M U K A D D I M A H
M U K A D D I M A H : Sesungguhnya, segala puji hanya bagi Allah, kita memuji-Nya, dan meminta perlindungan kepada-Nya dari kejahatan diri kami serta keburukan amal perbuatan kami. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tak ada yang dapat menyesatkannya. Dan Barang siapa yang Dia sesatkan , maka tak seorangpun yang mampu memberinya petunjuk.Aku bersaksi bahwa tidak ada Rabb yang berhak diibadahi melainkan Allah semata, yang tidak ada sekutu baginya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad shalallahu’alaihi wa sallam adalah hamba dan utusannya.
Kamis, 04 November 2010
KAPUHUNAN (Sebuah Keyakinan Bathil dan Syirik Dalam Tradisi Budaya Banjar (
O l e h : Musni Japrie al-Pasery.
Apa Itu Kapuhunan ?
Setiap suku bangsa yang mendiami begitu banyak kepulauan yang ada di Nusantara ini, mempunyai beragam tradisi adat dan budaya yang berbeda satu sama lainnya, sehingga anak negeri ini memiliki beragam bentuk tradisi yang diwarisinya dari para leluhurnya. Namun rata-rata meskipun terdapat adanya perbedaan satu dengan yang lainya, dijumpai adanya beberapa kemiripan yang serupa, terutama dalam hal yang berkaitan dengan keyakinan adanya sesuatu kekuatan diluar kemampuan manusia yang berpengaruh kepada kehidupan mereka. Hal ini dikarenakan adanya sumber dan akar sama yang berasal dari kepercayaan jahiliyah aninisme. Dimana keyakinan itu masih melekat dan membudaya meskipun hampir-hampir semua suku tersebut telah mengakui adanya Allah Yang Maha Esa sebagai aqidah mereka.
Salah satu keyakinan didalam tradisi dan adat budaya oarng-orang dari suku Banjar yang kali ini dikritisi adalah berkaitan dengan apa yang dinamakan dengan “ kapuhunan “. Istilah itu rata-rata dikenal dan telah meresap di dalam kehidupan sehari-hari orang-orang suku Banjar yang leluhurnya berasal dari pulau Kalimantan bagian selatan.
Istilah kapuhunan sering kali dipergunakan dalam kaitannya yang berkenaan dengan sesuatu yang dikonsumsi baik berupa makanan maupun minuman, dimana apabila seseorang bermaksud akan memakan atau meminum sesuatu, akan tetapi karena sesuatu hal menjadi batal. Maka apabila terjadi sesuatu yang berbentuk kecelakaan, baik kecelakaan kecil seperti luka atau kecelakaan yang besar, penyebabnya adalah karena akibat batalnya mengkonsumsi makanan atau minuman yang telah diniatkan tadi.. Atau dengan kata lain terjadinya kecelakaan tersebut disebabkan ditinggalkannya atau dibatalkan makanan dan minuman yang telah direncanakan atau disiapkan sebelumnya .
Kapuhunan dalam keyakinan kebanyakan orang-orang dari suku Banjar bahkan dapat pula terjadi pada seseorang karena orang tersebut menolak ketika diajak atau ditawari untuk makan atau minum sesuatu oleh orang lain.
Untuk mencegah atau menghindarkan kapuhunan, maka diyakini pula seseorang terlebih dahulu diwajibkan untuk sekedar mencicipi makanan atau minuman yang telah tersedia atau yang ditawarkan.
Ada beberapa jenis makanan dan minuman tertentu yang sangat berpeluang tinggi menimbulkan kapahunan pada seseorang yang diyakini oleh sebagian masyarakat Banjar, untuk jenis makanan adalah yang terbuat dari ketan, seperti nasi ketan, kue lempar dll, sedangkan minuman yang sangat dikuatirkan dapat menimbulkan kapuhunan adalah air kopi. Selain itu ada pula jenis kue/atau jajanan yang sangat dikuatirkan untuk menimbulkan kapuhunan apabila tidak dimakan atau dicicipi yaitu kue apam, cucur, tape ketan, apalagi tape ketan hitam, dan beberapa jenis kue yang lainnya.
Kapuhunan menurut keyakinan yang masih melekat pada sebagian masyarakat banjar, selain berakibat patal berupa terjadinya sesuatu atau kecelakaan, juga dapat menyebabkan adanya gangguan dari makhluk halus yang suka mengganggu dan menggoda manusia, akibat gangguan tersebut dapat menimbulkan sakitnya seseorang .
Kapuhunan, Suatu Keyakinan Warisan Jahiliyah/Aninisme.
Kapuhunan, merupakan keyakinan yang telah membudaya dalam kehidupan sebagian besar masyarakat Banjar, yang sampai saat sekarang ini masih diketemukan dalam kehidupan sehari-hari meskipun mereka yang hidup ditengah-tengah masyarakat modern dan mengaku sebagai penganujt islam, istilah kapuhunan masih sering dijumpai, meskipun mereka mengucapkannya tanpa sadar.
Keyakinan akan timbulnya musibah pada diri seseorang yang disebabkan oleh kapuhunan, merupakan keyakinan yang bersumber dari para leluhur atau nenek moyang zaman jahiliyah/ animisme, dimana menurut Wikipedia Bahasa Indonesia, kepercayaan animisme adalah kepercayaan kepada makhluk halus dan roh merupakan asas kepercayaan agama yang mula-mula muncul dikalangan manusia primitip . Kepercayaan animisme memperacayai bahwa setiap benda di bumi ini mepunyai jiwa yang mesti dihormati agar semangat tersebut tidak mengganggu manusia, malah membantu mereka dari semangat roh jahat dan juga dalam kehidupan keseharian mereka.
Karena makanan dan air merupakan benda yang dianggap sebagai sumber pemberi kehidupan dan kekuatan, maka penghormatan tinggi diberikan kepada keduanya, dimana apabila telah disediakan makanan atau air namun tidak disantap, berarti telah mengabaikan atau tidak menggubrisnya, dan ini merupakan penghinaan, sehingga rohnya akan mengganggu bahkan menimbulkan musibah.
Kapuhunan Keyakinan yang Bathil .
Meyakini bahwa terjadinya sesuatu kemudharatan atau musibah yang dialami oleh seseorang sebagai akibat kapuhunan yang disebabkan tidak jadi dimakannya atau ditinggalkannya makanan yang telah disiapkan, merupakan suatu yang bathil dan sesat. Karena makanan merupakan benda hasil olahan manusia itu sendiri, bagaimana ia bisa menimbulkan kemudharatan dan biang musibah. Sesuatu jenis makanan tidak mempunyai roh yang mempunyai daya, kekuatan dan kekuasaan yang mampu mempengaruhi serta menimbulkan kemaslahatan maupun kemudharatan, meskipun makanan itu sendiri mengandung unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tubuh manusia, meskipun ia sendiri mampu menimbulkan energi dan daya bagi tubuh manusia. Tetapi makanan itu sendiri tidak boleh diyakini mempunyai roh yang berwewenang mengatur manusia.
Meyakini kapuhunan sebagai penyebab terjadinya sesuatu yang tidak baik adalah suatu perkara yang bathil, yang wajib dihilangkan dari dalam diri manusia. Karena kebaikan atau keburukan itu telah ditentukan dan diatur oleh Sang Maha Pencipta yaitu Allah Subhanahu Wata’ala.
Meyakini Kapuhunan, Merupakan Perbuatan Syirik.
Islam agama tauhid telah menggariskan segala sesuatunya dalam syari’at yang wajib dita’ati, sebagaimana yang disebutkan dalam rukun iman, yaitu beriman atau mempercayai akan adanya Allah yang Maha Esa serta beriman kepada qada dan qadar.
Karenanya apapun yang terjadi terhadap diri manusia bukan atas kehendak siapa-siapa, melainkan telah diprogramkan oleh Allah Yang Maha Pencipta dan Maha Pengatur. Apa yang dikehendakinya pasti terjadi dan apa yang tidak dikehendaki jupa pasti tidak akan pernah terjadi. Manusia tidak dapat menolak apa yang dikehendaki Allah, dan juga disisi lain manusia tidak dapat memaksa untuk terjadinya sesuatu yang tidak dikehendaki Allah.
