M U K A D D I M A H

M U K A D D I M A H : Sesungguhnya, segala puji hanya bagi Allah, kita memuji-Nya, dan meminta perlindungan kepada-Nya dari kejahatan diri kami serta keburukan amal perbuatan kami. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tak ada yang dapat menyesatkannya. Dan Barang siapa yang Dia sesatkan , maka tak seorangpun yang mampu memberinya petunjuk.Aku bersaksi bahwa tidak ada Rabb yang berhak diibadahi melainkan Allah semata, yang tidak ada sekutu baginya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad shalallahu’alaihi wa sallam adalah hamba dan utusannya.

Senin, 11 Oktober 2010

MENGINGAT KEMATIAN

By : Musni Japrie Pasery

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. ( al-Qur’an surah al-Anbiya ayat 35 )

Sudah tidak terhitung lagi jumlahnya, diantara sanak keluarga, sahabat, handai taulan dan kerabat serta orang-orang yang kita kenal secara bergantian dipanggil untuk pindah kealam barzah ( alam kubur ) sebagai tempat penantian sementara menunggu hari kebangkitan yang insya Allah akan tiba saatnya.

Mereka-mereka yang dipanggil untuk mendahului kita mengalami kematian dengan berbagai sebab. Ada yang sebelumnya harus mengalami penderitaan berupa sakit yang harus dirawat , ada yang tanpa didahului dengan sebab sakit dan mati secara mendadak, ada yang harus melaluinya dengan mengalami kecelakaan dan bencana. Dan bahkan sebagaimana yang sering disaksikan diberbagai media televisi, banyaknya korban yang tewas secara rombongan akibat gempa bumi, tanah longsor, tsunami (gelombang pasang) , banjir bandang dan bencana alam lainnya.

Sesuai dengan jadwal yang telah diprogramkan Allah ‘Azza Wa Jalla, siapapun orangnya akan didatangi oleh kematian sebagai berakhirnya tahap kehidupan didunia, dan kematian tersebut tidak pernah tertunda dari jadwalnya, sesuai dengan firman Allah Ta’ala dalam al-Qaur’an surah al-Munaafiqun ayat 11 :

وَلَن يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاء أَجَلُهَا وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.

Sama dengan halnya dalam mengarungi samudera kehidupan yang sangat pendek bila dibandingkan dengan kehidupan kekal diakhirat, diperlukan adanya persiapan-persiapan yang matang dan lengkap yang terlebih dahulu harus dimulai dengan melakukan cocok tanam di ladang dunia dan diakhirat nantinya kelak akan menuai buahnya berupa pahala dan keridhaan .

Yang perlu dicermati sejak dini, apakah kita sudah menyadari bahwa perbekalan yang harus dipersiapkan berupa ketaqwaan telah kita lakukan atau kita sementara ini hanya berleha-leha dan berlalai-lalai karena menganggap bahwa kematian belum akan menggapai kita.


Berkaitan dengan apa yang dikemukakan diatas kiranya menjadikan kita sebagai orang yang selalu ingat akan kematian yang akan datang menjumpai kita tanpa tahu kapan datangnya. Mengingat akan kematian itu sangat besar faedahnya, sehingga Rasullulah shalalahu ‘alaihi wasallam menyebutkannya dalamsebuah hadits yang diriwayatkan oleh ath-Thabrani dan Ibnu Majah dari Ibnu Umar radhyallaahu ‘anhum , ia berkata :

كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ الْأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا قَالَ فَأَيُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الْأَكْيَاسُ

Telah mengabarkan kepada kami Az Zubair bin Bakkar telah mengabarkan kepada kami Anas bin 'Iyadl telah mengabarkan kepada kami Nafi' bin Abdullah dari Farwah bin Qais dari 'Atha` bin Abu Rabah dari Ibnu Umar bahwa dia berkata; Saya bersama dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba datang seorang laki-laki Anshar kepada beliau, lalu dia mengucapkan salam kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya; "Ya Rasulullah, bagaimanakah orang mukmin yang utama?" beliau menjawab: "Orang yang paling baik akhlaknya." Dia bertanya lagi; "Orang mukmin yang bagaimanakah yang paling bijak?" beliau menjawab: "Orang yang paling banyak mengingat kematian, dan yang paling baik persiapannya setelah kematian, merekalah orang-orang yang bijak."

Berdasarkan kepada hadits tersebut diatas, maka seyogyanya kita seluruh kaum muslimin menjadi orang yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik persiapannya menyambut kematian, karena orang-orang yang sedemikianlah yang dikatakan oleh Rasullulah shalalahu ‘alaihi wasallam orang-orang yang bijak.

Mengutip tulisan dari Imam al-Qurthubi dalam buku beliau “ Rahasia Kematian. Alam Askhirat, & Kiamat “ pada bab ke -3 dibawah judul Ingat Mati dan Pesiapan Menyambujtnya “ dikemukakan sebagai berikut :

Diriwayatkan oleh Imam An- Nasa’I dari Abu Huhairah bahwa Rasullulah bersabda : “ Sering-seringlah kalian ingat akan sesuatu yang melenyapkan kenikmatan “.
Hadits tersebut diriwayatkan juga oleh Imam Ibnu Majah dan imam at-Tirmidzi,juga oleh al-hafizh Abu-Na’im dariUm,ar Ibnul Khattab,ia mengatakan bahwa Rasulullulah shalalahu ‘alaihi wasallam bersabda : “ Sering-seringlah kalian inghat seuatu yang dapat melenyapkan kenikmatan –kenikmatan “ Kami bertanya , “ Ya Rasullulah, apa itu sesuatu yang melenyapkan kenikmatan-kenikmatan .beliau menjawab :” Kematian “

Menurut para ulama,sdabda Nabi shallalahu ‘alaihi wasallam tersebut qadalah sebuah kalimat yang singkat , tetapi sarat dengan pesan dan p[lajran. Orang yang benar –benar mengingat kematian, dengan senidirnya ia akan sadar rtentamng hakekat nikmat yangtgengah dirasakannuya , didunia. Sehingga ia,tidak akan banyak berharap nikmat itu akan abadi dimasa datang,dan ia akan bersikap zuhud terhadap apa yang diharapkannya.

Selanjutnya dikatakan pula oleh Imam al-Quthubi rahimahullah , b ahwa sesunguhnya mengingat kematian itu akan menimbulkan persaan cemas saat meninggalkan kehidupan dunia yang fana ini menujukehidupan akhirat yang kekal abadi . Seseorang pasti tidak mungkin lepas dari suka dan duka, atau n ikmat dan penderitaan . Ketika ia sedang berduka dan menderita, mengingat kematian akan membantu mempermudah ia menghadapinya,karena apa yang ia alami itu tidak akan abadi dan hanya bersifat sementara. Dan ketika dia sedang dalam keadaan suka mengenyam nikmat ,maka mengingat kematian akan membuat ia tidak mau tertipu oleh kenikmatan –kenikmatan yang tengah ia rasakan. Ia tetap akan bersikap tenang.

Semua sepakat bahwa kematian itu tidak terikat oleh umur tertentu , waktu tertentu dan penyakit tertentu. Hal itu dimaksudkan agar manusia selalu dalam posisi siap siaga menghadapinya kapan dan dimana saja.

Ad-Daqqaq berkata : “ Barang siapa yang sering ingat kematian,ia akan dimuliakan dengan tiga hal : yakni, cepat b ertaubat dari setiap dosa, hati yang qana’ah (menerima apa adanya ) dan semangat dalam beribadah. Dan barang siapa yang lupa akan kematian, ia akan diberi sanksi dengan tiga hal pula yakni lupa atau lambat bertaubat, tidak puas dengan pemberian Allah, dan malas beribadah.

Berkata pula Imam al-Qurthubi : Karena itu berpikirlah , wahai orang-orang yang tertipu, akan kematian dan saat-saat yang krusial ketika kamu sedang sekat.Kamtian adalah janji yang pasti akan ditepati. Kematian adalah hakimyang adil . Kematian adalah luka. Kematian membuat mata menangis. Kematian mengakibatkan perpisahan. Kematian akan melenyapkan kenikmatan-kenikmatan. Kematian akan memutuskan harapan serta angan-angan,.

Lebih lanjut Imam al-Qurthub I rahimahullah berkata : Pernahkah kamu memikirkan kematianmu, wahai anak cucu adam? . Itulah saat kamu harus berpindah dari tempatmu di dunia yang lapang ke sebuah liang lahat yang sangat sempit, saat teman-temanmu yang paling dekat sekalipun tega menghianatimu tanpa kamu bisa b erbuat apa-apa, saat kamu hartus meninggal;kan saudara dan handai taulan, saat kamu harus bangkit dari tempat tidurmu,harus menanggalkan pakaiannu yang mewah dengan berganti pakaian tanah yang kotor.

Iman al-Qurthubi rahimahullaah melanjutkan : Wahai orang yang selalu meraup dunia, saat itu kamu sudah tidak mempunyai harta sama sekali srelain hanya beberapa lembar kain kapan ,ituipun sebentar lagi pasti akan rusak. Tubuhmu dimakan oleh tanah. Lalu, dimana dunia yang selalu kamu tumpuk ? Apakah ia kan menyelamatkan kamu dari huru-hara?. Tidak, tetapi kamu tinggalkan duniamu untuk orang yang justru tidak mau berterimakasih kepadamu. Sementara dosa-dosamu kamu ajukan kepada Allah yang pasti tidak menerima alasanmu.

Imam at-Tirmidzi rahimahullah meriwayatkan sebuah hadits dari Rasullulah shalalaahu ‘alaihi wasallam :

دَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ وَكِيعٍ حَدَّثَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ أَبِي مَرْيَمَ ح و حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ عَوْنٍ أَخْبَرَنَا ابْنُ الْمُبَارَكِ عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ أَبِي مَرْيَمَ عَنْ ضَمْرَةَ بْنِ حَبِيبٍ عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ قَالَ هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ قَالَ وَمَعْنَى قَوْلِهِ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ يَقُولُ حَاسَبَ نَفْسَهُ فِي الدُّنْيَا قَبْلَ أَنْ يُحَاسَبَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيُرْوَى عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ قَالَ حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا وَتَزَيَّنُوا لِلْعَرْضِ الْأَكْبَرِ وَإِنَّمَا يَخِفُّ الْحِسَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى مَنْ حَاسَبَ نَفْسَهُ فِي الدُّنْيَا وَيُرْوَى عَنْ مَيْمُونِ بْنِ مِهْرَانَ قَالَ لَا يَكُونُ الْعَبْدُ تَقِيًّا حَتَّى يُحَاسِبَ نَفْسَهُ كَمَا يُحَاسِبُ شَرِيكَهُ مِنْ أَيْنَ مَطْعَمُهُ وَمَلْبَسُهُ

Telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Waqi' telah menceritakan kepada kami 'Isa bin Yunus dari Abu Bakar bin Abu Maryam, dan telah mengkhabarkan kepada kami Abdullah bin Abdurrahman telah mengkhabarkan kepada kami 'Amru bin 'Aun telah mengkhabarkan kepada kami Ibnu Al Mubarak dari Abu Bakar bin Abu Maryam dari Dlamrah bin Habib dari Syaddad bin Aus dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam beliau bersabda: "Orang yang cerdas adalah orang yang mempersiapkan dirinya dan beramal untuk hari setelah kematian, sedangkan orang yang bodoh adalah orang jiwanya mengikuti hawa nafsunya dan berangan angan kepada Allah." Dia berkata: Hadits ini hasan, dia berkata: Maksud sabda Nabi "Orang yang mempersiapkan diri" dia berkata: Yaitu orang yang selalu mengoreksi dirinya pada waktu di dunia sebelum di hisab pada hari Kiamat. Dan telah diriwayatkan dari Umar bin Al Khottob dia berkata: hisablah (hitunglah) diri kalian sebelum kalian dihitung dan persiapkanlah untuk hari semua dihadapkan (kepada Rabb Yang Maha Agung), hisab (perhitungan) akan ringan pada hari kiamat bagi orang yang selalu menghisab dirinya ketika di dunia." Dan telah diriwayatkan dari Maimun bin Mihran dia berkata: Seorang hamba tidak akan bertakwa hingga dia menghisab dirinya sebagaimana dia menghisab temannya dari mana dia mendapatkan makan dan pakaiannya."

Bertalian dengan hadits tersebut diatas Imam Qurthubi rahimahullah mengatakan bahwa yang dimaksud dengan sabda Rasullulah shalalahu ‘alaihi wasallam, “ Orang yang pintar ialah orang yang mau mengoreksi dirinya sendiri “ , ialah orang pintar yang b isa intropeksi diri. Ada yang berpendapat bahwa itu adalah orang yang sanggup mengendalikan nafsunya. Menurut Abu Ubaid rahimahullah,rang yang sanggup menaklukkan nafsunya, ia pasti akan bisa memperbudaknya untukdiajak beribadah kepadaAllah dan beramal buat kepentingan akhirat . Demikian pula ia akan intropeksi diri atas kelalailannya., memanfaatkan usia dengan baik,membekali diri untuk menyongsong akhir urusannya dengan amal-amalyang shaleh ,megingat dan taat kepadaAllah kapan saja.Itulah bekal utama untuk menghahadapi hari dimana seluruh makhluk akan menuju tempat kembali mereka yang abadi.

Pengetahuan tentang mati hanya ditangan Allah Yang Maha Mengetahui Segalanya , sehingga kapan dan dimana seseorang akan mati sengaja dirahasiakan Allah dari manusia. Hal ini dinyatakan Allah Subhanahu Wata’ala dalam al-Qur’an surah Luqman ayat 34 :


إِنَّ اللَّهَ عِندَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Dirahasiakannya tentang kematian ini oleh Allah Subhanahu Wata’ala terhadap manusia mengandung hikmah agar manusia selalu mempersiapkan diri dengan segala sesuatu yang yang berkaitan untuk hari-hari yang abadi diakhirat. Meskipun Allah Subhanahu Wata’ala merahasiakan tentang kapan waktunya dan dibumi mana seseorang akan mati, namun Allah Yang MahaTahu Segalanya telah menyampaikan sinyal-sinyal dan peringatan dini, bahwa kematian itu akan datang.
Beberapa peringatan dini yang dikiimkan Allah ‘Azza wa Jalla kepada hambanya hampir setiap saat datang menghampiri manusia, seperti datangnya penyakit yang menyerang, usia semakmin lanjut dan tubuh semakin uzur dan lemah, kulit badan mengeriput, mata menjadi rabun, rambut semakin memutih, berjalan semakin susah dan badan menjadi bungkuk waktu berjalan dan banyak lainnya lagi. Dan peringatan penting lainnya ialah berupa adanya orang-orang lain yang mati yang kemudian dikubur. Dimana seharusnya setiap orang harus menyadari bahwa kematian yang menimpa diri orang lain adalah sebnagai peringatan bagi dirinya,bahwa sebentar lagi atau entah kapan, mungkin siang ini, nanti malam,besok atau besok lusa, minggu depan atau tahun depan akan tiba gilirannya didatangi oleh Malaikat pencabut nyawa.

Karenanya janganlah waktu hanya dibabiskan untukhal-hal yang membuat lalai, untuk sekedar menghamburkan syahwat (hawa nafsu), waktu hanya dihabiskan untuk tidur dan digunakan dalam kebatilan. Sehingga lalai dari perbuatan yang bernilai kebajikan dan menjauhkan diri dari ridha nya Allah Rabbul Alamin.

Janganlah melalaikan diri dari mengingat sesuatu yang akan melenyapkan kenikmatan-kenikmatan yaitu kematian. Dan segeralah bertaubat dcari segala dosa, segera melakukan segala hal yang diperintahkan dan meninggalkan segala apa saja yang dilarang oleh Allah Subhanahu Wata’ala dalam al-Qur’an dan apa yang diperintahkan dan dilarang oleh Rasullulah shalalahu ‘alaihi wasallam sesuai dengan as-sunnah dan jauhi segala hal yang bersifat bid’ah sekalipun itu baik menurut akal pikiran,perasaan dan hawa nafsu manusia. Karena apa yang baik menurut akal pikiran dan perasaan manusia b elum tentu baik menurut syari’at, Tetapi sebaliknya apabila baik menurut syari’at pasti baik pula menurut akal pikiran dan perasaan manusia. Karena sesuatu yangditetapkan oleh syari’at pasti mengandung kebaikan.( Wallaahu Ta’ala ‘Alam )

Sumber bacaaan :
1.Al- Qur’an dan Terjemahan. Program software Salafi- DB
2. Ensiklopedi Hadits, Kitab 9 Imam. Program software Lidwa Pusaka.
3. Rahasia Kematian, SalamAkhirat & Kiamat, Imam Al-Qurthubi.

Diselesaikan pada Senin, 3 Dzulqaidah 1431 H/11 Oktober 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar