M U K A D D I M A H

M U K A D D I M A H : Sesungguhnya, segala puji hanya bagi Allah, kita memuji-Nya, dan meminta perlindungan kepada-Nya dari kejahatan diri kami serta keburukan amal perbuatan kami. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tak ada yang dapat menyesatkannya. Dan Barang siapa yang Dia sesatkan , maka tak seorangpun yang mampu memberinya petunjuk.Aku bersaksi bahwa tidak ada Rabb yang berhak diibadahi melainkan Allah semata, yang tidak ada sekutu baginya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad shalallahu’alaihi wa sallam adalah hamba dan utusannya.

Selasa, 23 November 2010

Warisan Tradisi Kepercayaan Animisme & Hindu Dalam Kehidupan Masyarakat Muslim di Indonesia.



Oleh : Musni Japrie al-Pasery.

Meskipun masyarakat Indonesia yang menurut angka statistik mayoritas penduduknya memeluk islam telah berada dalam abad ke XXI yang ditandai dengan kemajuan tekhnologi informasi, tetapi sangatlah disayangkan sebagian masyarakatnya masih melakukan tradisi-tradisi kepercayaan animisme dan dinamisme jahiliyah yang diwarisi dari leluhurnya.

Di setiap media massa baik media elektronik dan media cetak kita memperoleh informasi yang layak dipercayai , bahwa hampir pada setiap kesempatan dapat dilihat dan disaksikan adanya berbagai bentuk kegiatan tradisi ada istiadat serta budaya ditengah-tengah masyarakat yang diwarisi dari para leluhur terdahulu. Kegiatan mana terus dikembangkan dan dimasyarakatkan dengan dalih sebagai bentuk melestrarikan adat dan istiadat budaya leluhur.

Ironisnya lagi Pemerintah telah pula melegalkan dan merestuinya serta mendorong pelastarian tradisi adat istiadat budaya tersebut melalui Instansi resmi baik di pusat sampai kedaerah-daerah.

Namun sangat disayangkan sebagian besar masyarakat muslim yang turut aktif dalam melestarikan warisan budaya leluhur tersebut tidaklah cukup jeli melihatnya dari tinjauan kacamata aqidah yang berlandaskan kepada al-Qur’an dan as-Sunnah.

Perhatikanlah secara sungguh-sungguh dengan pertimbangan nalar dan akal yang positif dan adil tanpa kecurigaan, bahwa sebenarnya sebagian terbesar tradisi adat istiadat dan budaya yang dilakukan ditengah-tengah masyarakat dalam beragam bentuk kegiatan, dapat dipastikan terkait dengan ritual-ritual
yang ditujukan kepada sesuatu yang dianggap mempunyai kekuatan dan kekuasaan yang dapat mendatangkan mudharat dan manfaat kepada manusia.Sedangkan yang dianggap dan dipercaya dapat mendatangkan manfaat berupa memberikan perlindungan serta yang dipercaya juga dapat mendatangkan mudharat tersebut adalah berupa roh-roh atau makhluk halus.
Keyakinan seperti itu tidak lain berasal dari kepercayaan animisme dan dinamisme yang dianut oleh para leluhur pada zaman jahiliyah.

Dari media televisi sering ditayangkan adanya upaya ritual yang dilakukan oleh masyarakat nelayan yang bermukim dipinggir pantai hampir disetiap tempat pada waktu-waktu tertentu diadakan upacara pesta sedeqah laut dengan melarungkan tumbal dan sesajen. Ritual itu disebutkan sebagai ucapan terimakasih dan rasa syukur kepada yang pencipta dan penguasa laut yang telah memberikan rezeki berupa hasil tangkapan ikan yang banyak, serta memohon perlindungan agar para nelayan diberikan keselamatan selama melaut.

Kita juga sering melihat tayangan di televisi adanya upacara ritual sedeqah bumi dan bersih desa dengan menyediakan sesajen dan menanam kepala hewan ternak berupa kerbau atau kambing, yang maknanya tidak lain dimaksudkan sebagai persembahan kepada sesuatu kekuatan baik b erupa roh-roh ataupun jin-jin .

Sering kali juga kita menyaksikan secara langsung adanya upacara ritual pemujaan terhadap roh-roh atau para jin penguasa disuatu tempat dengan memberikan sesajen dan tumbal dalam rangka pesta adat ulang tahun sebagai bentuk kegiatan ulang tahun Kabupaten atau kota seperti pesta adat erau di tenggarong Kabupaten Kutai Kertanegara . Dimana ritual-ritual tersebut dilakukan mengikuti ritual-ritual tradisi nenek moyang terdahulu yang menganut kepercayaan animisme dan hindu di zaman yang masih jahiliyah.

Gambaran tradisi dimasyarakat yang sering dipertontonkan tersebut diatas adalah sebagai bentuk ritual yang dilakukan secara beramai-ramai oleh kalangan masyarakat. Namun juga secara kasat mata sangat banyak kita saksikan adanya ritual-ritual tradisi adat istiadat dan budaya animisme serta hindu yang dilakukan secara individual/perorangan oleh kebanyakan mereka-mereka yang mengaku sebagai kaum muslimin. Ritual-ritual tradisi adat istiadat tersebut tidak saja dilakukan oleh mereka-mereka yang berpendidikan rendah, tetapi juga rata-rata juga dilakukan oleh kalangan berpendidikan, bahkan mereka-mereka yang berpredikat sebagai ustadz dan ulama ada pula yang melakukannya. Dengan dalih sekedar perbuatan yang bukan perbuatan yang bersifat ibadah sehingga tidak perlu dikuatirkan merusak aqidah.

Cobalah tengok dan perhatikan pada berbagai upacara yang dilakukan oleh orang-orang seperti siraman (mandi-mandi) pada menjelang pernikahan, upacara tingkepan pada wanita hamil, upara tapung tawar dan menghambur beras kuning, memberikan sesajen dan tumbal, nasi tumpeng pada acara selamatan , menyiapkan janur pada pesta perkawinan, peringatan hari kematian . Dan banyak lagi lainnya. Semua itu dilakukan dengan maksud agar mereka yang melakukannya terhindar dari segala macam gangguan dari roh-roh dan jin serta pelakunya mendapatkan perlindungan dan keselamatan.

Prilaku tersebut secara keseluruhan adalah merupakan ritual yang menjadi tradisi sejak jaman dahulu kala yang bersumber tentunya tidak lain dari kepercayaan animisme dan dinamisme yang masih sangat bodoh (jahil).

Tradisi syirik.
Sebagaimana yang diketahui jauh sebelum priode islam masuk menyelamatkan aqidah para pendahulu kita, nenek moyang bangsa ini sudah hidup dengan keyakinan animisme yang dilanjutkan dengan priode hindu, dimana kedua keyakinan tersebut dimata islam sebagai agama yang diwahyukan Allah dengan kitab Sucinya al-Qur’an dan as-Sunnah Rasul, karena kedua keyakinan tersebut mempercayai adanya tuhan lain selain Allah.
Keyakinan yang dianut oleh para nenek moyang dan leluhur baik berupa kepercayaan yang bersifat animisme maupun hindu, jelas-jelas merupakan lawan dari agama tauhid, karena keyakinan tersebut mengakui ada tuhan-tuhan lain yang patut disembah karena tuhan-tuhan itu yang dianggap mereka yang dapat mendatangkan mudharat dan memberikan manfaat sehingga patut ditakuti kemudian diberikan persembahan.
Keyakinan bathil seperti itu jelas bertentangan dengan tauhid rububiyah, uluhiyah dan tauhid asma wal sifat

Dalam syari’at islam telah digariskan bahwa siapapun ia wajib mengakui tauhid rububiyah untuk Allah, dengan mengimani tidak ada pencipta, pemberi rizki dan pengatur alam kecuali Allah, maka ia harus mengakui bahwa tidak ada yang berhak menerima ibadah dengan segala macamnya kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Tauhid uluhiyah, yaitu tauhid ibadah, karena ilah maknanya adalah ma'bud (yang disembah). Maka tidak ada yang diseru dalam do'a kecuali Allah, tidak ada yang dimintai pertolongan kecuali Dia, tidak ada yang boleh dijadikan tempat bergantung kecuali Dia, tidak boleh menyembelih kurban atau bernadzar kecuali untukNya, dan tidak boleh mengarahkan seluruh ibadah kecuali untukNya dan karenaNya semata.

Allah Subhanahu Ta’ala berfirman :
"Artinya : Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui." [Al-Baqarah : 21-22]

Allah memerintahkan mereka bertauhid uluhiyah, yaitu menyem-bahNya dan beribadah kepadaNya. Dia menunjukkan dalil kepada mereka dengan tauhid rububiyah, yaitu penciptaanNya terhadap manusia dari yang pertama hingga yang terakhir, penciptaan langit dan bumi serta seisinya, penurunan hujan, penumbuhan tumbuh-tumbuhan, pengeluaran buah-buahan yang menjadi rizki bagi para hamba. Maka sangat tidak pantas bagi mereka jika menyekutukan Allah dengan yang lainNya; dari benda-benda atau pun orang-orang yang mereka sendiri mengetahui bahwa ia tidak bisa berbuat sesuatu pun dari hal-hal tersebut di atas dan lainnya.
Dari keterangan diatas, maka tradisi adat istiadat dan budaya yang berasal dari kepercayaan animisme dan hindu yang terus dilestarikan selama ini oleh kalangan umat islam di Indonesia sangat bertentangan dengan tauhid rububiyah dan uluhiyah, karena berbagai ritual dari tradisi tersebut didalam terdapat nilai-nilai kesyirikan yang menyakini bahwa ada yang dituhankan selain Allah.

Iman Amalan Hati, Lisan dan Perbuatan

Para ulama salaf menyebutkan bahwa iman itu adalah amalan hati,lisan dan perbuatan, karenanya seseorang dikatakan beriman apabila hatinya menyakini bahwa Allah itu Maha Esa, kemudian lisannya menyebutkannya melalui ucapan syahadat, sedangkan amalan perbuatan nya menunjukan bahwa apa yang ada di dalam hatinya, kemudian diucapkan oleh lisannya ditindak lanjuti dengan sikap amalan perbuatan sehari-hari yang bersesuaian dengan kaidah syari’at.
Seseorang yang mengaku beriman kepada ke Maha Tunggalan ( keesaan ) Allah, tetapi lisannya dan perbuatan menunjukan kesyirikan, maka belumlah ia dikatakan seseorang yang bertauhid.
Karenanya mereka-mereka yang dalam kesehariannya selalu melazimkan tradisi adat istiadat dan budaya yang diwarisi dari leluhur yang mempunyai keyakinan animisme dan hindu, mereka termasuk orang-orang yang melakukan perbuatan yang bertentangan dengan perbuatan orang-orang yang beriman, meskipun dihatinya mereka tetap meyakini Allah Subhanahu Ta’ala itu Tuhannya yang Maha Esa.
Mereka-mereka yang hatinya mengakui beriman kepada Allah, tetapi lisannya mengucapkan mantera-mantera minta perlindungan dan pertolongan kepada para roh-roh dan para jin serta perbuatan/amalannya memberikan tumbal atau sesajen kepada rohj-roh dan para jin, maka hilanglah keimanannya kepada Allah.
Begitu banyak ayat-ayat dalam al-Qur’an yang memerintahkan kepada kita umat islam untuk bertauhid dan menyembah serta meminta hanya kepada Allah. Firman-firman Allah yang terkandung dalam al-Qur’an yang agung dan mulia antara lain :.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa” [QS. Al-Baqarah : 21].


Firman-Nya :
إِنَّا أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ فَاعْبُدِ اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ * أَلا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلا لِيُقَرِّبُونَا
Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al Qur'an) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya" [QS. Az-Zumar : 2-3].


firman Allah subhaanahu wa ta’ala :
وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus” [QS. Al-Bayyinah : 5].
Ayat-ayat diatas medmerintahkan kepada kita umat islam , supaya kita hanya beribadah hanya kepada Allah , tidak diperkenankan beribadah dan meminta kepadaselain Allah, baik kepada Nabi, Malaikat,orang-orang shalih apalagi roh-roh dan para jin.
Akhirnya marilah kita tegakkan amar ma’ruf nahi munkar bagi saudara-saudara kita se aqidah yang masih melazimi berbagai bentuk tradisi adat istiadat warisan budaya dari animisme dan hindu yang masih mengakar dalam diri mereka. Semua itu karena kejahilan atas agama. Ingatkanlah mereka bahwa melestarikan tradisi adat istiadat dan b udaya para leluhur dalam kehidupan yang penuh dengan kesyirikan sangat bertentangan dengan agama tauhid. Mari kita kampanyekan ketengah-tengah masyarakat islam sebagai saudara kita agar meninggalkan segala bentuk tradisi yang syirik.(Wallahu ta’ala a’lam )
Bahan bacaan : dari berbagai sumber yang dapat dipertanggung jawabkan.

Diselesaikan ba’da subuh, Arba 17 Dzulhijah 1431 H/ 24 Nopember 2010.

2 komentar:

  1. Tapi mereka susah diajak kejalan yg benar..smoga mereka mendapat hidayah..ngeyelan

    BalasHapus
  2. setuju saya, mereka masih mempertahankan ajaran nenek moyangnya "mbahe" dulu ya gini, , ,dst" ditunujukkan jalan yang lurus, mereka lebih memeilih jalan yang bercabang. semoga Alloh memberikan hidayahNya. amiieen

    BalasHapus