodohan benar-benar telah menutup pintu –pintu kebenaran.

Dulu sewaktu masih dikungkung oleh kejahilan, menurut temanku tersebut mereka tidak mengerti bahwa islam dengan sunnah Rasul shallahu ‘alaihi wasallam ternyata memuat berbagai petunjuk tatacara bagaimana seharusnya seorang muslim itu menjalani kehidupan ini agar mempunyai nilai bagi kebaikan di dunia dan diakhirat secara sempurna, sampai-sampai bagaimana adab seseorang untuk buang air, yang sebenarnya persoalannya sangat sepele, tetapi bila dilakukan sesuai dengan standar yang syar’i, maka tidak saja memperoleh bagian untuk kepentingan dunia, lebih-lebih lagi bagi kepentingan akhirat, karena ada nilai tambah pahalanya. Dan tentunya itu tidak akan diperoleh oleh mereka-mereka yang lalai terhadap ilmu.

Singkat kata menurut teman tersebut ia sebenarnya baru mengerti bahwa ia sangat jahil terhadap islam, meskipun ia sejak terlahir telah islam, telah melakukan ibadah – ibadah ritual islam, namun katanya jauh dari petunjuk yang benar, mengaku telah bertauhid tetapi masih melakukan tindak-tindakan yang sebenarnya telah berbuat syirik, karena ketidak tahuan dan semua itu disebabkan oleh faktor tidak mau atau enggan menuntut ilmu syar’i, meskipun dalam hal ilmu dunia ia adalah salah seorang dari sekian banyak orang-orang yang telah begitu lama mengecap pendidikan tinggi.

Mengomentari apa yang disampaikan oleh teman tersebut maka sebagai sharing dalam perbincangan kami, aku ( dalam hal ini penulis ) mengungkapkan bahwa semua yang dikemukakan tersebut adalah sebuah kejujuran terhadap kondisi penguasaan ilmu dienul islam oleh banyak orang. Kebanyakan orang tidak suka menuntut ilmu din (agama) . Orang-orang lebih memilih untuk menuntut ilmu yang berkaitan dengan keduniaan, karena ilmu tersebut langsung berkaitan dengan kepentingan hidup dunia, sehingga dijadikan prioritas utama, sedangkan dilain pihak ilmu akhirat dikebelakangkan bahkan diabaikan dan dijadikan prioritas yang kesekian dari prioritas-prioritas lainnya.

Sebenarnya menuntut ilmu syar’i sebagaimana yang dikemukan oleh Ustadz Yasid bin Abdul Qadir Jawas dalam bukunya Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga , adalah wajib bagi setiap muslim dan muslimah, sebagaimana yang disabdakan beliau :

“ Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim “( Hadits shahih, diriwayatkan oleh Ibnu Majah no.224 dar sabahat Anas bin Malik radhyallaahu ‘anhum ).

Dalam sebuah hadits panjang yang diriwayatkan oleh Muslin ( no.2699), Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Inbu Hibban dari sahabat Abu Hurairah radhyallaahu ‘anhum, Rasullulah shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda :

“ Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah mudahkan baginya jalan menuju surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid) untuk membaca Kitabullah dan mempelajarinya diantara mereka, melainkan ketenteraman turun atas mereka, rahmat meliputi mereka, Malaikat mengelilingi mereka, dan Allah menyanjung mereka ditengah para Malaikat yang berada disisi-Nya. Barang siapa yang lambat amalnya, maka tidak dapat dikejar dengan nasabnya.”

Dalam hadits diatas terdapat janji Allah ‘Azza wa jalla bahwa bagi orang-orang yang berjalan dalam rangka menuntut ilmu syar’i maka Allah akan memudahkan jalan baginya menuju surga.

Lebih lanjut dijelaskan oleh Ustadz Yasid bin Abdul Qadir Jawas , bahwa pengertian menuntut ilmu mempunyai dua makna. Pertama, menempuh perjalanan dengan artian sebenarnya, yaitu berjalan menuju majelis-majelis para ulama. K e d u a, menemp[uh jalan ( cara ) yang mengantarkan seseorang untuk mendapatkan ilmu seperti menghafal, belajar sungguh-sungguh, membaca, menela’ah kitab-kitab (buku-buku) para ulama, menulis dan berusaha untuk memahami (apa-apa yang dipelajari). Dan cara-cara lain yang dapat mengantarkan seseorang untuk mendapatkan ilmu syar’i.

Kemudian mengenai “Allah akan memudahkan jalannya menuju surga” mempunyai dua makna . Pertama, Allah akanmemudahkan memasuki Surga bagi orang yang menuntut ilmu yang tujuannya untuk mencari Wajah Allah, untukmendfapatkan ilmu,mengambilmanfaat dari ilmu syar’i dan mengamalkan konsekwensinya. K e d u a , Allah akan memudahkan baginya jalan keSurga pada hari kiamat ketika melewati :” shirath” dan dimudahkan darib erbagai ketakutan yang ada sebelum dan sesudahnya.

Mengutip dari buku Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga juga disebutkan sebuah hadis panjang riwayat Ahmad, Abu Dawud, at-Tiimidzi, Ibnu Majah dan Ibnun Hibban dari sahabat Abu Darda’ radhyallaahu ‘anhum, bahwa Rasullulah shalalahu ‘alaihi wasallam bersabda :

“ Barang siapa berjalan menuntut ilmu, maka Allah mudahkan jalannya menuju surga. Sesungguhnya Malaikat akan meletakkan sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena ridha dengan apa yang mereka lakukan. Dan sesungguhnya seorang yang mengajarkan kebaikan akan dimohonkan ampun oleh makhluk yang ada dilangit maupun dibumi hingga ikan yang berada di air. Sesungguhnya keutamaan orang ‘alim atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan atas bintang. Sesungguhnya para ulama itu pewaris para nabi. Dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar tidak juga dirham, yang mereka warisk n hanyalah ilmu. Dan barang siapa yang mengambil ilmu itu, maka sungguh telah mendapatkan bagian yang paling banyak. “

Laki-laki dan wanita diwajibkan menuntut ilmu, yaitu ilmun yang bersumber dari al-Qur’an dan Asd-sunnah karena denganilmu yang dipelajari, ia akan dapat mengerjakan ama-amalshalih,yang dengan itu akan mengantarkan mereka ke surga.

Kewajiban menuntut ilmu ini mencakup seluruh individu Muslim dan Muslimah,baiuk dia sebagaiorangb tuia, anak, karyawan, dosen, doktor, Profesor dan yang lainnya.Yaitu mereka wajib mengetahui ilmu yang berkaitan dengan mu’amalah mereka dengan Rabb-nya, baik tentang tauhid, rukun islam, ukun iman, akhlak, adab, dan mu’amalah dengan makhluk.

Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron dalam tulisannya dalam majalah Al-Furqon Edisi 01 th. Ke -10 dibawah judul Marilah Menuntut Ilmu .menyebutkan ilmu dulu, baru beramal, Setiap orang yang hendak bekerja tentu butuh ilmu terlebih dahulu, karena pekerjaan yang didasari dengan ilmu tentu lebih hasilnya, sedangkan pekerjaan tanpa ilmu, maka hasilnya kerusakan belaka. Ilmu membangun sedangkan kebodohan merusak. Jika untukdunia saja manusia membutuhkan ilmu demi mencapai keberhasilan, maka bagaimana dengan ibadah- untuk mencari kenikmatan dunia dan akhirat- tentu harus dengan ilmu juga. Rasullulah shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda :

“ Barang siapa beramal tidak ada tuntunan kami, maka amal itu ditolak.”

Orang yang beribadah tanpa ilmu bukan hanya ditolak amalnya, melainkan juga dihukum dan disiksa, karena dia melanggar perintah Allah Azza Wa jalla. Bukankah manusia ketika melanggar perintah manusia dia berhak dihukum, maka bagaimana dengan melanggar perintah Allah ‘Azza Wa jalla.

Oleh karena itu, surat yang pertama kali turun sebelum Rasullulah shallalahu ‘alaihi wasallam diperintahkan berdakwah adalah surat al-Alaq. Ini menunjukkan pentingnya ilmu. Sekalipun beliau shallalahu ‘alaihi wasallam seorang utusan Al;lah , hendaknya berdakwah dengan ilmu.
Mu’adz bin Jabal radhyallahu ‘anhum berkata : “ ilmu adalah imamya amal, sedangkan amal mengikjutinya “
Umar bin AbdulAziz rahimahullaah berkata : “ Barang siapa beribadah kepada Allah tanpa ilmu,mnaka kerusakannya lebih banyak dfari[pada kebaikannya.”
Imam Bukhari rahimahullaah berkata : Bab ilmu sebelumbarkata dan beramal” lalu beliau membaca ayat :

“Maka ketahuilah . bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan ( yang haq( melainkan Allah”

ImamBukhari rahimahullah berkata : Allah memulainya dengan ilmu.
Keterangan diatas mengecam kerasahli bid’ah bahwa atau kelompok gerakan yangberprinsip bahwa beramal dan berdakwah yang penting tujuannya baik. Prisnsip ini bathil. Sahjabat IbnuMs’ud radhyallaahu ‘anhum berkatan : “ Beberapa banyak orang yang ingin baik tetapi tidak mendapatkannya “.

Ustazd Aunur Rafiq bin Ghufron lebnih lanjut mengemukakan bahwa ilmu syari’at islam dibutuhkan setiap detik, karena setiap gerakan dan pekerjaan amalan hati butuh ilmu. Berkeyakinan, beribadah, bermu’amalah, atau berakhlak butuh ilmu. Hendak tidur dan bangun tidur butuhilmu, buang air besar dan air kecil butuh ilmu , berkumpul dengan isteri butuh ilmu. Mengapa demikian? Karena setiap perkataan, perbuatan, bahkan amalan hati pun akan dibalas oleh Allah azza wa jalla.Jika amalnya sesuai dengan sunnah Rasullulah shallalahu ‘alaihi wasllam maka dia diberi pahala, dan jika melanggar maka diqa disiksa. Allah Ta’ala berfirman :

“ Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabannya.” ( QS.al-Isro : 36 ).

Berikutnya juga dikemukakan bahwa, lain halnya dengan menuntut ilmu duniawi,kebutuhannya tidak setiap waktu. Tidak semua ilmu duniawi membahagiakn diri seseorang, bahkan boleh jadi mrusak aqidah,ibadah serta akhlak keluarga dan masyarakat. Bukankah manusia melupakan ibadah bahkan rusak moralnya karena hanya mementingkan duniawi.? Oleh karena itu carilah ilmu duniawi pada sisa nya waktu mencari ilmu akhirat. Orang yang mendahulukan menuntut ilmu akhirat rezekinya akan dimudahkan oleh Allah Azza wa jalla, akan dimudahkan segala urusannya, bahkan diampuni dosa dan kesalahannya serta diberi pahala.

Pengakuan secara jujur dan tulus dari seorang teman, sepertinya yang diungkapkannya karena kejahilannya terhadap ilmu agama sebelum mengikuti ta’lim, merupakan gambaran dari kondisi sebagian kaum muslimin ditengah-tengah kita dewasa ini, yang tidak dapat dipungkiri. Coba dibayangkan berbagai ragam yang terkait dengan agama tidak akan diketahui oleh seseorang apabila yang bersangkutan tidak mengetahui atau memiliki ilmunya. Sebagai contoh antara lain dapat diketengahkan sebagai berikut :

1.Bagaimana mentauhidkan Allah Ta’ala apabila tidak tahu atau tidak memiliki ilmu tentang tauhid.
2.Bagaimana tahu tentang syirik dengan segala seluk beluknya kalau kita tidak belajar untuk mengetahuinya.
3.Bagaimana tahu tentang apa yang di perintah Allah dan Rasul-Nya yang wajib dilakukan kalau tidak menuntut ilmu tentang perintah dan larangan yang tertera dalamal-Qur’an dan As-sunnah.
4.Bagaimana tahu tentang hukum haram , halal dan makruhnya sesuatu apabila tidak menuntut ilmu tentang haram,halal dan makruh.
5.Bagaimana kita tahu tentang sunnah Rasullulah shalalahu ‘alaihi wasallam , kalau kita tidak belajar tentang hadits.
6.Bagaimana kita tahu tentang sunnah dan bid’ah sesuatu ibadah,kalau tidak belajar tentang itu.
7.Bagaimana kita tahun tentang yang haq dan yang bathil, yang benar dan yang sesat, maksiat dan munkar serta zalim, kalau tidak belajar.
8.Bagaimana kita dapat melakukan segala bentuk ibadah seperti shalat,puasa, zakat, haji yang benar sesuai dengan petunjuk Rasullulah shallalahu ‘alaihi wasalla, kalau tidak menuntut ilmu tentang ibadah tersebut.
9.Bagaimana kita dapat tahu tentang shahih, dha’if dan ma’udhu sebuah hadits , kalau tidak pernqah mempelajari ilmu hadits.
10.Bagaimana kita dapat melakukan amalan-amalan sunnah sehari-hari yang dianjurkan kalau tidak mempelajarinya.
11. Dan banyak lagi yang lainnya lagi yang tidak dikemukakan disini

Menuntut ilmu itu tidak harus dilakukan secara formal disekolahan, siapa saja dapat melakukannya dengan berbagai cara sesuai dengan situasi dan kondisi, dan yang lazim bagi yang sudah berumur dan tidak mempunyai kesempatan mengikuti pendidikan formal dapat melakukannya melalui pendidikan non formal seperti majelis ta’lim dan tentunya harus diseleksi majelis ta’lim mana yang benar-benar menyampaikan ilmu yang bermanfaat, jangan sampai salah pilih mengikuti majelis ta’lim yang mengajarkan kebid’ah-an.

