Orang yang membaca Sirah Nabawiyah (Pejalanan Hidup Rasulullah),
serta jilhad beliau, maka ia akan melihat beberapa periode berikut
ini:
Karena itu, para da'i hendaknya memulai dakwahnya dengan mengajak kepada tauhid dan memperingatkan agar mereka tidak terjerumus dalam perbuatan musyrik. Dengan demikian, ia telah mengikuti teladan Rasulullah dalam berdakwah.
Hal yang pertama beliau lakukan adalah membangun masjid, tempat berkumpul nya umat Islam dalam beribadah kepada Allah. Di dalamnya, mereka berkumpul lima kali sehari, untuk mengatur hidup mereka.
Lalu Rasulullah segera mempersaudarakan antara kaum Anshar, penduduk pribumi (Madinah) dengan orang-orang Muhajirin dari Makkah, yang hijrah dengan meninggalkan semua harta benda mereka. Orang-orang Anshar pun lalu menawarkan harta mereka kepada kaum Muhajirin, serta membantu memenuhi apa yang mereka butuhkan.
Rasulullah mengetahui bahwa terjadi saling bermusuhan an-tara sebagian penduduk Madinah. Yaitu antara suku Aus dan Khazraj. Maka Rasulullah mendamaikan di antara mereka, menjadikan me-reka bersaudara yang satu sama lain saling mencintai dalam ikatan iman dan tauhid. Seperti ditegaskan dalam sabda beliau, "Seorang muslim adalah saudara muslim lainnya ...".
"Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka apa saja yang kamu sanggupi." (Al-Anfaal: 60)
Rasulullah menafsirkan ayat ini dengan sabdanya,
"Ketahuilah, sesungguhnya kekuatan itu adalah (kepandaian) melempar." (HR. Muslim)
Melempar dan mengajarkannya adalah wajib atas setiap muslim, sesuai dengan kemampuannya. Meriam, tank baja, pesawat tempur dan berbagai senjata lainnya, semua membutuhkan latihan dan belajar melempar ketika menggunakannya. Alangkah baiknya jika para siswa di sekolah-sekolah diajari olah raga melempar atau memanah. Lalu digalakkan lomba untuk jenis olah raga tersebut, sehingga anak-anak menjadi siap guna mempertahankan agama dan tempat-tempat suci mereka.
Sayang sekali, anak-anak sekarang lebih suka menghabiskan waktunya dengan bermain bola, dengan penyelenggaraan pertandingan di sana-sini. Mereka membuka paha (aurat) padahal Islam menyuruh kita untuk menutupinya, serta meninggalkan shalat padahal Allah menyuruh kita untuk menjaganya.
"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedu-dukanmu." (Muhammad: 7)
25.1 Periode Tauhid
Rasulullah tinggal di Makkah selama tiga belas tahun. Selama itu,
beliau menyeru kaumnya untuk bertauhid dan mengesakan Allah dalam
beribadah, berdo'a dan mengambil hukum serta menyeru untuk memerangi
kemusyrikan. Hal itu terus beliau lakukan selama masa tersebut,
sehingga aqidah Islam menjadi kokoh dan teguh dalam jiwa setiap
sahabat, dan jadilah mereka orang-orang pemberani yang tidak takut
kecuali kepada Allah.
Karena itu, para da'i hendaknya memulai dakwahnya dengan mengajak kepada tauhid dan memperingatkan agar mereka tidak terjerumus dalam perbuatan musyrik. Dengan demikian, ia telah mengikuti teladan Rasulullah dalam berdakwah.
25.2 Periode Ukhuwah (Persaudaraan)
Rasulullah berhijrah dari Makkah ke Madinah untuk membangun sebuah
masyarakat muslim yang tegak berdasarkan saling cinta dan kasih
sayang.
Hal yang pertama beliau lakukan adalah membangun masjid, tempat berkumpul nya umat Islam dalam beribadah kepada Allah. Di dalamnya, mereka berkumpul lima kali sehari, untuk mengatur hidup mereka.
Lalu Rasulullah segera mempersaudarakan antara kaum Anshar, penduduk pribumi (Madinah) dengan orang-orang Muhajirin dari Makkah, yang hijrah dengan meninggalkan semua harta benda mereka. Orang-orang Anshar pun lalu menawarkan harta mereka kepada kaum Muhajirin, serta membantu memenuhi apa yang mereka butuhkan.
Rasulullah mengetahui bahwa terjadi saling bermusuhan an-tara sebagian penduduk Madinah. Yaitu antara suku Aus dan Khazraj. Maka Rasulullah mendamaikan di antara mereka, menjadikan me-reka bersaudara yang satu sama lain saling mencintai dalam ikatan iman dan tauhid. Seperti ditegaskan dalam sabda beliau, "Seorang muslim adalah saudara muslim lainnya ...".
25.3 Periode Persiapan
Dalam Al-Qur'an, Allah Ta'ala memerintahkan agar umat Islam bersiap
siaga untuk menghadapi musuh-musuh Islam. Allah Subhanahu Wa Ta'ala
berfirman,
"Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka apa saja yang kamu sanggupi." (Al-Anfaal: 60)
Rasulullah menafsirkan ayat ini dengan sabdanya,
"Ketahuilah, sesungguhnya kekuatan itu adalah (kepandaian) melempar." (HR. Muslim)
Melempar dan mengajarkannya adalah wajib atas setiap muslim, sesuai dengan kemampuannya. Meriam, tank baja, pesawat tempur dan berbagai senjata lainnya, semua membutuhkan latihan dan belajar melempar ketika menggunakannya. Alangkah baiknya jika para siswa di sekolah-sekolah diajari olah raga melempar atau memanah. Lalu digalakkan lomba untuk jenis olah raga tersebut, sehingga anak-anak menjadi siap guna mempertahankan agama dan tempat-tempat suci mereka.
Sayang sekali, anak-anak sekarang lebih suka menghabiskan waktunya dengan bermain bola, dengan penyelenggaraan pertandingan di sana-sini. Mereka membuka paha (aurat) padahal Islam menyuruh kita untuk menutupinya, serta meninggalkan shalat padahal Allah menyuruh kita untuk menjaganya.
25.4 Ketika kita kembali kepada aqidah tauhid,
Saling berkasih sayang dalam ikatan persaudaraan Islam, serta telah
siap menghadapi musuh dengan berbagai senjata yang dimiliki. Maka
insya Allah akan turunlah pertolongan buat kaum muslimin,
sebagaimana pertolongan itu telah diturunkan kepada Rasulullah , dan
kepada para sahabat sesudah beliau wafat. Allah Subhanahu Wa Ta'ala
berfirman,
"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedu-dukanmu." (Muhammad: 7)
25.5 Urutan periode sebagaimana di atas,
Tidak berarti masing-masing periode berdiri sendiri. Dengan kata
lain, bahwa periode ukhuwah, tidak disertai oleh periode tauhid,
tetapi periode-periode tersebut saling mengisi dan berhubungan erat.
Disunting dari Al Firqotun An Najiyah oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Bani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar