M U K A D D I M A H
M U K A D D I M A H : Sesungguhnya, segala puji hanya bagi Allah, kita memuji-Nya, dan meminta perlindungan kepada-Nya dari kejahatan diri kami serta keburukan amal perbuatan kami. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tak ada yang dapat menyesatkannya. Dan Barang siapa yang Dia sesatkan , maka tak seorangpun yang mampu memberinya petunjuk.Aku bersaksi bahwa tidak ada Rabb yang berhak diibadahi melainkan Allah semata, yang tidak ada sekutu baginya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad shalallahu’alaihi wa sallam adalah hamba dan utusannya.
Rabu, 29 September 2010
INSYA ALLAH DAN PASTI AKAN TIBA GILIRAN KITA YANG DIPANGGIL
By : Musni Japrie al-Pasery
Nada panggil SMS di Hp ku berbunyi beberapa kali membangunkan aku dari tidur yang lelap, setelah membaca zikir Lailaah ha illalah wahdahula syarikalah ……… sebagai mana yang diazarkan oleh Rasullulqah shallalahu ‘alaihi wasallam untuk dibaca setiap kali terbangun ditengah malam, aku segera bangkit dari tempat tidur dan langsung membuka Sms yang baru masuk .
Pertama-tama kalimat yang tertera dalam Sms tersebut tersebut adalah : ‘Innalillahi wainna lillahi raji’un “ membaca kalimat itu jantung berdegup kencang karena terkejut, siapa gerangan keluarga terdekat yang meninggal pikirku. Sejenak aku berdiam diri, kemudian kalimat lanjutan teks Sms tersebut yang tertera di Hp, aku baca hingga selesai : “ Telah meninggalkan dunia sahabat kita …..pada pukul 12 tengah malam tadi” Sms dikirim oleh salah seorang mantan staf dikantor dulu.
Aku menutup Hp kemudian menengok jam dinding, angka menunjukkan pukul 2 dini hari, aku berfikir masih ada waktu l jam menyelesaikan tidur yang tertunda sampai pukul tiga untuk kembali bangun melakukan tugas rutin yang dianjurkan oleh Rasullulah shallalahu ‘alaihi wasallam.
Sambil tiduran pikiranku menerawang tentang mati, dan terlintas dalam benak sebuah firman Allah Yang Maha Menghidupkan dan Maha Mematikan yang tertuang dalam al-Qur’an surah al-Anbiya ayat 35 :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.
Dalam benak timbul diskusi kecil, mengenai kematian, siapapun akan mati tidak terkecuali, termasuk diri ini sendiri, entah kapan waktunya, hanya Allah Yang Maha Mengetahuinya. Tidak satupun makhluk yang mampu untuk menolak dan meminta untuk ditunda karena belum siap bekal menempuh perjalanan panjang dialam barzah menanti hari pengadilan diakhirat kelak. Kedatangan malaikat maut yang ditugaskan untuk mencabut nyawa tidak dapat ditolak atau ditunda sedetik jugapun, ini sesuai dengan firman Allah yang tertera dalam surah an- Nisaa ayat 78 :
أَيْنَمَا تَكُونُواْ يُدْرِككُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِي بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ وَإِن تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَقُولُواْ هَـذِهِ مِنْ عِندِ اللّهِ وَإِن تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَقُولُواْ هَـذِهِ مِنْ عِندِكَ قُلْ كُلًّ مِّنْ عِندِ اللّهِ فَمَا لِهَـؤُلاء الْقَوْمِ لاَ يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ حَدِيثًا
Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan [mereka mengatakan : "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan : "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah : "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan] sedikitpun ?
Begitu pula Allah Subhanahu Wata’ala telah pula menegaskan bahwa apabila sudah sampai batas waktu ajal tiba, maka kematian tidak dapat diundur dari jadwal yang sudah ditentukan, hal ini tercantum dalam al-Qur’an surat Al-Munaafiqun ayat 11:
-
وَلَن يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاء أَجَلُهَا وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.
Pagi harinya ba’da dhuha seorang teman datang menjemput untuk pergi menuju kerumah sahabat yang meninggal untuk bertaji’ah kepada keluarganya. Disana nampak telah banyak berkumpul orang-orang bertaji’ah begitu juga teman-teman sepekerjaan dari yang meninggal
Diantara teman bercerita bahwa dua hari sebelum meninggal yang bersangkutan baru saja melakukan perjalanan keluar daerah dan pada siang hari sebelum meninggal masih masuk kerja dan berbincang-bincang sesama teman sekantor dan kelihatan sehat tanpa ada keluhan sedikitpun. Karena kepergiannya untuk selama-lamanya secara mendadak membuat orang banyak terkesima.
Pada saat jenazah dimandikan, aku sempat menengok untuk melihat dari dekat kondisi terakhir teman tersebut. Sebagaimana yang aku kenal sebelumnya yang bersangkutan bertubuh tinggi besar, nampak sehat dan masih muda dan umurnya baru empat puluh tahunan.
Melihat itu semua dibenakku berkata apabila kematian yang sudah ditentukan waktunya oleh Allah Yang Maha Mengetahui Segalanya, maka kematian itu tidak perduli apakah kondisinya dalam keadaan sehat, atau didahului dengan sakit, apakah masih muda atau sudah jompo. Malaikat maut tidak pernah pilih kasih atau pilih-pilih dulu. Apabila Allah berkehendak maka setiap makhluk akan dipanggil secara mendadak tanpa adanya undangan pemberitahuan sebelumnya.
Selesai dikafani dan dimasukkan keranda, jenazah teman yang sehari sebelumnya segar bugar, hari ini diusung dalam keranda kematian kemudian disholatkan di sebuah langgar yang dekat dengan kediamannnya.
Kami para pelayat ikut melakukan sholat jenazah, mendoakan bagi jenazah agar diberikan ampunan oleh Allah Yang Maha Pengampun , dan disisi lain tentunya akan mendapatkan ganjaran pahala ,sebagaimana bunyi hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Imam Bukhari dan Ibnu Hibban dari Abu Sai’id al-Khudri, dia berkata, Rasullulah shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda :
قَالَ عُودُوا الْمَرِيضَ وَامْشُوا مَعَ الْجَنَاتُذَكِّرْكُمْ الْآخِرَةَ
: "Jenguklah orang sakit dan iringilah jenazah, karena hal itu akan mengingatkan kalian akan akhirat."
Banyak hadits yang menyebutkan keutamaan dari menshalatkan jenazahb tersebut, antara lain juga dihadist lain yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Abu Hurairah radhyallahu ‘anhum Rasullulah shalalahu alaihi wasallam bersabda :
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ اتَّبَعَ وَاحْتِسَابًا وَكَانَ مَعَهُ حَتَّى يُصَلَّى عَلَيْهَا وَيَفْرُغَ مِنْ دَفْنِهَا فَإِنَّه يَرْجِعُ مِنْ الْأَجْرِ بِقِيرَاطَيْنِ كُلُّ قِيرَاطٍ مِثْلُ أُحُدٍ وَمَنْ صَلَّى عَلَيْهَا ثُمَّ رَجَعَ قَبْلَ أَنْ تُدْفَنَ فَإِنَّهُ يَرْجِعُ بِقِيرَاطٍ
: "Barangsiapa mengiringi jenazah muslim, karena iman dan mengharapkan balasan dan dia selalu bersama jenazah tersebut sampai dishalatkan dan selesai dari penguburannya, maka dia pulang dengan membawa dua qiroth, setiap qiroth setara dengan gunung Uhud. Dan barangsiapa menyolatkannya dan pulang sebelum dikuburkan maka dia pulang membawa satu qiroth.
Berkaitan dengan apa yang dikemukakan diatas kiranya menjadikan kita sebagai orang yang selalu ingat akan kematian yang akan datang menjumpai kita tanpa tahu kapan datangnya. Mengingat akan kematian itu sangat besar faedahnya, sehingga Rasullulah shalalahu ‘alaihi wasallam menyebutkannya dalamsebuah hadits yang diriwayatkan oleh ath-Thabrani dan Ibnu Majah dari Ibnu Umar radhyallaahu ‘anhum , ia berkata :
كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ الْأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا قَالَ فَأَيُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الْأَكْيَاسُ
Telah mengabarkan kepada kami Az Zubair bin Bakkar telah mengabarkan kepada kami Anas bin 'Iyadl telah mengabarkan kepada kami Nafi' bin Abdullah dari Farwah bin Qais dari 'Atha` bin Abu Rabah dari Ibnu Umar bahwa dia berkata; Saya bersama dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba datang seorang laki-laki Anshar kepada beliau, lalu dia mengucapkan salam kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya; "Ya Rasulullah, bagaimanakah orang mukmin yang utama?" beliau menjawab: "Orang yang paling baik akhlaknya." Dia bertanya lagi; "Orang mukmin yang bagaimanakah yang paling bijak?" beliau menjawab: "Orang yang paling banyak mengingat kematian, dan yang paling baik persiapannya setelah kematian, merekalah orang-orang yang bijak."
حَدَّثَنَا الزُّبَيْرُ بْنُ بَكَّارٍ حَدَّثَنَا أَنَسُ بْنُ عِيَاضٍ حَدَّثَنَا نَافِعُ
“ Saya bersama dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba datang seorang laki-laki Anshar kepada beliau, lalu dia mengucapkan salam kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya; "Ya Rasulullah, bagaimanakah orang mukmin yang utama?" beliau menjawab: "Orang yang paling baik akhlaknya." Dia bertanya lagi; "Orang mukmin yang bagaimanakah yang paling bijak?" beliau menjawab: "Orang yang paling banyak mengingat kematian, dan yang paling baik persiapannya menyambut kematian, merekalah orang-orang yang bijak."
Berdasarkan kepada hadits tersebut diatas, maka seyogyanya kita seluruh kaum muslimin menjadi orang yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik persiapannya menyambut kematian, karena orang-orang yang sedemikianlah yang dikatakan oleh Rasullulah shalalahu ‘alaihi wasallam orang-orang yang bijak.
Wahai sahabat-sahabatku sudahkah kita bersiap-siap untuk menghadapi kematian dan menjalani masa-masa sesudahnya, karen Insya Allah dan pasti akann tiba giliran yang dipanggil ( Wallahu ta’ala ‘alam )
Sumber bacaan :
1. Al-qur’an dan terjemahan, program Salafi-db
2. Kitab hadits 9 Imam, Lidwa Pusaka i-sofware.
3. Rahasia Kematian, Alam Akhirat & Kiamat, Imam Al-Qurthubi
Arba,ba’da Isya 20 Syawal 1431 H / 29 September 2010.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar