Sebagai
lajutan pembicaraan tentang membudayakan agama islam dalam
kehidupan sehari-hari bagi umat islam
di bagian ke 5 tersebut diatas, maka dibawah ini dikemukan pula
bagaimana langkah-langkah pembudayaan tersebut :
7. Berkelanjutan/ berkesinambungan
Membudayakan
agama dalam praktek kehidupan sehari-hari secara lengkap oleh setiap umat islam
adalah suatu kewajiban dalam rangka melaksanakan keta’atan kepada Allah dan Rasul, karena sesungguhnya kaum
muslimin diperintahkan untuk ta’at sesuai dengan firman Allah ta’ala dalam
surah An Nuur (24) ayat 54:
قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا
الرَّسُولَ فَإِن تَوَلَّوا فَإِنَّمَا عَلَيْهِ مَا حُمِّلَ وَعَلَيْكُم مَّا
حُمِّلْتُمْ وَإِن تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلَّا
الْبَلَاغُ الْمُبِينُ
Katakanlah: "Ta'at kepada
Allah dan ta'atlah kepada rasul; dan jika kamu berpaling maka sesungguhnya
kewajiban rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu
sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. Dan jika kamu ta'at
kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban rasul itu
melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang".
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh
imam Muslim disenutkan :
صحيح مسلم ٣٤٢٣: حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ
بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا لَيْثٌ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ عَلَى الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ فِيمَا
أَحَبَّ وَكَرِهَ إِلَّا أَنْ يُؤْمَرَ بِمَعْصِيَةٍ فَإِنْ أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ فَلَا
سَمْعَ وَلَا طَاعَةَ
و حَدَّثَنَاه زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ وَمُحَمَّدُ
بْنُ الْمُثَنَّى قَالَا حَدَّثَنَا يَحْيَى وَهُوَ الْقَطَّانُ ح و حَدَّثَنَا ابْنُ
نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا أَبِي كِلَاهُمَا عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بِهَذَا الْإِسْنَادِ
مِثْلَهُ
Shahih Muslim 3423: Telah
menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami
Laits dari 'Ubaidullah dari Nafi' dari Ibnu Umar dari Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam, bahwa beliau bersabda: "Wajib setiap orang untuk mendengar dan
taat, baik terhadap sesuatu yang dia suka atau benci, kecuali jika dia
diperintahkan untuk bermaksiat, maka tidak ada kewajiban baginya untuk
mendengar dan taat."
Sejalan dengan itu menjalankan
kewajiban yang diperintahkan tidaklah hanya terbatas pada hari-hari tertentu
atau waktu-waktu tertentu atau hanya sekali-sekali saja, menjalankan kewajiban
terhadap Allah ta’ala itu haruslah dilakukan secara berkelanjutan atau
berkesinambungan setiap saat sesuai waktu dan tempat yang telah ditentukan.
Karena amalan-amalan syari’at itu telah ditentukan waktu-waktu dan tempatnya,
ada yang harus dilakukan setiap saat seperti berdzikir sesuai dalam keadaan
sedang melaksanakan pekerjaan tertentu ,
ada menurut hitungan waktu/jam tertentu seperti shalat fardhu 5 waktu, ada
ibadah mingguan berupa shalat jum’ah, ada berdasarkan hitungan tahunan seperti
berzakat atau ada pula berdasarkan kondisi seperti bersadaqah.
Seluruh bentuk syari’at agama yang diperintahkan untuk
diamalkan hendaknya dibiasakan secara
rutin dan tidak terputus-putus . Tidak boleh memilih yang gampang saja serta
meninggalkan yang lainnya karena dianggap berat. Hanya melakukan yang
wajib-wajib saja, meninggalkan yang sunah-sunah karena meninggalkannya dianggap
tidak berdosa.Tidak coba menganggap remeh
amalan yang kecil dan enteng seperti tersenyum dan mengucapakan salam
ketika bertemu dengan seseorang.
Kesinambungan atau rutinitas
membudayakan agama dalam kehidupan sehari-ha, karena dengannya kelak kita tidak
akan pernah merasa terbebani dalam melaksanakannya, bahkan akan menjadi sebuah kebutuhan
yang tidak bisa ditinggalkan lagi. Insya Allah
8. Disiplin dengan melakukan amalan yamng diperintahkan
Membudayakan atau membiasakan agama
dalam kehidupan sehari-hari bagi kaum muslimin sebagai suatu kewajiban yang
ditunaikan menuntut adanya disiplin diri. Disiplin sebagai kemauan diri untuk
menaati segala sesuatu keteraturan yang ada agar sesuatu itu berjalan sebagai
mana mestinya.
Disiplin menjalan seluruh perintah
agama dalam kehidupan sehari-hari bagi kaum muslimin dan tidak melalaikan
perintahnya berarti mereka telah berupaya untuk membudayakan agama mereka. Berdisiplin
berarti mengikatkan diri dengan keteraturan. Sebagai contoh apabila telah tiba
waktunya untuk shalat maka mereka yang
disiplin segera melakukannya dengan tidak menunda-nundanya. Contoh lain untuk
naik kendaraan disyari’atkan membaca doa maka setiap naik kendaraan tidak
pernah melupakan untuk membaca doa.
Dengan mendisiplinkan diri
mengamalkan perintah dan larangan agama disetiap kesempatan maka berarti telah
membudayakan agama dalam kehidupan sehari-harinya.
Ciri dari muslim yang baik ialah senantiasa
selalu melakukan amal kebajikan untuk dunia dan akhiratnya dengan mengamalkan seluruh
syari’at islam sesuai al-Qur’an dan as-Sunnah sebagai bentuk pembudayaan agama
dalam kehidupan sehari-harinya. Semogalah kita termasuk orang-orang yang
berusaha menjadikan agamanya sebagai pegangan dalam bertindak dan
berprilaku. Wallahu ta’ala ‘alam’.
Tepian Mahakam, 17 Syawal 1437 H
By : Abu Farabi al-Banjari
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar