M U K A D D I M A H

M U K A D D I M A H : Sesungguhnya, segala puji hanya bagi Allah, kita memuji-Nya, dan meminta perlindungan kepada-Nya dari kejahatan diri kami serta keburukan amal perbuatan kami. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tak ada yang dapat menyesatkannya. Dan Barang siapa yang Dia sesatkan , maka tak seorangpun yang mampu memberinya petunjuk.Aku bersaksi bahwa tidak ada Rabb yang berhak diibadahi melainkan Allah semata, yang tidak ada sekutu baginya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad shalallahu’alaihi wa sallam adalah hamba dan utusannya.

Rabu, 20 Juli 2011

BUKTIKAN CINTAMU KEPADA RASUL DENGAN MENGIKUTI SUNNAHNYA,BUKAN DENGAN MENYANYIKAN SHALAWAT DAN KASIDAH BID'AH KARANGAN ULAMA


By : Musni Japrie al-Pasery

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman dalam al-Qur’an surah al-Maidah ayat 3 yang artinya :

-
حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالْدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللّهِ بِهِ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيحَةُ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ إِلاَّ مَا ذَكَّيْتُمْ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ وَأَن تَسْتَقْسِمُواْ بِالأَزْلاَمِ ذَلِكُمْ فِسْقٌ الْيَوْمَ يَئِسَ الَّذِينَ كَفَرُواْ مِن دِينِكُمْ فَلاَ تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّإِثْمٍ فَإِنَّ اللّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah [394], daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya [395], dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah [396], (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini [397] orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa [398] karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.


Dari ayat tersebut diatas maka para sahabat,tabi’in,tabi’ut tabi’in dan seluruh ulama salaf memaknai dan menafsirkan bahwa agama islam sejak turunnya ayat tersebut telah disempurnakan oleh Allah Subhana wa ta’ala. Al-Qur’an sebagai kumpulan kalamullah telah secara rinci dan lengkap untuk dijadikan panduan dasar umat islam dalam menjalani hidupnya. Tidak ada satupun yang tertinggal.
Ayat tersebut diperkuat lagi dengan hadits Rasulullah shallalahu’alaihi wa sallam yang artinya :
Dari Muththalib bin Hanthab : Sesungguhnya Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam telah bersabda : “ Tidak aku tinggalkan sesuatupun/sedikitpun juga apa-apa yang Allah telah perintahkan kepada kamu, melainkan sesungguhnya telah aku perintahkan kepada kamu. Dan tidak aku tinmggalkan kepada kamu sesuatupun/sedikit pun juga apa-apa yang Allah telah larang/cegah kamu (mengerjakannya), melainkan sesungguhnya telah aku larang kamu dari mengerjakannya. “( Hadits ini di keluarkan oleh asy-Syafi’iy di kitabnya ar Risalah dan B ahaiqiy dikitab Sunannya
.
Dari riwayat yang shahih bahwa seorang yahudi pernah berkata kepada salah seorang sahabat Rasulullah shallalahu’alaihi wa sallam, bahwa agama islam itu sangat lengkap sampai-sampai cara beristinja’ pun diajarkan.
Dari riwayat tersebut sangat jelas tersirat makna bahwa hal yang kecil/sepele saja seperti beristinja’ setelah membuang hajat besar diajarkan apalagi hal-hal yang prinsif seperti yang berkaitan dengan aqidah dan ibadah tentu lebih jelas dan lengkap lagi.
Dari ayat al-Mai’dah dan hadits tersebut diatas secara terang dan bukti memberikan penjelasan kepada kita,bahwa agama kita ini( al-Islam) telah sempurna.Sehingga dia tidak memerlukan segala bentuk tambahan dan pengurangan sedikitpun juga.
Sebagai umat islam yang mengakui bertauhid kepada Allah dan mengakui Muhammad Rasulullah shallalahu’alaihi wa sallam sebagai nabi dan rasul panutan kita maka kewajiban kita untuk ta’at dan mencintai beliau.
Tidak ada cara dan alternatif lain yang wajib ditempuh setiap insan muslim selain mematuhi apa yang diperintahkan dan dilarang oleh Rasulullah shallalahu’alaihi wa sallam, sebagaimana yang sering disebut-sebutkan yaitu as-sunnah Rasul.
Allah berfirman :
Katakanlah,jika kalian benar-benar mencintai Allah,maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mengasihi kalian dan akan mengampuni dosa-dosa kalian. Dan Allah Maha Pengampun lagiMaha Penyayang “ ( QS.Ali Imran : 31 )

Diantara larangan-larangan yang wajib dipatuhi oleh seorang muslim adalah larangan berbuat bid’ah, sebagaimana yang disebutkan dalam sabda Rasulullah shallalahu’alaihi wa sallam :
Dari ‘Aisyah, ia b erkata : telah bersabda Rasulullah shallalahu’alaihi wasallam : “ Barang siapa yang mengadakan di dalam urusan (agama) Kami ini apa-apa yang tidak ada dariya,maka tertolak dia “( HR. Bukhari,. Muslim dll )
Selain dari itu ada pula hadits kedua :
Dari ‘Aisyah ia berkata : “ Telah bersabda Rasulullah shallalahu’alaihi wa sallam : “ Barang siapa yang mengerjakan sesuatu amal yang tidak
Ada keterangannya dari kami ( Allah dan Rasul-Nya), maka tertolaklah amalnya it
u. (HR. Muslim)