Dalam al-Qur’an surah Yunus ayat 107 Allah Ta’ala berfirman
“
وَإِن يَمْسَسْكَ اللّهُ بِضُرٍّ فَلاَ كَاشِفَ لَهُ إِلاَّ هُوَ وَإِن يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلاَ رَآدَّ لِفَضْلِهِ يُصَيبُ بِهِ مَن يَشَاء مِنْ عِبَادِهِ وَهُوَ الْغَفُورُ
الرَّحِيمُ
Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurniaNya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Berkaitan dengan ayat tersebut maka semua keyakinan yang bertentangan dengannya seperti keyakinan adanya kapuhunan adalah sikap yang bathil, dan merupakan keyakinan yang syirik.
Pengertian beriman kepada Allah Ta’ala tidak hanya sebatas pada pengakuan dalam hal beribadah bahwa tidak ada haq disembah selain Allah (tauhid uluhiyah) tetapi juga mengimani Allah dalam hal rububiyah yaitu pengakuan sejati bahwa Allah adalah Rabb dari segala sesuatu, pencipta dan pemelihara segala sesuatu, yang berhak mengatur segala sesuatu. Allah tidak memiliki sekutu dalam kekuasaaan-Nya. Tidak ada yang menolong-Nya karena Dia Maha Mampu, tidak ada yang bisa menolak keputusan-Nya,tidak ada yang bisa menyamai-Nya.tidak ada yang bisa menandingi-Nya. Tgidak ada yang bisa menentang Allah dalam sregala hak rububiyyah-Nya.
Allah Ta’ala berfirman dalam al-Qur’an surah Al An’am ayat 1:
الْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورَ ثُمَّ الَّذِينَ كَفَرُواْ بِرَبِّهِم يَعْدِلُونَ
Segala puji bagi Allah Yang telah menciptakan langit dan bumi dan mengadakan gelap dan terang, namun orang-orang yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan mereka.
Selain dari itu dalam al-Qur’an surah Ar-Ra’d ayat 16 , Allah berfirman :
قُلْ مَن رَّبُّ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ قُلِ اللّهُ قُلْ أَفَاتَّخَذْتُم مِّن دُونِهِ أَوْلِيَاء لاَ يَمْلِكُونَ لِأَنفُسِهِمْ نَفْعًا وَلاَ ضَرًّا قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الأَعْمَى وَالْبَصِيرُ أَمْ هَلْ تَسْتَوِي الظُّلُمَاتُ وَالنُّورُ أَمْ جَعَلُواْ لِلّهِ شُرَكَاء خَلَقُواْ كَخَلْقِهِ فَتَشَابَهَ الْخَلْقُ عَلَيْهِمْ قُلِ اللّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ
Katakanlah: "Siapakah Tuhan langit dan bumi?" Jawabnya: "Allah". Katakanlah: "Maka patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Allah, padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudharatan bagi diri mereka sendiri?". Katakanlah: "Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang; apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?" Katakanlah: "Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa".
Allah berfirman dalam al-Qur’an surah Ar-Ruum ayat 40 :
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ ثُمَّ رَزَقَكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ هَلْ مِن شُرَكَائِكُم مَّن يَفْعَلُ مِن ذَلِكُم مِّن شَيْءٍ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ
Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezki, kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu dari yang demikian itu? Maha Sucilah Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan.
Begitu juga dalam surah Faathir ayar 2, Allah Ta’ala berfirman :
مَا يَفْتَحِ اللَّهُ لِلنَّاسِ مِن رَّحْمَةٍ فَلَا مُمْسِكَ لَهَا وَمَا يُمْسِكْ فَلَا مُرْسِلَ لَهُ مِن بَعْدِهِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang dita- han oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya se- sudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Apabila terjadi suatu musibah yang menimpa diri manusia, maka itu sudah ditakdirkan Allah, dan karenanya sangatlah mustahil bahwa suatu musibah itu dikarenakan adanya kehendak pihak lain, sebagaimana yang diyakini oleh kebanyakan masyarakat Banjar selama ini. Adapun apabila benar-benar terjadi suatu musibah setelah tidak sempatnya memakan makanan yang telah disediakan, itu adalah karena kebetulan terjadi bersamaan dengan takdir Allah. Dan memang Allah telah menakdirkan bahwa musibah itu terjadi bertepatan tidak sempatnya orang yang terkena musibah itu memakan makanan yang telah disediakan.
Mereka yang meyakini bahwa kapuhunan menyebabkan seseorang mendapatkan musibah, berarti bahwa mereka tersebut meyakini kapuhunan
sejajar kedudukannya dengan Allah Ta’ala. Dan ini suatu kesyirikan,
Karena syirikpada hakekatnya adalah apabila seorang hamba menjadikan selain Allah sebagai sekutu-Nya yang ia menyamakan nya dengan Rabbul A’lamin,mencintainya sepertimencintai Allah, tgakut kepadanya seperti takunnya kepadaAllah,minta perlindungan dan berdoa kepadanya. Takut dan berharap kepadanya,mencinta dan bertawakkal kepadanya, menaatinya dalam bermaksiat kepada Allah, atau mengikutinya meski berlawanan dengan keridhaan Allah.
Dan bandingkanlah keterangan diatas dengan keyakinan kapuhunan yang terdapat dalam adat budaya Banjar, sebagaimana yang dikemukakan diatas.
Dalam Al-Qur’an surah An-Nisaa ayat 48 Allah menegaskan
إِنَّ اللّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاء وَمَن يُشْرِكْبِاللّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.
Terhadap orang-orang yang berbuat syirik disebut Allah sebagai orang yang tersesat sejauh-jauhnya sebagaima bunyiAl-Qur’an surah An-Nisaa’ ayat 116 :
وَمَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً بَعِيدًا
Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.
Orang-orang yang melakukan kesyirikan seperti mereka-mereka sebagian orang-orang banjar yang membuat piduduk diancam oleh Allah SubhanahuWata’ala dengan hukuman api neraka, sebagaimana yang tercantum dalam al-Qur’an surah Al-Maa-idah ayat 72 :
-
إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللّهُ عَلَيهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ
Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.
Kepada mereka-mereka akhlus syirik yang meskipun tanpa sadar telah melakukan kesyirikan karena kejahilannya terhadap ilmu agama, maka tidak ada cara lain yang harus dipilih dan ditempuh kecuali melakukan taubat.meminta ampun atas prilaku sesat yang telah dilakukan, karena taubat dapat menghapus segala dosa, karena Allah telah menjanjikannya dalam Al-Qur’an sesuai dengan yang tercantum dalam surah Az-Zumar ayar53:
-
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa ] semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Menurut Allah Ta’ala setiap orang bertaubat niscaya mendapatkan ampunan termasuk mereka yang melakukan kesyirikan, asalkan mereka bertaubat sebelum nafasnya tinggal ditenggorokan ( sebelum ajal/kematian ) dan matahari terbit dari sebelah barat (kiamat). Apabila mati dalam keadaan syirik dan tidakbertaub at sebelumnya maka Allah tidak akan mengampuninya lagi. ( Wallaahu Ta’ala ‘alam )
Sumber bacaan :
1. Al-qur’an dan terjemahan , salafi DB program.
2. Tazkiyatun Nafs, Syaikhul IslamIbnu Taimiyah.
3. Buku Pintar Aqidah Ahlussunnah , Syaikh Al-Alamah Hafizh bin Ahmad Al-Hikamah.
Diselesaikan , bada shubuh Jum’at tanggal 28 Dzulqaidah 1431 H/ 5 Nopember 2010.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Ketika Rasulullah Saw. menantang berbagai keyakinan bathil dan pemikiran rusak kaum musyrikin Mekkah dengan Islam, Beliau dan para Sahabat ra. menghadapi kesukaran dari tangan-tangan kuffar. Tapi Beliau menjalani berbagai kesulitan itu dengan keteguhan dan meneruskan pekerjaannya.
BalasHapus