Menuntut ilmu juga perlu dilakukan dengan membaca buku-buku tentang agama yang disusun oleh ulama-ulama yang bermanhaj salafus shalih dan meninggalkan buku-buku yang memuat hal-hal bid’ah dan menyesatkan seperti buku-buku ulama syiah, buku-buku tashawuf, falsafah dan lainnya.

Sangat ironis sekali banyak kaum muslimin dirumahnya tidak memiliki satu bukupun tentang hadits shahih, seperti Shahih Bukhari, Shahih Muslim, At-Tirmidzi, Abu Dawud, dan yang lainnya. Karenan dalambuku hadits tersebut diperoleh petunnjuk bagaimana menjalani hidup agar diridaai oleh Allah Subhanahu Ta’ala yang sesuai dengan sunnah Rasulluah shallalahu ‘alaihi wasallam. ( Wallaahu Ta’ala ‘alam )

Diselesaikan menjelang ba’da dhuha, Jum’ah 18 Sya’ban 1431 H / 30 Juli 2010.

Rabu, 28 Juli 2010

MELAZIMKAN DZIKIR PAGI & PETANG DI RUMAH SEBAGAI AMALAN SUNNAH YANG DIANJURKAN



O l e h : Musni Japrie al-Pasery.

Berdo’a dan berdzikir kepada Allah Subhanahu wata’ala merupakan kesibukan yang terbaik , dan cara yang paling utama bagi seseorang untuk mendekatkan diri kepada Allah yang Maha Suci dan Maha Tinggi. Berdo’a dan berdzikir adalah kunci segala kebaikan yang akan diperoleh seorang hamba di dunia dan di akhirat , pencegah segala bentuk keburukan, mendatangkan berbagai manfaat dan menolak datangnya bahaya.
Demikian ujar ustadz Yasid bin Abdul Qadir Jawas dalam buku beliau Do’a dan Wirid.

Imam Ibnul Qayyin rahimahullaah berkata : ‘ Jika Allah akan memberi kunci kepada seorang hamba, berarti Allah membukakan (pintu kebaikan) kepadanya dan jika seseorang disesatkan Allah, berarti ia akan tetap berada dimuka pintu tersebut “. Bila seseorang tidak dibukakan hatinya untuk berdoa dan berdzikir, maka hatinya selalu bimbang, perasaannya gundah gulana, fikirannya kalut, selalu gelisah,hasrat dan keinginannya menjadi lemah.
Namun bila seorang hamba selalu berdo’a dan berdzikir, selalu memohon perlindungan kepada Alah dari berbagai keburukan,niscaya hatinya menjadi tenang karena ingat kepada Allah. Allah Ta’ala berfirman :

“Ingatlah ,hanya dengan mengingat Allah hati akan menjadi tenang “ ( QS.Ar-Ra’d : 28 )
,
Seorang hamba yang selalu menekuni dzikir, setiap hari dan setiap waktu, termasuk di dalamnya membaca al-Qur’an setiap hari, karena al-Qur’an adalah sebaik-baik dzikir, dan senantiasa berdoa dan mengikhlaskan ibadah hanya kepada llah subhanahu wata’ala saja, menjauhkan sikap lalai, maka Allah akan menghidupkan dan memberikan cahaya kepada hatinya.

Dari sekian banyak amalan sunnnah yang dianjurkan oleh Rasullulah shallalhu ‘alaihi wasallam untuk dilakukan dirumah adalah memperbanyak zikir di dalamnya. Sehingga rumah akan menjadi surga dunia yang penuh dengan ketenangan, kebahagiaan, ketentraman, bagi jiwa sipenghuninya, dan terhindar dari segala bentuk kegelisahan
.
Namun disini yang dimaksud memperbanyak dzikir bukanlah seperti yang dimaksudkan oleh sebagian orang dengan baca-bacaan tertentu yang bukan bersumber dari Rasullullah shallalahu ‘alaihi wasallam, atau sebagaimana yang sering dianjurkan oleh berbagai majelis ta’lim untuk mengamalkan dzikir dan wirid tertentu dalam jumlah hitungan sekian ribu kali dengan menggunakan biji-bijian tasbeh, seperti misalnya mengamalkan dalam sehari membaca Tasybih seribu kali, Tahmid seribu kali, Tahlil seribu kali, atau dzikir yang diamalkan untuk malam hari, dimana untuk tiap-tiap malam lain zikirnya. Atau ada juga majelis ta’lim yang menganjurkan kepada jama’ahnya untuk setiap hari dan malam membaca hanyqa khusus shalawat kepada Nabi Shallalahu ‘alaihi wasallam sebanyak-banyaknya. Semua dzikir seperti itu tidak pernah dicontohkan atau dikerjakan oleh Rasullullah shallalahu ’alaihi wasallam. Begitu juga para sahabat, para tabi’in dan tabiu’ut tabi’n. Meskipun ucapan dzikir tersebut berasal dari Rasullulah shallalahu \alaihi wasallam, namun membaca dzikir dengan jumlah hitungan tertentu bukan dari beliau. Karena tidak ada satupun riwayat yang shahih yang menyebutkannya.

Ada satu riwayat shahih bahwa ‘Abdullah bin Mas’ud radhyallahu anhum pernah melihat satu kaum di masjid , mereka membuat beberapa halakah (kelompok) , setiap halakah ada seorang yang memimpin dan ditangan mereka ada biji-bijian tasbih, lalu (sipemimpin) berkata” “ Bertakbirlah seratus kali, dan mereka bertakbir seratus kali. Dan berkata sipemimpin bertahlillah seratus kali( ucapkan Laa Ilaaha illahlaah) seratus kali,”dan mereka bertahlil seratus kali, kemudian berkata lagi sipemimpin bertasbihlah seratus kali( ucapkanlah : Subhaanallaah) seratus kali :, dan mereka bertasbih seratus kali.
Kemudian Abdullah bin Mas’ud mendatangi halakah dzikir tersebut, lalu berkata: “ Apa ang kalian lakukan “.(ini adalah) batu kerikil ( biji-bijian tasbih) yang kami pakai untuk menghitung tahlil dan tasbih.” “Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhum berkata : “ Hitunglah kejelekan dan kesalahan-kesalahan kalian, aku jamin tidak akan hilang kebaikan-kebaikan kalian. Celakalah kalian wahai umat Muhammad, alangkah cepatnya kebinasaan kalian , mereka sahabat-sahabat Nabi shallahu ‘alaihi wasallam banyak yang masih hidup, ini pakaiannya belum rusak dan bejananya belum hancur,demi Rabb yang jiwaku ada ditangan-Nya , apakah kalian merasa lebih baik dari agama Nabi Muhammad shalllalhu ‘alaihi wasallam atau kalian membuka pintu kesesatan. Mereka berkata : “ Demi Allah , wahai Abu ‘Abdirahman, kami tidak menginkan kecuali kebaikan” Beliau berkata : ‘ Betapa banyak orang yang menginginkan kebaikan tetapi tidak benar caranya!

Mengulas riwayat tersebut diatas Ustadz Yasid bin Abdul Qadir Jawas dalam buku beliau doa &Wirid mengatakan : Riwayat ini banyak sekali manfaatnya, diantaranya:

- ‘Abdullah bin Mas’ud radhyallaahu ‘anhum mengingkari cara berdzikir dengan berjama’ah meskipun niatnya baik, karena hal ini merupakan sesuatu yang baru dalam ibadah, yaitu bid’ah, dan setiap bid’ah adalah kesesatan meskipun dianggap baik oleh orang banyak.
-
- Yang menjadi tolok ukur dalam beragama bukanlah banyaknya ibadah, tetapi ibadah itu sesuai dengan sunah atau tidak? Dan setiap orang harus menjauhkan bid’ah, karena bid’ah akan membawa kebinasaan

- Bahwa pemahaman para sahabat radhyallaahu ‘anhum adalah hujjah. Kalau seandainya dzikir secara berjama’ah itu baik, maka para sahabat sudah melakukannya. Karena para sahabat tidak melakukannya, maka tidaklah seharusnya umat islam generasi yang belakangan melakukan apa yang tidak pernah dilakukan oleh para sahabat tersebut.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan : Tidak diragukan lagi,bahwa sesungguhnya do’a dan dzikir adalah termasuk ibadah yang sangat utama . Ibadah itu harus didasari atas sikap ittiba’ (mengikuti jejak) Nabi shallalahu ‘alaihi wasallam dengan konsekwen dan konsisten.bukan mengikuti hawa nafsu dan bukan pula mengada-ada, membuat sesuatu yang baru yang tidak ada contohnya (bid’ah) . Do’a dan dzikir yang dicontohkan Nabi Shallalahu ‘alaihi wasllam adalah bentuk doa dan dzikir paling utama yang seharusnya diamalkan oleh setiap muslim.

Orang yang melaksanakan do’a dan dzilir yang dicontohkan Nabi Shallalahu ‘alaihi wasallam, ia akan merasa aman dan selam doa yang dibuat-buat, ada yang diharamkan dan ada yang makruh, bahkan ada yang syirik dan banyak sekali orang yang tidak tahu.

Yang diperintahkan bagi seorang muslim adalah berdzikir kepada Allah sesuai dengan apa yang disyari’atkan agama, dan berdoa kepada Allah Subhanahu wata’ala dengan doa yang ma’-tshur yang datang dari al-Qur’an dan sunnah Nabi shallalahu ‘alaihi wasallam yang shahih. Karena itu, wajib atas seorang muslim mengikuti (ittiba’) apa yang telah disyari’atkan Allah dan apa yang telah dicontohkan Nabi-Nya.

Diantara petunjuk Nabi Shalalahu ‘alaihi wasallam ialah agar di rumah memperbanyak dzikir di dalamnya. Diriwayatkan dari Abu Musa al-Asy’ari radhyallaahu anhum , dari Rasullullah shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda :

“ Perumpamaan rumah yang digunakan dzikir kepada Allah di dalamnya dan rumah tidak pernah digunakan dzikir kepadaAllah di dalamnya, seperti perumpamaan orang yangb hidup dan orang yang mati”(HR.Bukhari dan Muslim ).

Berbagai jenis dan ragam do’a dan dzikir sesuai dengan situasi dan kondisi serta tempat telah diajarkan oleh Rasullulah shallalahu ‘alaihi wasallam, yang seharusnya jadi amalan kaum muslimin, sebagaimana yang dimuat dalam buku Do’a & Wirid Ustadz Yasid bin Abdul Qadir Jawas antara lain adalah dzikir Pagi dan Petang.

Mengenai dzikir pagi dan petang ini dalil dari al-Qur’an tertera dalam surah Al-Ahzaab: 41-42 . Allah Ta’ala berfirman :
“ Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut Nama Allah) dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang “
.
Selain ayat tersebut diatas, berkenaan dengan dzikir pagi dan petang ini Allah Ta’ala dalam al-Qur’an surah Al- Mu’min : 55 juga berfirman sebagai berikut :
“ Maka bersabarlah kamu,karena sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbilah seraya memuji Raab-mu pada waktu petang dan pagi.”

Di surah lain Allah Ta’ala berfirman :
“ Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan dan bertasbihlah sambil memuji Raab-mu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya” ( QS. Qaaf : 39 )

Sedangkan dalil berupa hadits dari Rasullulah shalalahu ‘alaihi wasallam mengenai diperintahkannya berdzikir pada pagi dan petang ini datang dari Anas bin Malik radhyallaahu ‘anhum, ia berkata : “ Rasullulah shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“ Aku duduk bersama orang-orang yang berdzikir kepada Allah dari mulai shalat subuh sampai terbit matahari lebih aku sukai daripada memerdekakan empat orang budak dari anak ismail. Dan aku duduk bersama orang-orang yang berdzikir kepada Allah dari mulai shalat ashar sampai terbenam matahari lebih aku cintai daripada memerdekan empat orang budak” ( HR. Abu Dawud.)

Tentang waktu dzikir ini oleh Ibnu Qayyim rahimahullaah disebutkan antara subuh hingga matahari terbit, dan antara ‘ashar hingga terbenam matahari.

Apabila kita menyimak kandungan dzikir pagi dan petang tersebut maka di dalamnya banyak sekali do’a permohonan/permintaan kepada Allah Subhanahu Wata’ala dalam banyak hal seperti permohonan ampunan atas dosa-dosa dan permohonan dimasukkan kedalam surga, permohonan diberikan petunjuk, permohonan perlindungan dari gangguan jin dan syetan, permohonan kesehatan, permohonan diberi rezeki, permohonan diberikan ilmu bermanfaat, permohonan agar dilindungi dari rasa malas dan pikun, permohonan perlindungan dari kejahatan dan gangguan dari makhluk ciptaan Allah, permohonan perlindungan dan tercegah dari segala bentuk kejahatan apa saja, permohonan untuk diselamatkan tubuh dari penyakit dan dari apa yang tidak diinginkan, permohonan keselamatan pendengaran, penglihatan , permohonan perlindungan dari kekufuran kefakiran, permohonan perlindungan dari azab kubur, permohonan kebajikan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan harta, permohonan ketenteraman dari rasa takut, permohonan pemeliharaan, permohonan perlindungan dari kejahatan diri sendiri, syaitan dan ajakan menyekutukan Allah, permohonan perlindungan dari berbuat kejelekan, permohonan untuk minta pertolongan agar memperbaiki segala urusan, permohonan agar amalan yang diterima. Dan banyak lagi yang lainnya. Sehingga apabila dirinci maka lengkaplah segala permohonan kita kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang berkaitan kepentingan kebaikan di dunia dan kebaikan diakhirat.

Patut untuk diketahui bahwa mereka yang mengamalkan dan membiasakan diri untuk membaca dzikir pagi dan petang ini secara rutin dan kontinyu serta istiqomah pasti akan memperoleh keuntungan, karena banyak sekali faedah/manfaat yang dapat dipetik darinya .
Janganlah lalai dan meninggalkan dzikir pagi dan petang ini di rumah yang memerlukan waktu tidak lama, sisihkanlah waktu paling lama hanya 10 menit.

Sementara ini banyak diantara kita kaum muslimin yang menghabiskan waktunya baik pada pagi hari ataupun sore hari secara terjadwal hanya untuk kepentingan dunia belaka seperti tidak pernah absen berolah raga, membaca koran sebagai sarapan pelengkap yang tidak pernah tertinggal, mengikuti berita-berita di televisi, mendengarkan musik untuk sekedar memuaskan hawa nafsu. Tetapi sangat disayangkan melalaikan atau bahkan samasekali melupakan dzikir pagi dan petang yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu Wata’ala sebagaimana yang tertera dalam al-Quran dan sunnah Rasullulah shallalahu ‘alaihi wasallam sebagaimana yang telah dikutipkan diatas. Sebagian kaum muslimin tidak pernah mau menjadwalkan waktunya setiap hari pada pagi dan sore untuk dzikir padi dan petang.

Mungkin ada diantara kaum muslimin banyak yang kesulitan untuk menghafal lafadz-lafadz dari dzikir pagi dan petang tersebut, namun ini bukanlah menjadikan kesulitan untuk mengamalkannya, karena perintah untuk mengamalkannya adalah dengan cara membaca, yang tentunya boleh dengan melihat teksnya.

Buku mengenai dzikir pagi dan petang ini tidak sulit untuk memperolehnya karena banyak dijual di toko-toko buku agama terutama ditoko-toko buku-buku yang mengutamakan menjual buku-buku assunnah . Dengan harga yang sangat murah sekali dan tidak mungkin tidak dapat terbeli oleh kalangan masyarakat miskin sekalipun.

Bersegaralah menuju kepada kebaikan sesuai dengan yang diperintahkan melalui sunnah Rasullulah shallalahu ‘alaihi wasallam, janganlah kita mau dilalaikan oleh godaan hawa nafsu yang didalangi oleh syaitan baik dia berbentuk jin ataupun berbentuk manusia. ( Walaahu Ta’ala ‘alam)

Diselesaikan pada hari Kamis, menjelang dhuha 17 Sya'ban 1431 H/ 29 Juli 2010
http://musnijaprie-alpasery.blogspot.com

Minggu, 25 Juli 2010

JANGAN JADIKAN RUMAHMU SEPERTI KUBURAN


Sudah menjadi fenomena umum dimana-mana sekarang ini, apalagi menjelang datangnya bulan ramadhan,orang pada berlomba-lomba dan berjejal dijalan masuk menuju lokasi kuburan kaum muslimin, demikian pula lalu lintas disekitar menuju kuburan pada macet, karena kesibukan para peziarah mendatangi kuburan para kerabat yang telah mendahuluinya. Kedatangan mereka tersebut adalah untuk berdoa serta membacakan ayat-ayat al-Qur’an yang katanya pahalanya diperuntukkan bagi penghuni kubur.

Tidak kalah pula keramaian di lokasi kuburan para orang-orang shalih dan para wali yang dikramatkan, kaum muslimin yang terdiri dari para pria dan wanita dari segala lapisan masyarakat, baik para orang-orang awam maupun para ustadz dan kiai datang dari segala penjuru meskipun harus melakukan syafar (perjalanan) jauh,hanya sekedar untuk melakukan ibadat disana,berdoa dan membaca al-Qur’an disisi kubur dan berstighosah, meskipun sudah jelas dilarang oleh syari’at islam.

Dari gambaran tersebut diatas secara nyata nampak bahwa masih banyak dari kalangan kaum muslimin dimasa kini menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah, yaitu dengan berdoa dan membaca al-Qur’an dan bahkan sholat disisi kuburan ( karena menurut para ulama berdoa, membaca al-Quran termasuk bagian dari ibadah ) . Sedangkan dilain pihak masjid dan langgar kosong melompong dari kegiatan ibadah jama’ahnya, lebih-lebih lagi dengan rumah tempat kediaman mereka. Bagaimana kaum muslimin dapat meciptakan suasana sebagai banyak dikatakan orang :’ Rumahku surgaku di dunia “. Mereka sebaliknya telah menjadikan rumah tempat tinggalnya sebagai kuburan, karena kosong dan jauh dari kegiatan ibadah. Tetapi malah memilih kubur untuk b erdo’a dan membaca al-Qur’an dengan dalih untuk mendapatkan baraqah.

Seseorang yang ingin menjadikan rumahnya surga dunia, yaitu rumah yang penuh dengan kebahagian dan kenikmatan ,hendaklah dia mebedakan antara rumahnya dan kuburan dengan memperbanyak ibadah di dalamnya, karena kuburan bukan tempat yang layak untuk dilakukan ibadah.halini secara tegas dinyatakan dalam sebuah hadits riwayat Abu Daud, Ahmad dan Tharani, dishahihkan oleh Syaikh Albani rahimahullah dalamShahihul Jami : 7226 .Dari Abu Hurairah radhyallaahu ‘anhum,bahwasanya Nabi Shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“ Janganlah kamu menjadikan rumahmu seperti kuburan, danj jangan puloa kamumenjadikaan kuburankub tempat perayaan yang selalu didatangi berulang-ulang,dan bersholawatlah kepadaku , sesungguhnya sholawatmu sampai kepadaku dimanapun kamu berada “

Di hadits lain yang diriwayatkan Hafidz Dhiya’uddin al- Maqwdisi,disahihkan oleh Syaikh Albani rahimahullaah di Shahihul Jami : 3785 , dari Ali bin Husain bahwa ia melihat seseorang mendatangi ruangan di kuburan Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam,orang itu masuk kedalamnya dan berdoa, maka Ali pun melarangnya seraya berkata : “ Aku sampaikan kepadamu hadits yang aku dengan dari ayahku ( Husain bin Ali rahimahullah ), dari kakekku ( Ali bin Abi Thalib rahimahullah ) , dari Rasullullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“ Janganlah kamu menjadikan kuburanku tempat perayaan yang selalu didatangi secara berulang-ulang ,jangan pula kamu menjadikan rumahmu seperti kuburan, dan bersholawatlah kepadaku, sesungguhnya sholawatmu sampai kepadaku di manapun kamu berada”.

Dari Zaid bin Kholid al-Juhani radhyallaahu ‘anhum, dari Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam :

“ Janganlah kamu menjadikan rumahmu seperti kuburan, kerjakan shalat di dalamnya ( HR. Ahmad, lihat ash- Shahihah: 2418 )

Hadits-hadits diatas menegaskan larangan menjadikan rumah seperti kuburan disebabkan meninggalkan ibadah di rumah . Maka barang siapa tidakmenghidupkan rumahnya dengan ibadah,berarti dia telah menjadikan rumahnya seperti kuburan. Sebab sebaliknya di kuburan tidak diperkenankan atau dilarang untuk dijadikan sebagai tempat beribadah.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata : “ Janganlah kamu meninggalkan shalat, doa dan membaca al-Qur’an di rumah sehingga rumah itu seperti kuburan. Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan umatnya agar memperbanyak ibadah dirumah dan melarang ibadah di kuburan,hal in berbeda dengan apa yang dikerjakan oleh orang-orang musyrik dari kaum nashara dan orang-orang yang menyerupai mereka dari umat ini “( Lihat Iqtidho” Shirotil Mustaqim : 2/172)

Wallaahu ta’ala ‘alam

Disadur dari majalah islami Adz-Dzakhiirah Vol.8 No. 9 Edisi 63-1431/2010 di bawah judul : Rumahku Surgaku di Dunia. Dengan penambahan dan pengurangan redaksi.
Diselesaikan pada hari Jum’ah , 11 Sya’ban 1341/23 Juli 2010,ba’da ‘ashar.
Oleh Musni Japrie al-Pasery.( http://musnijaprie-alpasery.blogspot.co/,
Diposkan oleh MUSNI JAPRIE al-PASERY di 02:16

Sabtu, 24 Juli 2010

Hidupkanlah Rumahmu Dengan Sholat Sunnah


Semua orang menghajatkan untuk dapat menciptakan surga di dalam rumahnya, dimana semua orang mengharapkan di rumahnya tercipta ketengangan,kedamaian, kebahagian, kenikmatan dan lain sebagainya yang jauh sari segala bentuk keburukan. Namun menjadikan rumah sebagai surga di dunia tidak lah akan terwujud apabila jauh dari rahmat Allah Subhanahu wata'ala,meskipun di dalam rumah tersebut tersedia secara lengkap berbagai bentuk fasilitas dan materi yang menunjang kebutuhan hidup.

Karenanya amatlah penting bagai setiap umat islam yang mendambakan adanya rahmat Allah pada rumah kediamannya untuk senantiasa memperhatikan hak-hak Allah dan hak-hak Rasul. Apakah hak-hak Allah dan hak-hak Rasullullah shalalahu 'alaihi wassalamyang harus dipenuhi,yaitu keta'atan kita kepadaAllah dan Rasul, dengan cara mengikuti dan melaksanakan semua bentuk perintah Allah dan Rasullulah shallalahu 'alaihi wasallam dan menjauhi segala bentuk larangan yang telah digariskan baik dalam al-Qur'an maupoun dala as-Sunnah.

Diantara petunjuk Nabi Shallalahu 'alaihi wasallam agar rumah menjadi surga dunia adalah menghidupkan rumah dengan shalat sunah di dalamrumahnya. Diriwayatkan dari Ibnu UYmnar radhyallahu 'anhum. dari Nabi Shallalahu 'alaihi wasallam bersabda :

" Kerjakan sebagian shalatmu di rumahmu dan jangan jadikan rumahmu seperti kuburan " ( HR. Bukhari: 432, Muslim : 1816 ).

Perintah shalat di rumah pada hadits di atas yang dimaksud adalah shalat sunnah secara umum seperti shalat malam, shalat wudhu, shalat taubat, shalat istikhoaroh, shalat rawatib ( shalat shalat sunah yang berkaitan dengan shalat fardu) dan lainnya, selain yang dianjurkan di masjid secara khusus sepert shalat tahiyat masjid, shalat gerhanan dan lainnya.

Hadits dari Jabir dan Anas radhyallaahu 'anhum , dari Nabi Shallalahu 'alaihi wasallam:

" Kerjakan shalat dirumahmu dan jangan tinggalkan shalat sunnah di dalammnya. ( HR, Daruquthni, lihat ash-Shahihah :1910).

Sesungguhnya Allah Subhanahu Wata’ala akan mencurahkan berkah, rahmat dan kepada rumah kebaikan yang dihidupkan dengan shalat sunnah. Karenanya janganlah melalailakan shalat sunnah dirumah. Segeralah untuk menuju rumah setelah dari masjid menunaikan shalat fardi,kecuali ada kegiaran lain sepertimengikuti ta’limba’da shalat fardu, tidak mengapa melakukan shalat sunnah ba’diyah di masjid, karena kuatir terlupakan.

Sebuah hadits dari Jabir radhyallaahu ‘anhum , ia berkata , bahwa Rasullulah shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Apabila salah seorang dari kalian telah selesai mengerjakan shalat (wajib) di masjid, maka hendaklah dia menjadikan sebagian shalat (sunnah) di rumahnya, karena sesungguhnya Allah menjadikan suatu kebaikan di rumahnya dari slalatnya ( HR.Muslim : 1819 ).

Dari apa yang disabdakan oleh Rasullullah tersebut pada hakekatnya diperintahkan kepada kita setelah selesai dari mengerjakan shalat fardu dimasjid, maka seyogyanya untuk shalat rawatibnya dalam hal ini ba’diyah dikerjakan dirumah. Namun banyak diantara kita yang mengabaikan perintah melakukan shalat sunnah ini di rumah. Mereka biasanya setelah selesai melakukan shalat fardu langsung melanjutkan shalat sunnah ba’diyah nya di masjid juga.

Secara umum hadits yang berkenaan dengan perintah melakukan shalat sunnah ini di lakukan , diasumsikan bahwa orang-orang pada umumnya melakukan shalat fardu di masjid. Namun hampir kebanyakan orang rata-rata lebih banyak menyukai melakukan shalat fardunya di rumah meskipun bagi mereka yang shalat di masjid secara berjama’ah mendapatkan ganjaran 27 derajat lebih tinggi dibandingkan dengan melakukan shalat dirumah.

Rasullulah shallalahu ‘alaihi wasallam menyebutkan bahwa melakukan shalat sunnah dirumah jauh klebih baik dan lebih mulia dibandingkan dengan melakukan shalat sunnah di masjid, sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadits dari Zaid bin Tsabit radhyalaahu ‘anhum, bahwa Rasullulah shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda :

“ Wahai manusia, kerjakanlah shalat di rumahmu,karena sebaik-baik shalat yang dikerjakan seseorang adalah di rumahnya kecuali shalatv wajib ( HR. Bukhari : 731, Muslim : 1822 )

Disebutkan dalam hadits bahwa ternyata shalat sunah yang dikerjakan dirumah lebih baik dari pada shalat sunah di masjid Nabawi, sebagaimana riwayar Abu Daud dari Zaid bin Tsabit radhyallahu ‘anhum, dari Nabi Shallalahi ‘alaihi wasallam bersabda :

“ Shalat sunnah salah seorang diantara kalian dirumahnya lebih baik dari shalatnya dimasjidku ini (masjid Nabawi), kecuali shalat wajib.”

Hadits tersebut menggambarkan betapa tingginya nilai shalat sunah dilakukan dirumah, karena Rasullulah shallalahu ‘alaihi wasallam memberitahukan kepada sahabat beliau bahwa shalat sunnah di rumah lebih baik dari shalatnya dimasjid Nabawi , meskipun shalat dimasjid Nabawi lebih baik dari shalat di masjid lain. Sehingga seyogyanya kita lebih mengutamakan shalat-shalat rawatib dilakukan di rumah saja, meskipun kita telah melakukan shalat fardu di masjid.

Berkaitan dengan keutamaan shalat sunnah di rumah dibadingkan apalbiala dilakukan dimasjid, pernah ditanyakan oleh seorang sahabat, sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadits riwayat Ahmad, Ibnu Majah,Ibu Khuzaimah dari Abadullah bin Sa’ad radhyallahu ‘anhum ia berkata : ‘ Aku bertanya kepada Rasullulah shalalahu ‘alaihi wasallam manakah yang lebih utama shalat dirumah atau shalat di masjid Maka beliau bersabda :

“ Tidakkah kau perhatikan rumahku betapa dekatnya dengan masjid! Sungguh aku mengerjakan shalat di rumah lebih aku cintai daripada aku mengerjakan shalat di masjid, kecuali shalat wajib “

Dari hadits tersebut faedah yang dapat diambil bahwa sesungguhnya tidak ada pilihan lain yang lebih baik yang harus dilakukan kecuali melakukan shalat sunnah di rumah,sehingga kita mendapatkan nilai lebih berupa keutamaannya.

Keutamaan yang didapatkan dari melakukan shalat sunnah dirumah dibandingkan apabila dilakukan di masjid adalah bahwa shalat sunnah yang dikerjakan di rumah pahalanya lebih banyak daripada shalat sunnah di masjid. Banyaknya pahala yang diperoleh dengan melakukan shalat sunah di rumah tersebut sesuai dengan sabda Rasullullah shallalahu ‘alaihi wasallam

Shalat sunnah yang dikerjakan seseorang dirumahnya (pahalanya) lebih banyak daripada shalat sunnah yang dia kerjakan di sisi manusia (di masjid) seperti pahala shalat (wajib) yang dikerjakan seseorang berjamaah di bandingkan shalat (wajib) yang dia kerjakan sendiri.” (HR. Ibnu Abi Sayibah, lihat Shahibul Jami’ : 2953, dan Ash-Shahihah “ 3149).

Hadits lain yang serupa mengenai besarnya pahala shalat sunnah di rumah dibandingkan dengan shalat sunnah yang dikerjakan di masjid yang disaksikan orang lain, juga diriwayatkan oleh Thabrani yang datangnya dari Suhaib bin Nu’man radhyallaahu ‘anhum dari Nabi Shallalahu ‘alaihi wasallam :

“ Keutamaan shalat sunnah yang dikerjakan seseorang di rumahnya dibandingkan dengan shalat yang dia kerjakan di hadapan manusia (di masjid) seperti keutamaan shalatwajib dibandingkan dengan shalat sunnah”(Lihat Shahih Targhib ra Tarhib;441)

Keutamaan shalat sunnah di rumah dibandingkan dengan shalat sunnah di masjid,adalah dikarenakan shalat sunnah di rumah tidak disaksikan atau dilihat orang lain, sebagaimana kalau shalat sunnah dilakukan di masjid yang tentunya disaksilan oleh banyak orang, sehingga kemungkinan akan timbul rasa bangga dilihat orang banyak. Karena tentunya salah satu hikmah mengapa Nabi Shallalahu ‘alaihi wasallam menekankan agar shalat sunah dikerjakan dirumah adalah menutup jalan kemungkinan akan adanya rasa riya.

Mengenai hal tersebut dipertegas oleh hadits yang datangnya dari : Suhaib radhyallahu ‘anhum, dari Nabi shallalahu ‘alaihi wasallam :

“Shalat yang dikerjakan seseorang dirumahnya yang tidak dilihat manusia lebih baik dari shalat yang dia kerjakan di hadapan manusia ( dimasjid) dengan dua puluh lima (derajat)” ( HR. Abu Ya’la.lihat Shaibul Jami’ :3821)

Dari penjelasan diatas dapatlah dipetik manfaat bahwa betapa sesungguhnya pentingnya melakukan pendekatan diri kepada Allah Subhanahu wata’ala melalui ibadah berupa shalat sunnah yang dilakukan di rumah,sehingga seharusnya bagi kita yang telah mengerjakan shalat wajib di masjid dengan berjama’ah hendaknya melanjutkan shalat sunnahnya di rumah. Karena dengan melakukan shalat sunnah dirumah Rasullulah telah menjanjikan akan

mendapatkan ganjaran pahala yang besarnya sama dengan pahala melakukan shalat berjama’ah.

Nabi Shallalahu ‘alaihi wasallam telah memberikan contoh dan menganjurkan kepada umatnya agar melakukan shalat sunnah dirumah, dan kewajiban bagi kita untuk mengikuti apa yang beliau lakukan.

Kita hendaknya menghidupkan sunnah yang mulia ini dan menyamnpaikannya kepada kaum muslimin, dan siapa yang menghidupkan sunnah Nabi shallalahu ‘alaihi wasallam, maka Allah akan menjadikan kebaikan dan kemuliaan baginya di dunia dan di akhirat.

Disadur dari Majalah islami Adz-Dzakhiirah Volume 8 Edisi 63 1431/2010 di bawah judul Rumahku Surgaku di Dunia dengan beberapa perubahan dan penambahan serta pengurangan disana sini.

Diselesaikan pada hari ahad ba’da zuhur tgl. 13 Sya’ban 1431/25 Juli 2010.

htpp//musnijaprie-alpasery.blogspot.com

Jumat, 23 Juli 2010

Jangan Jadikan Rumahmu Sebagai Kuburan


Sudah menjadi fenomena umum dimana-mana sekarang ini, apalagi menjelang datangnya bulan ramadhan,orang pada berlomba-lomba dan berjejal dijalan masuk menuju lokasi kuburan kaum muslimin, demikian pula lalu lintas disekitar menuju kuburan pada macet, karena kesibukan para peziarah mendatangi kuburan para kerabat yang telah mendahuluinya. Kedatangan mereka tersebut adalah untuk berdoa serta membacakan ayat-ayat al-Qur’an yang katanya pahalanya diperuntukkan bagi penghuni kubur.

Tidak kalah pula keramaian di lokasi kuburan para orang-orang shalih dan para wali yang dikramatkan, kaum muslimin yang terdiri dari para pria dan wanita dari segala lapisan masyarakat, baik para orang-orang awam maupun para ustadz dan kiai datang dari segala penjuru meskipun harus melakukan syafar (perjalanan) jauh,hanya sekedar untuk melakukan ibadat disana,berdoa dan membaca al-Qur’an disisi kubur dan berstighosah, meskipun sudah jelas dilarang oleh syari’at islam.

Dari gambaran tersebut diatas secara nyata nampak bahwa masih banyak dari kalangan kaum muslimin dimasa kini menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah, yaitu dengan berdoa dan membaca al-Qur’an dan bahkan sholat disisi kuburan ( karena menurut para ulama berdoa, membaca al-Quran termasuk bagian dari ibadah ) . Sedangkan dilain pihak masjid dan langgar kosong melompong dari kegiatan ibadah jama’ahnya, lebih-lebih lagi dengan rumah tempat kediaman mereka. Bagaimana kaum muslimin dapat meciptakan suasana sebagai banyak dikatakan orang :’ Rumahku surgaku di dunia “. Mereka sebaliknya telah menjadikan rumah tempat tinggalnya sebagai kuburan, karena kosong dan jauh dari kegiatan ibadah. Tetapi malah memilih kubur untuk b erdo’a dan membaca al-Qur’an dengan dalih untuk mendapatkan baraqah.

Seseorang yang ingin menjadikan rumahnya surga dunia, yaitu rumah yang penuh dengan kebahagian dan kenikmatan ,hendaklah dia mebedakan antara rumahnya dan kuburan dengan memperbanyak ibadah di dalamnya, karena kuburan bukan tempat yang layak untuk dilakukan ibadah.halini secara tegas dinyatakan dalam sebuah hadits riwayat Abu Daud, Ahmad dan Tharani, dishahihkan oleh Syaikh Albani rahimahullah dalamShahihul Jami : 7226 .Dari Abu Hurairah radhyallaahu ‘anhum,bahwasanya Nabi Shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“ Janganlah kamu menjadikan rumahmu seperti kuburan, danj jangan puloa kamumenjadikaan kuburankub tempat perayaan yang selalu didatangi berulang-ulang,dan bersholawatlah kepadaku , sesungguhnya sholawatmu sampai kepadaku dimanapun kamu berada “

Di hadits lain yang diriwayatkan Hafidz Dhiya’uddin al- Maqwdisi,disahihkan oleh Syaikh Albani rahimahullaah di Shahihul Jami : 3785 , dari Ali bin Husain bahwa ia melihat seseorang mendatangi ruangan di kuburan Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam,orang itu masuk kedalamnya dan berdoa, maka Ali pun melarangnya seraya berkata : “ Aku sampaikan kepadamu hadits yang aku dengan dari ayahku ( Husain bin Ali rahimahullah ), dari kakekku ( Ali bin Abi Thalib rahimahullah ) , dari Rasullullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“ Janganlah kamu menjadikan kuburanku tempat perayaan yang selalu didatangi secara berulang-ulang ,jangan pula kamu menjadikan rumahmu seperti kuburan, dan bersholawatlah kepadaku, sesungguhnya sholawatmu sampai kepadaku di manapun kamu berada”.

Dari Zaid bin Kholid al-Juhani radhyallaahu ‘anhum, dari Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam :

“ Janganlah kamu menjadikan rumahmu seperti kuburan, kerjakan shalat di dalamnya ( HR. Ahmad, lihat ash- Shahihah: 2418 )

Hadits-hadits diatas menegaskan larangan menjadikan rumah seperti kuburan disebabkan meninggalkan ibadah di rumah . Maka barang siapa tidakmenghidupkan rumahnya dengan ibadah,berarti dia telah menjadikan rumahnya seperti kuburan. Sebab sebaliknya di kuburan tidak diperkenankan atau dilarang untuk dijadikan sebagai tempat beribadah.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata : “ Janganlah kamu meninggalkan shalat, doa dan membaca al-Qur’an di rumah sehingga rumah itu seperti kuburan. Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan umatnya agar memperbanyak ibadah dirumah dan melarang ibadah di kuburan,hal in berbeda dengan apa yang dikerjakan oleh orang-orang musyrik dari kaum nashara dan orang-orang yang menyerupai mereka dari umat ini “( Lihat Iqtidho” Shirotil Mustaqim : 2/172)

Wallaahu ta’ala ‘alam

Disadur dari majalah islami Adz-Dzakhiirah Vol.8 No. 9 Edisi 63-1431/2010 di bawah judul : Rumahku Surgaku di Dunia. Dengan penambahan dan pengurangan redaksi.
Diselesaikan pada hari Jum’ah , 11 Sya’ban 1341/23 Juli 2010,ba’da ‘ashar.
Oleh Musni Japrie al-Pasery.( http://musnijaprie-alpasery.blogspot.co,

Kamis, 22 Juli 2010

PENGAKUAN SEORANG SAHABAT, BERTAUBAT DARI KESYIRIKAN MENDATANGI DUKUN/PARA NORMAL

O l e h : Musni Japrie al-Pasery

Beberapa waktu yang lalu, penulis bertemu dengan seorang sahabat lama, seorang mantan pejabat eselon II yang pernah memimpin sebuah instasi pemerintah daerah, dan sekarang telah purna tugas. Yang bersangkutan curhat kepada penulis bagaimana sebaiknya menjalani sisa-sisa umur dengan berbagai kebaikan dan amalan yang diridhai Allah Subhanahu wata’ala, karena katanya, selama beberapa waktu yang lalu ia dan keluarganya dalam menjalani kehidupan ini diwarnai dengan amalan dan hal-hal yang bid’ah malah juga syirik. Hal tersebut katanya dikarenakan selama itu ia dan keluarganya jauh dari pengamalan agama berdasarkan As Sunnah Rasullulalah shallalahu ‘alaihi wa sallam. Antara lain pengakuan yang bersangkutan bahwa ia dan keluarganya sering mendatangi dukun meminta pertolongan baik untuk pengobatan maupun untuk kepentingan lainnya, yang bersangkutan juga sering meminta pertolongan kepada beberapa orang kiai apabila ada sesuatu masalah yang dihadapi, agar diberikan solusi dalam bentuk doa-doa dan rajah.

Kunjungan sahabat tersebut ke dukun atau kiai merangkap dukun, menurutnya samasekali tidak bermaksud untuk berbuat syirik kepada Allah, karena yang bersangkutan termasuk orang-orang yang akhli beribadah dan tidak pernah lalai dalam melakukan kewajiban sholat lima waktu, menunaikan haji,bayar zakat, bersedeqah dan juga aktif mengikuti berbagai pengajian di masjid dan tidak pernah absen hadir dalam undangan haulan ( tahlilan memeperingati kematian ), serta yasinan dan shalawatan di lingkungannya.

Atas seizin yang bersangkutan, penulis akan mengangkat pengakuannya tentang ketergantungannya kepada dukun dan juga kiai yang merangkap sebagai dukun yang ternyata penuh kebohongan itu, namun dengan permintaan untuk menjaga privasi , agar nama yang bersangkutan tidak disebutkan dalam tulisan ini .

Maksud penulis menyajikan dan mengulas tentang pengakuan sahabat tersebut, adalah untuk menggambarkan bahwa secara nyata fakta menunjukkan bahwa eksistensi dukun dan orang-orang yang datang meminta pertolongan kepada mereka itu sampai sekarang ini masih ada. Permintaan tolong kepada dukun tersebut bukan hanya terbatas pada masyarakat srata kalangan bawah, tetapi lebih-lebih lagi dilakukan oleh masyarakat kalangan menengah keatas, yang rata-rata mereka memilki pendidikan dan ke-ilmu-an duniawi, tetapi miskin akan ilmu agama.

Minta jimat dan rajah kepada kiai.

Saya ( demikian sahabat tersebut bertutur ) dan begitu juga banyak teman lainnya sering datang kepada kiai-kiai, untuk meminta jimat atau rajah serta do’a. Seperti sewaktu menghadapi testing masuk pendidikan dan latihan yang berkaitan dengan kenaikan eselon dan jabatan, dan juga sewaktu akan menghadapi ujian akhir pendidikan dan latihan pimpinan .
Saya juga meminta jimat agar diusulkan untuk mendapatkan jabatan, berwibawa dan disegani bawahan.
Sebenarnya apa yang saya harapkan dapat dicapai,tetapi saya ragu dan timbul pertanyaan di hati, apakah semua yang saya peroleh itu karena adanya jimat atau ada faktor lain seperti kemampuan dan kecakapan saya yang memang diatas rata, karena semua itu saya miliki.

Minta pertolongan ke dukun untuk pengobatan.

Saya dan isteri sering datang meminta pertolongan kepada dukun atau paranormal ,untuk minta disembuhkan dari penyakit, meskipun sebenarnya kami juga sudah datang ke dokter spesialis, tetapi karena lambat sembuhnya kami menganggap adanya gangguan berupa santet. Dugaan kami ini diperkuat oleh sang dukun yang diminta pertolongan.
Sebagai contoh suatu waktu isteri mengalami pendarahan yang tidak berhenti meskipun bukan waktunya menstruasi, meskipun dalam kadar sedikit isteri sering mengeluh, oleh dokter spesialis diinformasikan bahwa itu adalah salah satu gejala menopause. Tapi kami tetap juga ke seorang dukun atas rekomendasi seorang kenalan.
Kepada dukun tersebut saya menyebutkan instansi dimana saya bekerja,dan ternyata dukun tersebut adalah mantan adik ipar dari salah seorang Kepala Seksi di instansi saya, dan dukun tersebut banyak mengenal pegawai termasuk isteri para pegawai di intansi saya . Setelah melakukan ritual sang dukun langsung menyebut nama salah seorang isteri pegawai di instansi saya yang menyantet, karena suaminya sakit hati kepada saya.
Dengan pernyataan dukujn timbul pertanyaan dalam hati , apa benar yang dikatakan dukun tersebut, apa itu tidak sekedar ulahnya saja,agar ia disebut sebagai dukun yang berkemampuan tinggi.Karena saya merasa bahwa selama tidak pernah ada persoalan dengan seluruh pegawai di instasi tempat saya berkerja.
Meskipun sudah diberi air penawar dan ramuan oleh si dukun, pendarahan tidak juga berhenti, padahal sejumlah uang telah diberikan kepada si dukun tersebut.
Akhirnya pendarahan bisa berhenti juga setelah meminum obat berdasarkan resep dokter spesialis secara teratur dan dimasukinya manaupose.

Salah satu pengalaman yang lain lagi,ialah ketika tidak lama setelah dipindahkan dan diangkat menjadi kepala Dinas suatu instansi. Dimana isue yang beredar sebenarnya ada salah seorang pejabat di instasi tersebut yang berambisi untuk menjadi kepala, tetapi ia dipindahkan ketempat lain dengan eselon yang sama dengan sebelumnya, sehingga ia menjadi sakit hati.
Belum beberapa bulan saya menjabat sebagai pimpinan saya terserang sakit kepala yang berkepanjangan, dan oleh dokter yang divonis menderita hypertensi. Setelah mengkonsumsi obat sesuai resep, tekanan darah saya sepertinya normal-normal saja. Ketika saya sampaikan tentang hal ini kepada bawahan,mereka menyarankan agar minta bantuan pengobatan ke paranormal. Beberapa para normal didatangkan namun tidak pernah berhasil menyembuhkan sakit kepala saya.
Seorang kenalan menyarankan saya untuk datang ke seorang pintar disuatu daerah. Sayapun mendatanginya, kepada si orang pintar tersebut saya menceritakan riwayat keluhan penyakit saya, dan tidak lupa pula saya ceritakan saya adalah seorang pimpinan disuatu isntasi.
Setelah memenuhi persyaratan yang diminta oleh orang pintar tersebut saya dimandikan dengan air yang telah diberi bunga. Setelah itu saya di mantera-mantera oleh si orang pintar yang sebelumnya terlebih dahulu katanya memanggil sahabatnya orang gaib, setelah orang gaib merasuki dirinya di orang pintar tersebut berucap dengan suara lain sepertinya dibuat-buat,bahwa saya disantet oleh orang yang sakit hati karena seharusnya yang berhak menjadi kepala bukan saya tetapi dia.Selain itu juga dia berkata juga ada seorang perempuan cantik memakai jilbab yang jatuh hati kepada saya ,namun saya tidak pernah menghiraukannya, sehingga ia kecewa berat.

Dari apa yang dikatakan oleh sin orang pintar tersebut,kembali naluri dan akal sehat saya berpikir, tidakkah si orang pintar ini telah menggunakan informasi yang saya telah saya sampaikan sebelumnya.Tetapi akal sehat saya itu dikalahkan oleh godaan hawa nafsu untuk meyakini apa menurut si orang pintar,
Selesai menjalani pengobatan berupa mantera-mantera dan penolak santet, ternyata sakit kepala saya tidak pernah hilang. Dan suatu ketika secara iseng-iseng saya membeli obat yang biasa diresepkan oleh dokter sebanyak 10 keping yang dikemas dalam dos dan didalamnya terdapat leaflet tentang obat tersebut, disebutkan salah satu efek samping meminum obat tersebut adalah sakit kepala yang berkepanjangan. Setelah saya berhenti meminum obat tersebut ternyata sakit kepala saya hilang,namun saya harus menggantikan obat dengan merk lain.
Kalau begitu apa yang diduga selama ini adalah akibat di santet ternyata bohong belaka.

Bertaubat untuk tidak mendatangi lagi dukun atau yang sejenisnya

Saya bersyukur ternyata Allah masing menyayangi saya, dan saya dengan seluruh keluarga diberikan petunjuk oleh-Nya untuk menyadari segala kekeliruan dan kehilafan yang dilakukan selama ini yang berkaitan dengan bid’an dan syirik, Saya bertaubat dan meminta ampun kepada Allah yang Maha Pengampun atas segala kemunkaran dan kemaksiatan yang saya lakukan dengan mendatangi para dukun atau yang sekarang ini sering disebut dengan nama orang pintar atau paranormal,padahal hakekatnya adalah sama yaitu dukun. Saya bertaubat dari semua itu.Ternyata dukun itu pembohong, dia gunakan informasi yang kita sampaikan untuk masukkan baginya dalam meng-diagnosa seolah-olah benar adanya santet dan yang serupa dengannya.

Demikian kutipan pengakuan sahabat kepada penulis, dan selanjutnya kepada sahabat tersebut penulis anjurkan , untuk mengikuti ta’lim secara rutin bersama-sama dengan penulis, sehingga akan mendapatkan ilmu tentang syari’at islam sebagai bekal dalam beramal, Karena tidaklah bisa dilakukan amalan dengan cara yang benar kalau tanpa adanya ilmu.
Kemudian penulis selanjutnya menyampaikan tausiyah dengan mengutip penjelasan yang diambi dari beberapa sumber yang shahih.


Hukum mendatangi dukun dan sejenisnya.

Di dalam fathul Majid sebagai syarah dari kitab tauhid , karangan syaikh Abdurrahman Hasan Alu Syaikh dalam bab mrngenai Dukun dan Sejenisnya, disebutkan hadits yang diriwayatkan Muslim bahwa dalam shahihnya dari sebagaian isteri Nabi shallalahu ‘alaihi wasa’llam,beliau bersabda :
“ Barang siapa mendatang tukang ramal dan menanyakan kepadanya tentang sesuatu , lalu ia membenarkan apa yang dikatakannya , maka shalatnya tidak diterima selama empat puluh hari”

Dari Abu Hurairah radhyallaahu ‘anhum , dari Nabi shallalahu ‘alaihi wassallam, beliau bersabda:
“Barang siapa mendatangi dukun lalu membenarkan apa yang dikatakannnya, maka ia benar-benar kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad Shallalahu ‘alaihi wassallam.”( H R.Abu Dawud )

Dari Imran Bin Hashain radhyallaahu anhum secara marfu :
“ Tidak termasuk golongan kami orang yang meramal atau meminta diramal, dan orang yang melakukan praktek perdukunan atau orang yang meminta ditangani dukun ( mneramal atau diramal) ,menyihir atau meminta disihirkan. Barang siapa mendatangi dukun lalumempercayai apa yang dikatakannya, maka ia benar-benar kafir terhadap wahyu yang diturunkan kepada Muhammad shallalahu ‘alaihi wassa’lam “( HR. Al-Bazzar dengan isnad yang bagus.)

Dari beberapa hadits tersebut diatas disebutkan dalam Fathul Majid b ahwa setiap orang yang berbuat seperti yang dimaksud dalam hadits berarti dia telah lepas dari Rasullulah shallalahu ‘alaihi wasallam. Karena perbuatan tersebut syirik. Seperti halnya meminta diramal; atau ia termasuk ke dalam
kufur , seperti halnya perdukunan dan sihir. Barang siapa yang telah ridha dengan sikapnya itu dan mengikutij alan itu,maka ia seperti halnya orang melakukan kesesatan tersebut karena sikapnya yang menerima dan
mengikuti begitu saja terhadapsuatu kebathilan.

Dengan menjadikan hadits tersebut diatas sebagai tolok ukur untuk menilai apa yang telah dilakukan sahabat penulis, sesuai dengan cerita yang dikutip diatas, maka jelas itu terlarang dalam islam dan tidak boleh dilakukan.Syirik itu namanya, karena telah mempercayai sesuatu selain Allah (dukun) yang mempunyai kemampuan seperti yang dimiliki oleh Allah Ta’ala.

Larangan berbuat syirik dan perintah menetapi Tauhid.

Dalam buku Ayat-ayat Larangan Dan Perintah Dalam Al-Qur’an , KH Qomaruddin Shaleh dkk menyebutkan bahwa :
Allah Subhanahu Ta’ala berfirman dalam Qur’an Surah An-Nahl ayat 51-54:
“ Janganlah kamu menyembah dua tuhan, sesungguhnya Dia lah Alah Yang Maha Esa hendaklah hanya kepada-Ku saja kamu takut” Dan kepunyaan-Nya lah segala apa yang di langit dan di bumi, dan untuk-Nya lah keta’atan itu selama-lamanya. Maka mengapa kamu bertakwa kepada selain Allah? Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa kemudharatan , maka hanya kepada-Nya lah kamu meminta pertolongan.” .

Allah Ta’ala berfirman dalam Qur’an Surah Al-Israa ayat 22 :
“ Janganlah kamu adakan tuhan yang lain di samping Allah , agar kamu tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan( Allah )”

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman kepada Rasullullah shalalahu ‘alaihi wassallam dan orang-orang yang yang mukallaf agar tidakmelakukan perbuatan syirik dengan mengadakan tuhan selain Allah dalam ibadah yang dilakukan. Syirik hanya akan membuat pelakunya menjadi tercela dan hina. Tidak ada dosa yang paling besar di jagat raya ini , selain dosa menyekutukan Allah dengan sesuatu . Dan tidak ada dosa yang tidak diampuni Allah, kecuali dosa berbuat syirik.
Lebih lanjut dikemukan bahwa : menurut syari’at syrik adalah menyekutukan Allah dengan perkara yang merupakan hak Allah. Berdasarkan definisi ini, maka syirik itu mempunyai tiga bentuk yang salah satunya adalah yang disebut syirik dalam rububiyah, yakni meyakini adanya sesuatu selain Allah yang memiliki sifat-sifat yang termasuk hakkhusus bagi Allah dalammasalah rububiyah (Ketuhanan).Seperti hak menciptakan, menghidupkan,memelihara, memberi rezeki, atau mengaturAlam semesta .

Dari keterangan yang disebutkan diatas, maka dalam hal ini meminta pertolongan penyembuhan kepada para dukun atau meminta-minta jimat kepada kiai , yang sebenarnya hanya hak Allah yang memberinya, maka termasuk kedalam syirik rububiyah, karena prilaku tersebut sama dengan mensejajarkan kedudukan si dukun atau apapun namanya dengan Allah Yang Maha Esa.

Bahaya Syirik

Syaikh Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At-Tuwaijiri dalam bukunya Ensiklopedi Islam Al-Kamil mengemukakan tentang bahaya syirik :

a. Syirik kepada Allah merupakan kezaliman yang sangat besar. Hal ini karena seseorang yang berbuat syirik berarti telah menodai hak prioritas Allah atas hamba-Nya, yaitu mentauhidkan Allah dengan tidak menyekutukan-Nya. Tauhid adalah puncak keadilan dan syirik adalah puncak kezaliman. Dengan berbuat syirik berarti telah merendahkan Tuhan semesta alam, ingkar dari keta’atan kepada-Nya, memalingkan hak-Nya kepada yang lain. Karena besarnya bahaya syirik ,maka setiap orang yang meninggal dunia dalam keadaan musyrik, Allah tidak akan mengampuninya . Firman Allah Ta’ala :
“ Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa selain dari itu (syirik),bagi siapa yang dikehendaki-Nya “ ( QS.An-Nisaa : 48 ).

b. Syirik adalah dosa yang paling besar, maka barang siapa yang menyembah kepada selain Allah,bearti dia telah mempersembahkan ibadah tidak pada tempatnya dan tidak kepada yang berhak, hal ini merupakan kezaliman yang sangat besar, sebagaimana firman Allah Ta’ala:
“ sesungguhnya mempersekutukan ( Allah) adalah benar-benaqr kezaliman yang besar ( QS.Luqman :13 ).

c. Syirik akbar (besar) dapat menghapus semua amal perbuatan, serta akan mendatangkan bencana dan kerugian .Syirik akbar termasuk dalamkatagori dosa-dosa besar .Halini diperjelas oleh firman Allah Ta’ala :
“ Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada ( nabi-nabi) sebelummu, Jika kamu mempersekutukan ( Allah) , niscaya akan terhapus amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi” ( QS.Az-Zumar : 65 )

Demikian sajian penulis mengenai pengakuan seorang sahabat tentang kebiasaannya untuk mendatangi dukun atau yang sejenisnya serta kiai untuk meminta pertolongan pengobatan dan jimat-jimat.
Wallahu Ta’ala ‘alam.

Selesai ditulis, kamis 10 Sya’ban 1431 H/ 22 Juli 2010
http://musnijaprie-alpasery.blogspot.com

Rabu, 14 Juli 2010

MENGKRITISI KULTUR BUDAYA DAN TRADISI UPACARA RITUAL PEMBERIAN SESAJEN BAGI PENGUASA ALAM & MAKHLUK HALUS.



O l e h : Musni Japrie al-Pasery.

Di negeri yang mengaku penduduknya sebagian terbesar kaum muslimin ini, sering kita mendapatkan berita dari berbagai media masa, baik melalui televisi maupun media cetak, adanya kegiatan penyelenggaraan upacara yang berbau relegius yang dilakukan oleh masyarakat secara beramai-ramai seperti upacara sedekah bumi setelah panen, pesta laut, bersih desa atau kegiatan-kegiatan lain yang serupa. Dan disebutkan bahwa upacara tersebut merupakan budaya dan adat tradisi yang turun temuran dilakukan sejak dahulu oleh para leluhur yang kemudian diwarisi sebagai budaya yang perlu dipertahankan dan dilestarikan ditengah masyarakat yang modern, agar masyarakat tidak kehilangan jati dirinya.

Namun ditengah-tengah kehidupan masyarakat yang mengaku dirinya sebagai muslim, upacara ritual yang dikatakan sebagai warisan dari leluhur yang harus dipertahankan tersebut, sebenarnya tidak hanya dilakukan dengan upacara yang melibatkan banyak orang, tetapi orang-perorang secara individu-invidu juga melakukan hal yang sama, dengan maksud agar roh-roh halus yang dipercaya dapat memberikan mudharat ,tidak akan menimbulkan gangguan dalam kehidupan mereka.

Mengingat bahwa mereka-mereka yang mempercayai adanya penguasa alam berupa roh-roh atau mahluk halus yang perlu diperi persembahan b erupa sesajen, sebagian terbsar adalah mereka-mereka yang mengaku sebagai muslim, maka perlu adanya penelusuran, apakah hal yang sedemikian tidak menyelisihi aqidah dan tauhid yang telah baku adanya.

Sebelum masuk ke dalam thema sentral tulisan ini, maka sebagai pengantar untuk mengetahui gambaran tentang adanya upacara ritual pesta adat budaya , terlebih dahulu disinggung secara singkat mengenai upacara ritual dimaksud.

Upacara Tradisi Ritual Pesta Budaya Adat

Upacara ini dilakukan dengan melibatkan banyak orang dalam satu kampung,dan biasanya dikordinir oleh suatu panitia yang dibentuk, dan pelaksanaannya dilakukan secara bergotong royong , termasuk dalam penyediaan dananya.

Upacara yang diselenggarakan dengan berbagai ritual tsb kadang-kadang bahkan dilakukan secara besar-besaran dengan mengundang pejabat sampai ditingkat Kabupaten. Karena upacara pesta ini dianggap cukup menarik dan dapat didjadikan tontonan oleh para turis,maka upacara ini bahkan ada yang dijadikan agenda pariwisata nasional untuk menggaet kunjungan turist manca Negara. Sehingga Pemerintah Daerah bahkan tidak segan-segan menyediakan dana dalam APBD nya puluhan milyar untuk pembiayaannya, dengan dalih meningkatkan pendapatan asli daerah ( PAD ) agar tersedia dana untuk keperluan pembangunan .

Berbagai upacara ritual yang diselenggarakan diberbagai daerah oleh masyarakat dengan dukungan pemerintah tersebut nampaknya hampir serupa satu sama lainnya, yaitu dengan mengusung satu thema syukuran kepada yang Maha Kuasa yang telah memberikan banyak keberkahan pada bumi dan laut sehingga memberikan hasil yang berlimpah. Yang sekaligus jua untuk memohon perlindungan kepada penguasa bumi atau penguasa laut, baik berupa makhluk halus atau roh-roh yang dianggap dapat mencelakakan dan menimbulkan bencana karena kemarahannya. Untuk meredam kemarahan dan keangkara murkaan roh-roh halus tersebut ,kepada mereka-mereka tersebut perlu diberikan sesembahan dalam bentuk makanan, sebagaimana layaknya manusia. Tetapi sepertinya ragam makanan yang dijadikan sajian tersebut mempunyai ciri khusu tersendiri, seperti kue kue tradisional setempat.

Sudah tidak asing lagi dinegeri ini berbagai ragam upacara ritual dilakukan oleh masyarakat sesuai dengan kondisi dan posisi mereka tinggal. Penduduk yang berprofesi sebagai nelayan dan tinggal ditepi pantai mempunyai agenda tahunan menyelenggarakan pesta sedekah laut, para petani dengan profesinya sebagai petani ,setelah panen padi biasanya melakukan upacara sedekah bumi. Adapula yang melakukan upacara pemberian sesajen kepada gunung berapi, sesajen kepada pohon-pohon besar. Selain itu juga tidak ketinggalan upacara adat peninggalan warisan kraton , seperti yang diselenggarakan oleh kraton Yogyakarta yang dikenal dengan sebutan skatenan . Dan ada juga yang dinamakan pesta budaya adat erau bepelas 7 benua yang dilakoni oleh Pemerintah Kabupaten Kutai bekerja sama dengan para kerabat turunan bekas sultan Kutai di Tenggarong.

Apabila diperhatikan secara seksama inti dari upara ritual tersebut meskipun berbeda nama dan detail pelaksanaannya, namun ada satu yang satu sama lainnya tidak berbeda adalah puncaknya pada pemberian sesajen ( sajian ) berupa makanan yang dilengkapi dengan beragam buah dan bunga-bungan , ayam panggang, telur dan adapula yang melengkapinya dengan kepala kerbau atau kambing yang sengaja disembelih untuk upacara tersebut. Untuk pulau Jawa sesajen ini lebih dikenal dalam bentuk nasi tumpeng.

Upacara ritual yang dilakukan secara masaal ini yang meliputi berbagai ragam prosesi ritual dengan intinya pemberian sesembahan atau sesajen, sebagaimana yang dikemukakan oleh Ustadz H.Mahrus Ali dalam buku beliau Mantan Kiai NU Meluruskan Ritual-Ritual , meliputi upacara ritual ruwat bumi, sedekah bumi, sedekah laut, larung sesaji sedekah laut, sedekah waduk dan sedekah gunung merapi.

Tradisi pemberian sesajen oleh perorangan.

Tradisi pemberian sesajian atau sesajen oleh sebagian kaum muslimin sebagai warisan tradisi dan budaya leluhur juga dilakukan oleh orang perorang, yang dilakukan secara tertutup, atau apabila dilakukan secara terbuka hanya disaksikan oleh undangan yang hadir pada suatu acara hajatan yang di dalamnya ada sesajennya.

Pemberian sesajen oleh perorangan ini maksudnya disesuaikan dengan prosesi ritual seperti memohon kesembuhan dari suatu penyakit, memohon perlindungan agar terhindar dari gangguan makhluk halus atau jin berkenaan dengan diselenggarakannya hajatan. Adapula dalam bentuk syukuran atas diperolehnya suatu anugerah .

Memberikan sesajen oleh individu tersebut dilakukan antara lain pada saat anggota keluarganya yang sedang sakit, menjelang dilakukannya hajatan perkawinan, ada keluarga yang hamil, atau yang baru melahirkan. Dan ada pula yang karena mengalami kecelakaan . Dan banyak lagi peristiwa lainnya dalam kehidupan seseorang yang menurut kepercayaan mereka perlu diikuti dengan pemberian sesajen. Sesajen ada pula yang disediakan pada saat membangun rumah, atau pada saat menempati rumah baru, membuka ladang atau pada saat dimulainya menanam padi disawah. Dan ada pula yang memberikan sesajen pada saat melewati suatu tempat yang angker, dimana untuk itu sesajen sudah dipersiapkan dari rumah.

Berbagai bentuk sesajen , untuk masing-masing suku biasanya berbeda-beda, ada yang menyediakan dalam bentuk nasi tumpeng, ada dalam bentuk beragam jajanan pasar atau kue tradisional, nasi ketan yang diatasnya diberi sebutir telur rebus, ada pula yang disediakan dalam satu tempat( Waskom) yang didalamnya diisi dengan beras secukupnya, sebutir kelapa segar, sebutir telur mentah, gula merah dan sesisir pisang. Ada pula yang menyediakan segelas kopi pahit dengan dilengkapi dengan sebatang rokok. Selain itu ada pula yang membuat sesajen yang ditempatkan dalamsuatu tempat seperti keranjang yang dinamakan ancak.

Sesajen ada yang dilarungkan/dibuang kedalam air, digantung dipohon-pohon besar (khusus untuk sesajen berupa ancak), diletakkan ditengah-tengah rumah dan ditempat-tempat lainnya.,seperti disudut-sudut bangunan, disudut-sudut kebun. Adapula sesajen yang berupa bunga-bunganan yang ditaburkan dipersimpangan /perempatan jalan.

Al-Qur’an dan As-sunnah Sebagai Tolok Ukur Tauhid.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala melalui firman-firmannya yang termaktub dalam Al-Qur’an dan dan Rasullulah shallalahu ‘alaihi wa sallam melalui sunnah beliau telah menetapkan tolok ukur bagaimana tauhid seseorang yang mengaku dirinya sebagai seorang muslim.

Fuad bin Abdul AzizAsy-Salhub dalam buku beliau Kumpulan Kultum Setahun mendefinisikan tauhid menurut syari’qat adalah mengesakan Allah dengan berbagai macamibadah bathin maupun lahir, seperti : doa, penyembelihan,nazar dan lain sebagainya. Kebalikan dari istilah tauhid adalah syirik, yakni suqatu kezaliman yang paling zalim, karena seorang mukalaf ketika mengingkari hak Pencipta, Pemberi rezeki, Pengatur, Yang menghidupkan, dan yang mematikan, lalu berdoa kepada selain Allah, bernazar untuk selain Allah, atau m,engadakan perantara antara dirinya dan Penciptanya yang dia gunakan untuk bertaqarub kepadanya atau memohon kepada-Nya, atau mengalihkan suatu ibadah kepada selain Allah, maka ia telah melampaui batas, berbuat jahat dan zalim.

Allah Ta’ala berfirman dalam surah luqman ayat : 13 :

“ Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman besar”

K.H Qomaruddin Shaleh , dkk dalam bukunya Ayat-Ayat Larangan & Dan Perintah Dalam Al-Qur’an mengemukakan , bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala melarang hambanya menyimpang dalam bertauhid, sebagaimana yang difirmankan-Nya dalam Al-Qur’an surah an- Nahl ayat 51- 55 :

Allah berfirman : “Janganlah kamu menyembah dua tuhan, sesungguhnya Dia lah Tuhan Yang Maha Kuasa , maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut. Dan kepunyaan-Nya lah segala yang ada dilangit dan di bumi, dan untuk-Nya lah segala ketaatan itu untuk selama-lamanya . Maka mengapa kamu bertaqwa kepada selain Allah? Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu , maka dari Allah lah ( datangnya ), dan bila kamu ditimpa kemudharatan, maka hanya kepada Allah-lah kamu meminta pertolongan.Kemudian apabila Dia telah menghilangkan kemudharatan itu dari kamu, tiba-tiba sebagai dari kamu mempersekutukan-Nya dengan (yang lain), biarlah mereka mengingkari nimat yang telah Kami berikan kepada mereka; maka bersenang-senanglah kamu. Kelak kamu akan mengetahui (akibatnya).”

Selanjutnya dikemukakan juga oleg K.H Qomaruddin , mengakui ASllah Subhanahu Wa Ta’ala adalah ERsa,b aik dalam rububiyyah maupun Uluhiyah-Nya dinamakan perbuatan bertauhid kepada Allah. Rububiyyah adalah sifat Ketuhanan dan Keesaan Allah dalam hal menciptakan, Memberiakn rezeki, Menentukan Taqdir, Menghidupkan dan Mematikan, dan lain-lain. Sedangkan Uluhiyah adalah sifat Ketuhanan dan Keesaan Allah mengenai haknya untuk diibadahi oleh hamba-Nya. Jika seorang hamba cacat dalam bertauhid kepada Allah, baik Rububiyah , Uluhiyah maupun kedua-duanya, mnaka ia termasuk orang-orang yang akan binasa diakhirat kelak. Sebaliknya bila seorang hamba memiliki ketauhidan yang sempurna, maka ia akan termasuk orang-orang yang berbahagia kelak diakhirat.

Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an Surah al-Baqarah ayat 21-22:

“ Wahai manusia , sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia Menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kamu mengetahui.”

Firman Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an SurahAl-Mu’-min ayat 14 :

Maka sembahlahlah Allah dengan memurnikan ibadat kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya “

Selain beberapa firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang menyebutkan tentang perintah untuk beriman dan menyembah hanya kepada Allah Yang Maha Esa sebagai tolok ukur untuk menegakkan tauhid, maka tidak kurang pula Rasullulah shallalahu ‘alaihi wa sallam telah pula menggariskan wajibnya seorang hamba untuk beriman dan menyembah hanya kepada Allah Yang Maha Esa. Beberapa hadits agung dan lagi mulia yang menyebutkan perintah dan kewajiban untuk beriman antara lain sebagai berikut :

Dalamsebuah hadits panjang yang diriwayatkan Muslim, dari Abu Sai’id Al Khudri radhiyallahu anhum, bahwasanya orang-orang dari suku Abdul Qais mendatangi Rasullullah shallalahu ‘alaihi wa sallam, lalu mereka berkata : berilah kami suatu perintah yang akan kami sampaikan kepada orang-orang dikampung kami serta menyebabkan kami masuk surga apabila kami melaksanakannya. Maka Rasullullah shalalahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “ Aku perintahkan kepadamu 4 empat( perkara dan aku melarang kamu dari 4 perkara. (Aku perintahkan) 1.Sembahlah Allah dan jangan kamu menyekutukannya dengan suatu apapun, (2) dan seterusnya …

Hadits riwayat Muslim dari Abu Dzarr radhyallaahu anhum, dia berkata : “ Saya pernah bertanya, Wahai Rasullulah! Apa perbuatan yang paling utama?”. Beliau menjawab, “ iman kepada Allah dan jihad di jalan-Nya “

Hadits lain riwayat Muslim, dari Sufyan bin Abdullah Ats-Tsaqafi radhyallaahu anhum , dia berkata : “ Saya pernah bertanya kepada Rasullulah shallalahu ‘alihi wa sallam , Wahai Rasullulah! Katakanlah kepadaku suatu perkataan tentang islam yang tidak akan saya tanyakan kepada seorangpun sesudah kamu” Beliau menjawab, Katakanlah! Saya beriman kepadaAllah lalu konsisten lah ( dengan apa yang kamu ucapkan)”

Dari beberapa ayat Al-Qur’an dan Hadits dari Rasullulah shallalahu ‘alaihi wa sallam yang dikutipkan diatas, yang wajib untuk dijadikan tolok ukur dan rujukan bagi kaum muslimin dalam melakuka n penilaian segala perilakunya dalam kehidupan sehari-hari terutama b erkaitan dengan aqidah dan tauhidnya. Apabila apa yang dilakukan tidak bersesuaian dengan kaidah-kaidah baku yang tertera dalam Al-Qur’an dan As-sunnah maka jadi bathil.

Setelah membandingkan prilaku mereka-mereka yang secara sengaja telah melakukan prosesi ritual dengan memberikan sesajen kepada yang dianggap sebagai sang penguasa alam dan para roh-roh, baik yang dilakukan melalui upacara ritual yang dilakukan massal seperti sedekah bumi, sedekah laut dan segala bentuk sedekah lainnya, ataupun yang dilakukan secara perorangan sesuai dengan hajatnya, maka jelas secara nyata semua itu berlawanan dengan perintah tauhid untuk hanya beriman dan menyembah kepadaAllah Yang Maha Esa semata, tidak boleh ditawar-tawar lagi.

Upacara Ritual Pemberian Sesajen Kepada Penguasa Alam& Roh-roh Halus Adalah Prilaku Syirik.

Dalam Al-Qur’an Surah al-Isra ayat 22 tentang larangan berbuat syirik dan perintah menetapi tauhid , Allah Ta’ala berfirman sebagai berikut :

“ Janganlah kamu adakan tuhan yang lain di samping Allah, agar kamu tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan (Allah)

Syirik sebagaimana yang didefinisikan dalam Ensiklopedi Islam Insan Kamil susunan Syaikh Muhamad bin Ibrahim bin AQdullah At-Tuwaijiri, ialah menyekutukan Allah Ta’ala dalam rububiyah-Nya dan Uluhiyah-Nya, asma’ (nama-nama) dan sifat-Nya, atau salah satunya. Jika seorang hamba meyakini bahwa ada sang Pencipta atau sang Penolong selain Allah untuk disembah, maka ia telah musyrik. Dan jika ia berkeyakinan bahwa ada yang menyerupai Allah dalam asma’ (nama) dan sifat-Nya, maka ia telah musyrik.

Lebih lanjut dikemukan dalam Ensiklopedi Islam tersebut diatas bahwa, syirik kepadaAllah merupakan kezaliman yang sangat besar. Hal ini karena seorang yang berbuat syirik berarti telah menodai hak prioritas Allah atas hamba-Nya, yaitu mentauhidkan Allah dengan tidak menyekutukan-Nya. Tauhid merupakan puncak segala keadilan, sedangkan syirik merupakan puncak segala kezaliman. Dengan berbuat syirik berarti telah merendahkan Tuhan semesta alam, ingkar dari ketaatan kepada-Nya, memalingkan hak-Nya kepaa yang lain dan menggantikan tempat-Nya untuk tempat yang lain. Karena besarnya bahaya syirik, maka setiap orang yang meninggal dunia dalam keadaan musyrik, Allah tidak akan mengampuninya. Firman Allah Ta’ala :

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakinya ( QS. An-Nisaa; : 48 )

Berdasarkan kepada dalil-dalil yang shahih tersebut diatas, maka secara nyata nampak kesyirikan yang dilakukan oleh sebagian orang yang mengaku sebagai muslim melalaui prilaku upacara ritual yang mereka selenggarakan ,dengan memberikan sesajen kepada yang diyakini sebagai penguasa alam baik berupa makhluk-makhluk atau roh-roh agar memberikan perlindungan, sedangkan permohonan perlindungan kepada selain Allah berarti telah mensekutukan Allah dengan yang lain. Dan ini namanya kesyirikan yang nyata dan haram hukumnya dilakukan oleh kaum muslimin.

Dalam buku Kumpulan kultum Setahun oleh Fuad bin Abdul ‘Aziz Asy-Syalhub dikemukakan bahwa diantara kesyirikan adalah berlindung kepada selain Al;lah Ta’ala dalam mencegah bahaya. Allah Ta’ala berfirman dalam surah Al-Jin : 6 “

“ Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki diantara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki diantara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan “.

Diantara kesyirikan adalah meminta pertolongan kepada jin atau semacamnya untuk mencegah bahaya, mendapatkan manfaat atau meminta pertolongan dengan orang-orang yang telah mati yang tidak tahu tempatnya ( gaib ) yang dikenal dengan sebutan leluhur.

Allah Ta’ala memerintahkan kepada manusia agar memohon perlindungan kepada Allah dari kejahatan makhluk –Nya di dalam Al-Qur’an Surah Al-Falak :ayat 1 – 5 :
“ Katakanlah : Aku belindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul , dan kejahatan orang-orang yang dengki apabila ia dengki. “

Rasullulah shalalahu ‘alaihiwa sallam bersabda :

Jika engkau meminta, maka mintalah kepada Allah dan jika engkau meminta pertolongan ,maka mintalah pertolongan kepada Allah “ ( HR At-Tirmidzi dan Ahmad )

Persembahan/pemberian sesajen kepada makhluk gaib agar tidak menganggu dan diharapkan dapat memberikan keselamatan , berarti meyakini dan mengakui adanya eksistensi makhluk selain Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang dapat memberikan keselamatan. Padahal hanya Allah Yang Maha Kuasa sajalah yang dapat memberikan keselamatan dan kemudharatan kepada hambanya, selain Dia tidak ada yang kuasa berbuat seperti yang diperbuat oleh Allah.

Allah Yang Maha Esa tidak pernah meminta atau memerintahkan kepada makhluknya untuk mempersembahkan sesuatu berupa sesajen. Allah hanya memerintahkan kepada manusia untuk menyembahnya dengan melakukan sholat. Pemberian sesembahan berupa sesajen kepada makhluk gaib berupa jin penunggu suatu tempat sebenarnya hanya dilakukan oleh leluhur yang pada zaman itu masih jahil dan menganut aninisme. Kalau perbuatan seperti itu dilakukan setelah diutusnya Rasullulah shallalahu ‘alaihi wa sallam yang telah menyampaikan risa’lah islam kepada umat manusia, maka berarti telah berbuat kesyirikan namanya.

Allah telah memerintahkan pada hambanya agar melaksanakan ajaran islam secara menyeluruh, sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an Surah al-Baqarah ayat 208 :

“ Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Isllam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.”|

K.H Qomarudin Shaleh dalam bukunya Larangan-larangan dan Perintah Dalam Al-Qur’an mengatakan bahwa ayat yang agung ini secara total dalamkehidupannya dan menjauhi langkah-langkah syetan yang menyesatkan. Tidak ada kebaikan yang sempurna dalamsetiap hirupan nafas manusia kecuali mengimani dan mengamalkan ajaran islam secara menyeluruh. Dan tidak ada keburukan yang sempurna dikolong langit ini kecuali dengan mengikuti saran-saran setan yang celaka.

Dari penjelasan tersebut diatas, maka bagi mareka yang btelah menyatakan dirinya sebagai seorang muslim, maka wajib baginya untuk masuk kedalam islam secara menyeluruh, tidak sepotong-sepotong. Atau dengan kata lain, apabila sudah mengakui bahwa Allah Yang Maha Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya, maka wajib baginya untuk meninggalkan apa saja yang dapat menimbulkan kesyirikan. Yaitu hanya mengakui Allah Yang Maha Esa dan tidak ada sekutunya. Tidak ada yang dapat menolong dan memberikan perlindungan, kecuali Allah.

Qayyim Al-Zaujiyah rahimahullaah dalam buku beliau Mengetuk Pintu Ampunan Meraih berjuta Anugerah mengatakan : hakikat syirik itu adalah menyerupakan makhluk dengan Allah Pencipta semesta dalam arti yang sebenarnya ,bukan sekedar penyerupaan sifat-sifat kesempurnaan yang Allah sifatkan pada Zat-Nya dan disifatkan oleh Rasullullah shallalhu ‘alaihi wa sallam. Lalu orang yang dibalikkan hatinya oleh Allah , yang dibutakan mata hatinya , disusahkan penghidupannya, akan memahami nya dengan kontra persepsi, mengubah tauhid menjadi syirik, dan menjadikan penyerupaan sebagai bentuk pengagungan dan ketaatan. Maka , seorang yang musyrik adalah orang yang menyerupakan makhluk dengan Sang Maha Pencipta. Termasuk kekhususan ketuhanan adalah keesaan dalam otoritas bahaya dan keselamatan,pemberian dan penolakan. Ini berkonsekwensi pada penggantungan doa , rasa takut , harapan dan kepasrahan hanya kepada-Nya semata. Maka, siapa yang menghubungkan semua itu dengan makhluk, dia telahmenyerupakannya dengan Sang Maha Pencipta , menjadikan orang yang tidak mempunyai otoritas apapun pada keselamatan, bahaya, kematian, kehidupan, kebangkitan.

Allah Ta’ala berfirman dalam Qur’an Surah Al-An’am ayat 151 :

“ Katakanlah : Mari kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhan-mu , yaitu : Janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia “

Berkenaan dengan ayat tersebut diatas KH. Qomarudin Shaleh dkk dalam bukunya Ayat-ayat Larangan dan Perintah DalamAl-Qur’an menyebutkan : syirik adalah mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah atau menganggap bahwa selain dari Allah ada sesuatu yang dapat memberikan manfaat maupun mudharat kepada manusia. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, “Ab dullah bin Mas’ud radhyallahu anhum bertanya kepada Rasullulah shallalahu ‘alaihi wa sallam :

“ Apakah dosa yang paling besar menurut Allah? , Rasullulah shalalahu ‘alaihi wa saalm bersabda : “ yaitu jika engkau membuat tandingan bagi Allah , padahal Dia-lah yang Menciptakan mu “

Selanjutnya disebutkan juga oleh KH. Qomarudin Shaleh dalam buku yang dimaksudkan diatas bahwa :Syirik pada hakekatnya meruapakan peribatan kepada hawa nafsu dan setan. P:adahal hawa nafsu dan setan merupakan penghalang bagi jirwa dan rohani untukmengenal sifa-sifat Allah. Demikianlah yang terjadi dengan kaum musyrikin , mereka menyembah hawa nafsu danmemenuhi segala keinginan hawa nafsu. Akhirnya , merekapun dengan lancangnya berani menghalalkan yang haram atau mengharamkan yang halal.

Sesungguhnya penyebab dari segala radzilah ( kehinaan ) adalah perbuatan syirik kepada Allah . Perbuatan syirik hanya dilakukan oleh orang yang tidak mau menggunakan akaldan mata hati nya sejalan dengan dalil. Orang demikian akan terjerumus ke dalam jurang kesesatan dan lautan kegelapan. Ia terlepas dan perpisah jauh dari hiodayah Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Dalam buku Fathul Majid Penjelasan Kitab Tauhid ( Membersihkan aqidah Dari Racun Syirik) yang ditulis oleh Syaikh Abdurrahman Hasan Alu Syaikh yang din tahqik oleh Syaikh Abdul Aziz Abdullah Bin Baz, disebutkan bahwa syirik adalah menyerupakan makhluk dengan Al-Khalik ( Allah ) Subhanuhu Wa Ta’ala dalhal-hal yang merupakan sifat-sifat khusus Ilahi, yang berupa kemahakuasaan merupakan bahaya dan mengaruniakan manfaat, member dan menahan pemberian, yang mengharuskan ketergantungan berdoa, rasa takut,berharap, bertawakkal dan macam-macamibadaha lainnyaklepadaAllah saja. Barang siapa menggantungkan hal itu dengan Allah dan menjadikan orang yang tidak berkuasa menentukan bahaya,kematian,kehidupan, dan kebangkitan sebagai sosok yang serupa dengan Dzat yang memiliki segala pujian, seluruh kerajaan, kepada-Nya semua urusan dikembalikan dan ditangan-Nya semua kebaikan. Kendalui semua urusan ada ditangan-Nya dan kembali kepada-Nya. Apa yang Dia kehendaki pasti terjadi dan apa yang Dia tidak kehendaki pasti tidak terjadi.

K e s i m p u l a n .

Dari uraian yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Ada sebagian kaum muslimin dewasa ini yang masih melakukan perbuatan jahiliyah yang diwarisi dari kepercayaan aninisme dan dinamisme , berupa permintaan pertolongan dan perlindungan dengan memberikan sesajen sebagai persembahan kepada sesuatu selain Allah karena diyakini sesuatu tersebut dapat memberikan pertolongan dan perlindungan kepada mereka. Dengan dalih sebagai tradisi budaya dari leluhur yang perlu dipertahankan dan dilestarikan.

2. Al-Qur-an dan As -sunnah secara gamblang dan tegas menyatakan bahwa meminta pertolongan dan perlindungan , wajib hanya disampaikan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena Allah Ta’ala lah yang berhak untuk disembah dan dimintai perlindungan serta pertolongan. Permintaan perlindungan dan pertolongan kepada selain Allah sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian kaum muslimin dengan memberikan sesajen kepada roh-roh dan makhluk halus yang dianggap sebagai penguasa alam, telah menyalahi syar’iat.

3. Al-Qur’an dan as-sunnah adalah tolok ukur untuk menilai apakah prilaku dalam kehidupan kaum muslimin sudah sesuai dengan ketentuan yang sudah digariskan oleh Allah melalui wahyunya dan yang disabdakan oleh Rasullulah shallalahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits beliau , dan apabila ternyata tidak bersesuaian maka tertolak atau bathil.

4. Karena permintaan pertolongan dan perlindungan kepada sesuatu yang dianggap sebagai penguasa alam dan roh-roh makhluk halus yang dilengkapi dengan pemberian sesajen sebagai bentuk persembahan, merupakan kepercayaan yang bathil dan bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-sunnah adalah termasuk dalam katagori menyekutukan Allah dengan sesuatu, maka ia termasuk syirik.

Wallaahu Ta’ala ‘alam.

B ahan bacaan :

1. Al-Qur’an dan terjemahan oleh Departemen Agama RI.

2. Ringkasan Shahih Bukhari oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Bani.

3. Ringkasan Shahih Muslim oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Bani.

4. Ayat-ayat Larangan dan Perintah dalam Al-Qur’an oleh K.H Qomaruddin Shaleh dkk.

5.Fathul Majid Penjelasan Kitab Tauhid oleh Syaikh Abdrurrahman Alu Syaikh.

6. Ensiklopedi Islam Al-Kami oleh Syaikh Muhammadbun Ibrahin bin Ab ddulah At-Tuwaijiri.

7. Kumpulan kultum Setahun oleh Fuad bin Abdul Aziz Asy-Syalhub.

8. Pemurnian Akidah oleh Abu Bakar Al-Jazairi.

9. Mantan Kiai NU Meluruskan Ritual-Ritual Kiai Ahli Bid'ah Yang Dianggap Sunnah

Diselesaikan pada hari Arba, 2 Sya’ban1431 H/ 14 Juli 2010 M