M U K A D D I M A H
M U K A D D I M A H : Sesungguhnya, segala puji hanya bagi Allah, kita memuji-Nya, dan meminta perlindungan kepada-Nya dari kejahatan diri kami serta keburukan amal perbuatan kami. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tak ada yang dapat menyesatkannya. Dan Barang siapa yang Dia sesatkan , maka tak seorangpun yang mampu memberinya petunjuk.Aku bersaksi bahwa tidak ada Rabb yang berhak diibadahi melainkan Allah semata, yang tidak ada sekutu baginya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad shalallahu’alaihi wa sallam adalah hamba dan utusannya.
Jumat, 29 Oktober 2010
Piduduk Tradisi Syirik Dalam Adat Budaya Banjar
Oleh : Musni Japrie al-Pasery
Setiap orang yang memiliki darah keturunan suku Banjar pasti mengetahui bahwa dalam budaya yang diwarisi dari para nenek moyangnya ada tradisi yang masih melekat dalam kehidupan sebagian orang yang tidak mudah dilupakan dan ditinggalkan . Terutama dalam menjalani acara-acara hajatan yang melibatkan keluarga, tetangga, handai taulan maupun para kerabatnya, seperti acara perkawinan, memberi nama bayi (tasmiyah) dan naik ayunan, selamatan menempati rumah baru, mandi-mandi 7 bulanan bagi wanita hamil, serta banyak lagi yang lainnya. Bahkan untuk merias pengantinpun disediakan piduduk secara khusus pula.
Salah satu budaya yang menjadi tradisi tersebut yang sepertinya terus dilakoni itu diberi nama dalam bahasa banjar disebut dengan nama Piduduk.
Apakah piduduk itu ? Piduduk adalah berupa makanan yang terdiri dari beras biasa atau ketan secukupnya, yang dimasukkan dalam suatu wadah seperti baskom kecil, kemudian diatasnya diberi telur ayam satu butir, gula merah satu biji, pisang satu sisir, kelapa segar yang sudah dibuang sabutnya satu butir. Piduduk itu dilengkapi pula dengan sirih,. Pinang, gambir dan kapur serta rokok daun.Piduduk itu ditempatkan pada satu tempat tertentu yang dijadikan pusat acara, seperti dibawah/didekat pelaminan, atau kadang-kadang ada yang menempatkannyta dibawah ranjang pengantin, dibawah ayunan untuk acara naik ayunan bagi bayi, atau ditempatkan pada tempat-tempat yang dinilai strategis oleh yang menyediakannya.
Untuk apa piduduk itu disiapkan ?
Menurut cerita yang disampaikan orang-orang tua dulu, piduduk disediakan oleh kebanyakan mereka sebagai hidangan makanan bagi roh-roh /makhluk halus atau jin-jin dan syetan-syetan agar mereka tidak mengganggu atau menyakiti. Karena tanpa disediakan piduduk kaytanya sering terjadi sesuatu yang tidak diharapkan. Sepertinya misalnya calon pengantin yang menjadi kesurupan, perempuan yang hamil keguguran, anak-anak bayi yang sering sakit, bahkan katanya apabila pada saat tukang rias pengantian membersihkan bulu-bulu halus diwajah dan menghaluskan alis mata calon pengantin bisa terjadi kecelakaan dimana wajah calon pengantian b isa terluka tersayat silet atau pisau cukur.
Singkat cerita piduduk adalah syarat untuk minta perlindungan kepada sesuatu yang ghaib berupa roh-roh halus, penguasa bumi, para jin dan syetan atau segala bentuk macam yang dipercaya dapat membuat keburukan.
Ditinjau dari sudut tradisi budaya suku-suku lain yang ada di negeri ini, maka piduduk tidak lain adalah sesajen atau juga yang sering dinamakan dengan ancak untuk beberapa suku pedalaman seperti suku Dayak di Kalimantan .
Dilihat dari segi syari’at agama perbuatan yang mempercai adanya kekuatan lain yang dapat menimbulkan kemudharatan dan dapat memberian perlindungan kepada manusia sebagai makhluk adalah suatu perbuatan yang sama dengan mengadakan tandingan atas Allah Yang Maha Esa. Kepercayaan ini dinamakan syirik. Karena syirik itu tidak hanya sebatas menyembah atau sujud kepada selain Allah Subhanahu Wata’ala, tetapi segala macam perbuatan yang mengarah kepada pengakuan adanya kekuatan dan kekuasaan lain yang menyamai kekuasaan dan kekuatan Allah Subhanahu Wata’ala dikatagorikan dengan syirik.
Islam telah mensyari’atkan sebagai kewajiban yang mutlak tanpa bisa ditawar-tawar bagi setiap pemeluknya untuk mentauhidkan Allah Yang Maha Esa, baik tauhid Uluhiyah yaitu mengesakan Allah Subhanahu Wata’ala dengan segala bentuk ibadah yang lahir maupun bathin, dalam wujud ucapan maupun perbuatan, lalu menolak segala bentuk ibadah terhadap selain Allah Ta’ala bagaimanapun bentuk dan perwujudannya.
Islam juga mensyari’atkan kewajiban mutlak bagi pemeluknya untuk mentauhidkan Allah dalam tauhid Rububiyah, yaitu pengakuan sejati bahwa Allah adalah Rabb dari segala sesuatu dan raja dari segala sesuatu,pencipota dan pemelihara segala sesuatu, yang berhak mengatur segala sesuatu. Allah tidak memilki sekutu dalam kekuasaannya, tidak ada yang menolong-Nya, karena Dia Lemah ( tapi justeru Dia Maha Mampu), Tidak ada yang bisa menolak keputusan-Nya. Tidak ada yang bisa melawan-Nya, tidak ada yang bbisa menandingi-Nya. Tidak ada yang bisa nenentang-Nya
Syaikh Al- Allamah Hafizh bin Ahmad Al-Hikami dalam buku Pintar Aqidah Ahlussunnah, menyebutkan bahwa kebalikan/lawan dari tauhid Uluhiyah adalah syirik.Syirik sendiri ada dua macam,pertama adalah syirik b esar yang berlawanan secara totaliktas dengan tauhid uluhiyah. Yang kedua adalah syirik kecil yang bisa merusak kesempurnaan tauhid..
Selanjutnya dijelaskan dalam buku tersebut bahwa syirik besar terjadi apabila seorang hamba menjadikan selain Allah sebagai sekutu-Nya yang ia menyamakannya dengan Rabbul ‘alamin, mencintainya seperti mencintai Allah, takut kepadanya seperti takutnya kepada Allah.minta perlindungan dan berdoa kepadanya . Takut dan berharap kepadanya, mencinta dan bertawakkal kepadanya, menaatinya dalam bermaksiat kepada Allah, atau mengikutinya meski berlawanan dengan keridhaan Allah.
Atas dasar itu maka bandingkanlah apa yang dilakukan oleh kebanyakan orang-orang Banjar yang mempunyai tradisi menyediakan piduduk bagi roh-roh halus, ghaib, jin dan syetan atau sesuatu yang dianggap dapat mendatangkan marabahaya/kemudharatan kalau tidak diberikan piduduk, dan akan terlindungi oleh mereka apabila disediakan piduduk. Sangatlah jelas dan nampak terang benderang tidak terselubung bahwa apa yang diperbuat itu suatu kesyirikan besar.
Sungguh manusia sudah berbuat keterlaluan dan melakukan sesuatu yang tidak ada tuntunannya kecuali hanya sekedar mengikuti hawa nafsu yang didalamnya ada bisikan dan godaan syetan yang dilaknat, dan itu mereka lakukan berdasarkan tradisi yang diwariskan oleh nenek moyang yang masih jahiliyah, tidak kenal akan tauhid, atau mereka ikuti dari meniru perbuatan orang-orang non muslim.
Mengingat bahwa perbuatan tradisi kebanyakan orang banjar dengan menmyediakan piduduk sebagai bentuk persembahan kepada makhluk selain Allah, maka ini merupakan syirik yang digolongkan dalam syirik besar (akbar). Karena dalam syirik akbar ini seseorang hamba menjadikan selain Allah sebagai sekutu-Nya yang ia menymakannya dengan Rabbul ‘alamin, mencintainya seperti mencintai Allah, takut kepadanya seperti takutnya kepada Allah, minta perlindun gan dan berdoa kepadanya.
Mereka-mereka yang terbiasa dengan pekerjaan berbuat syirik kepada Allah dengan menyediakan piduduk, diancam oleh Allah berupa ancaman tidak akan diberikan ampunan, sebagaimana dengan melakukan perbuatan dosa lainnya sdelain syirik. Ini ditegaskan dalam al-Qur’an surah An- Nisaa ayat 48 :
إِنَّ اللّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاء وَمَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.
Terhadap orang-orang yang berbuat syirik disebut Allah sebagai orang yang tersesat sejauh-jauhnya sebagaima bunyiAl-Qur’an surah An-Nisaa’ ayat 116 :
وَمَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً بَعِيدًا
Barang siapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.
Orang-orang yang melakukan kesyirikan seperti mereka-mereka sebagian orang-orang banjar yang membuat piduduk diancam oleh Allah SubhanahuWata’ala dengan hukuman api neraka, sebagaimana yang tercantum dalam al-Qur’an surah Al-Maa-idah ayat 72 :
-
إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللّهُ عَلَيهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ
Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.
Kepada mereka-mereka akhlus syirik yang meskipun tanpa sadar telah melakukan kesyirikan kartena kejahilannya terhadap ilmu agama, maka tidak ada cara lain yang harus dipilih dan ditempuh kecuali melakukan taubat.meminta ampun atas prilaku sesat yang telah dilakukan, karena taubat dapat menghapus segala dosa, karena Allah telah menjanjikannya dalam Al-Qur’an sesuai dengan yang tercantum dalam surah Az-Zumar ayar53:
-
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa ] semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Menurut Allah Ta’ala setiap orang bertaubat niscaya mendapatkan ampunan termasuk mereka yang melakukan kesyirikan, asalkan mereka bertaubat sebelum nafasnya tinggal ditenggorokan ( sebelum ajal/kematian ) dan matahari terbit dari sebelah barat (kiamat). Apabila mati dalam keadaan syirik dan tidakbertaub at sebelumnya maka Allah tidak akan mengampuninya lagi. ( Wallaahu Ta’ala ‘alam )
Sumber bacaan :
1. Al-qur’an dan terjemahan , salafi DB program.
2. Tazkiyatun Nafs, Syaikhul IslamIbnu Taimiyah.
3. Buku Pintar Aqidah Ahlussunnah , Syaikh Al-Alamah Hafizh bin Ahmad Al-Hikamah.
Diselesaikan, menjelang zhuhur, Sabtu,23 Dzulkaidah 1431 H/ 30 Oktober 2010.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
menurut keluarga saya pinduduk diserahkan kepada org yg membantu hajatan bukan untuk roh2 halus yg cenderung ke syirik sebagai ganti uang lelah atau wujud terimakasihdr yg punya hajat..lihat artikel lain sbg referensi.yg punya blog ni org mn mun org banjr dikoreksilah.thanks...
BalasHapusKalau habis melahirkan yg di bantu oleh bidan juga ada istilah piduduk terhadap bidan.. Istilahnya jasa bidan yg telah membantu melahirkan mesti di beri tanda terima kasih,, kalau gak ada uang bisa berupa bahan makanan,, misalkan beras,gula,kelapa dll.. Apalagi Pada jaman dulu sewaktu masih jaman barter.. Jadi tolong tulisan di blog ini mesti di perbaiki.. Karna istilah piduduk masih umum dan anda yg menulis artikel ini kaji lah benar2,, salam santun
BalasHapusMnurut saya itu tergantung sudut pandang kita..kalau mempercayai bahwa tidak ada piduduk mka bisa mngakibatkan sesuatu kemudharatn. mka itu pasti syrik. apapun bentuknya.
BalasHapuskepada admin blog , ini saya sarankan anda belajar dan kaji lagi tentang arti piduduk dalam Tradisi Adat Melayu Banjar , sebelum anda membuat artikel ini
BalasHapusMohon maaf buat admin,anda jangan melihat piduduknya tapi lihat artinya ini bukan untuk jin atau semacamnya ini sebuah adap(sopan santun) kita
BalasHapusSyirik Ya syirik gak ada artinya syirik mempersekutukan allah dengan suatu hal
BalasHapus