Bid’ah adalah hal yang baru dalam agama setelah agama itu sempurna . Atau sesuatu yang dibuat-buat setelah wafatnya Nabi shallalahu’alahi wa sallam berupa keinginan nafsu dan amal perbuatan.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengungkapkan bahwa : “ Bid’ah dalam islam, adalah : segala yang tidak disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya,yakni yang tidak diperintahkan baik dalam wujud perintah wajib atau berbentuk anjuran “
Sedangkan Imam Asy-Syathibi rahimahullah menyebutkan bahwa :” Bid;ah itu adalah satu cara dalam agama ini yang dibuat-buat, bentuk menyerupai ajrahn syari’at yang ada, tujuannya dilaksanakannya adalah untuk b erlenih-lebihan dalam ibadah kepada Allah “

Beberapa akhli sejarah islam menulis bahwa setelah generasi Tabi’ut tabi’in mulailah muncul perbuatan bid’ah yang terus berkembang hingga sekarang ini.Berbagai ragam bentuk bid’ah yang dibuat dan dilakukan oleh para akhli pembuat bid’ah yang kemudian diikuti oleh umat yang awam, antara lain bagaimana cara menunjukkan kecintaan kepada aaaRasulullah shallalahu’alaihi wa sallam yang dituangkan dalam bentuk sya’ir-sya’ir shalawat karangan para ulama yang dinyanyikan dengan lagu-lagu bahkan dengan menggunakan gendang dan alat musik lainnya. Dimana-mana, dan hampir disetiap tempat dan pelosok seluruh penjuru terdapat organisasi yang mereka namakan shalawatan,tidak ketinggalan banyak majelis ta’lim memulai acaranya dengan mengumandang shalawat-shalawat karangan ulama tersebut. Bahkan dimasjid-masjid dan langgar pada saat menyelenggaran peringatan-peringatan Mualid dan Isra Mi’raj memeriahkan acaranya dengan mengundang group shalawatan dan kasidahan.
Islam memang betul telah mensya’riatkan kepada umatnya untuk bershalawat kepada Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam, sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatnya-Nya bershalawat kepada kepada Nabi. Wahai orangh-orang yang beriman,bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah sdalam penghormatan kepada beliau
( QS. Al-Ahzab : 56)

Karena Allah telah memerintahkan umat-Nya untuk bershalawat, maka Rasulullah shallalahu’alaihi wa sallam telah pula mengajarkan bacaan/ucapan shalawat yang benar.Dan yang paling afdhal adalah sebagaimana yang beliau ajarkan kepada para sahabat yaitu yang sering dibaca dalam sholat pada saat tahyat.

Shalawat dan kasidah yang dikarang/diciptakan oleh beberapa orang ulama dikatakan bid’ah karena tidak sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah, selain dari itu didalam shalawat/kasidah karangan tersebut banyak kalimat yang berlebihan memuji Rasulullah sebagai pengkultusan dan bahkan mensetarakan kedudukan beliau dengan Allah, dan ini sebuah kesyirikan . Padahal Rasulullah shallalahu’alaihi wa sallam b ersabda :
Janganlah kalian berlebih-lebihan memujiku seperti orang-orang Nasrani memuji Isa bin Maryam. Karena aku hanyalah sehorang hamba (Allah). Maka katakanlah (bahwa aku ini) hamba Allah dan Rasul-Nya “(HR. Bukhari)

Shalawat/kasidah yang dikarang ulama tersebut dikatakan bid’ah karena menyalahi as-sunnah, dimana Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam tidak pernah memerintahkan umatnya dalam melakukan ibadah dilakukan dengan menggunakan bacaan shalawat dan kasidah sebagaimana yang dilakukan oleh banyak orang seperti sekarang ini.

Rasulullah shallalahu’alaihi wa sallam dalam banyak hadits yang shahih mengajarkan dan memerintahkan banyak hal yang harus diikuti oleh umatnya. Harusnya sunah Rasulullah tersebutlah yang diikuti dan dilaksanakan, karena dengan mengikuti sunah Rasulullah shallalahu’alaihi wa sallam tersebut akan mendapatkan pahala.
Perbuatan mengikuti sunah seperti memelihara jenggot dan memotong kumis bagi kaun lelaki, sholat berjama’ah ke masjid, tidak meniru-niru atau mencontoh atau menyerupai kebiasaan umat lain ( tasyabbuh ) dan banyak yanmg lainnya lagi, jauh lebih bermanfaat dari pada menyanyikan shalawat dan kasidah bid’ah, karena perbuatan tersebut merupakan perbuatan dosa.
Rasulullah shallalahu’alahi wa sallam bersabda :
Amma ba’du ! Maka sesungguhnya sebaik-baik perkataanadalah Kitabullah ( al-Qur’an) dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallalahu’alaihi wa sallam. Dan sejelek-jelek urusan adalah yang baru (muhdats) dn setiap muhdats adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat dan setiap kesesatan tempatnya di neraka.

Wallahu ‘alam

Ba'da ashar 21 Sya'ban 1432/20 Juli 2010

Sumber bacaan : 1. Al-Qur’an dan Terjemahan

2. Risalah bid’ah oleh Abdul Hakim bin Amir Abdat

3. Al-Firqotun Najiyah Jalan Hidup Golongan Yang
Selamat oleh Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu

4. Mengupas Sunnah Membedah Bid’ah oleh Dr. Said
Bin Ali bin Wahf al-Qahtani.
5. Mantan Kiai NU menggugat Sholawat & Dzikir Syirik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar