M U K A D D I M A H

M U K A D D I M A H : Sesungguhnya, segala puji hanya bagi Allah, kita memuji-Nya, dan meminta perlindungan kepada-Nya dari kejahatan diri kami serta keburukan amal perbuatan kami. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tak ada yang dapat menyesatkannya. Dan Barang siapa yang Dia sesatkan , maka tak seorangpun yang mampu memberinya petunjuk.Aku bersaksi bahwa tidak ada Rabb yang berhak diibadahi melainkan Allah semata, yang tidak ada sekutu baginya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad shalallahu’alaihi wa sallam adalah hamba dan utusannya.

Sabtu, 26 Juni 2010

MENCARI BARAKAH DARI ORANG ALIM

O l e h : Abu Farabi al-banjari
Kisah berikut ini adalah lanjutan dari cerita terdahulu yang berjudul "Diajak kepengajian Tashawuf "

Setelah saya , Busu Tashawuf dan teman-teman serombongan kami bersalaman sambil mencium tangan guru bolak baik yang penuh dengan bekas pemerah bibir kaum-ibu-ibu peserta pengajian yang juga tidak ketinggalan berebut mencium tangan guru seperti kami, maka kami kembali menuju mobil Busu Tashawuf bersama dengan teman-teman lainnya. Saya duduk di tempat duduk semula di depan di samaping Sdra Busu Tashawuf yang memegang kemudi. Mobil b ertjalan perlahan karena banyaknya kendaraan yang pulang beriringan baik mobil maupun roda dua sedangkan jalan yang dilalui sempit , maklum jalan di kampung.


Baru saja mobil berjalan sdra Busu Tashawuf sudah berceloteh menanyakan bagaimana pendapat saya tentang pengajian tadi : " Menarikkan " katanya. Belum sempat saya menjawab ia telah melanjutkan lagi dengan memuji-muji gurunya tsb, bahkan saya anggap pujian ada yang berlebihan. Dia katakan bahwa sewaktu menuntut ilmu dipesanteren tradisional dulu beliau adalah murid kesayangan nya guru Martapura, karena kepintarannya banyak menghafal hadis dan Al-Qur'an. Gurunya itu juga menguasai ilmu syaraf dan nahwu sebagai syarat untuk mampu membaca tulisan arab gundul ( tanpa baris ). Gurunya tersebut juga dikenal dengan ilmunya untuk mengobati orang-orang sakit dan membantu orang apabila ada permasalahan, sehingga banyak orang yang datang, laki-laki dan perempuan dengan berbagai keperluan. Guru nya tersebut layaknya seperti orang pintar tapi bukan dukun. Karena beliau mengobati dan membantu orang-orang dengan menggunakan ayat-ayat Al-qur'an. Bahkan gurunya tsb banyak didatangi oleh banyak para pejabat dan bupati serta walikota, sehingga mereka saling berkawan. Atas apa yang diceritakan oleh Busu tersebut saya tidak b erkomentar . namun didalam hati kecil saya sepertinya tidak begitu respec mendengarnya , apalagi setelah mengikuti materi penjelasannya tadi yang agak b erbeda dan menyimpang dari apa yang selama ini saya peroleh dalam pengajian yang dilakukan oleh kelompok pengajian bermanhaj salafus shalih.
Atas permintaan komentar dari saya , kepada sdra Busu saya katakan " cukup menarik cara penyajiannya dan jama'ah kelihatannya sangat senang dan menghayati apa yang disampaikan oleh guru tadi.
Mendengar komentar saya terhadap pengajian yang baru kami ikuti tadi nampak wajah Sdra Busu berseri. Sdra Busu setelah memuji-muji guru tashawufnya, tanpa diminta kemudian melanjutkan cerita pujiannya terhadap guru Martapura yaitu gurunya dari guru tashawuf yang kami ikuti pengajiannya tadi. Sdra Busu menyebutkan beberapa kelebihan dan keutamaan dari guru Martapura seakan mengulangi kembali apa yang telah diceritakan sebelumnya oleh gurunya tadi.Padahal kami tadi juga sudah mendengar semuanya. B erkata sdra Busu : Guru Martapura yang dipanggil dengan sebutan abah guru oleh orang-orang yang sudah dinyatakan sebagai anak angkat oleh beliau adalah wali qutub, yaitu wali yang kedudukannya diatas para wali yang ada diseluruh dunia . Biasanya selama se abad hanya ada satu orang wali qutub yang diangkat oleh Allah. Disebut sebagai wali qutub dikarenakan beliau memiliki kelebihan dan keistimewaan yang lebih utama dari wali-wali lain beliau sangat alim dan shalih. Wali qutub sudah tembus pandang terhadap hal-hal yang gaib. Karennya sangat dihormati banyak orang. Berkata Sdra Busu: " setiap pengajian yang biasanya dilakukan sebanyak 3 kali dalam seminggunya dihadiri ribuan orang dari berbagai pelosok. Tidak hanya dari Kalimantan Selatan tetapi hampir dari seluruh daerah di Indonesia yang tahu terhadap beliau . Diantara waktu jeda pengajian b erebut orang-orang untuk b ertemu dengan beliau dengan berbagai kepentingan. Ada yang ingin mendapatkan baraqah , minta didoakan sesuai kepentingannya, minta pengobatan dari berbagai penyakit. Menurut cerita gurunya ,demikian kata sdra Busu : " Tidak hanya orang-orang biasa yang datang tapi juga para pejabat,baik pejabat di Daerah seperti Bupati, para Kepala Dinas, Panglima, Komandan Kodim, Kapolda, Kapolres ,para Menteri bahkan Wakil Presiden kalau berkunjung ke Kalsel pasti menemui beliau. Tidak afdal katanya kalau tidak mengunjungi beliau dan kunjungan tsb dimaksudksn untuk mendapatkan doa dan restu agar sukses dalam melaksanakan tugas. Apalagi pada saat dimusim pemilihan umum maupun pemilihan Kepala Daerah,agar mereka terpilih ".
Menurut Sdra Busu Guru Martapura atau abah guru sangat dermawan , sampai bermilyard-milyar uang tiap bulan disedeqahkan kepada para anak yatim piatu, para fakir miskin dan para janda. Apa yang disedeqahkan tsb berasal dari pemberian para tamu yang berkunjung tak henti-hentinya menemui beliau yang jumlah setiap pemberian bernilai sampai puluhan juta tiap orangnya. Menurut cerita Sdra Busu yang mendapatkan cerita dari gurunya bahwa pernah seseorang pengusaha berkunjung kepada beliau , pengusaha tsb sangat tertarik dengan cincin yang bermata zamrut , sang pengusaha langsung menyampaikan maksudnya, maka oleh abah guru cincin tsb langsung diberikan tetapi tidak secara cuma-cuma karena pengusaha tsb menggantikannya dengan uang senilai b eberapa puluh juta. Abah guru ujar sdra Busu memiliki berbagai usaha yang dipercayakan kepada orang-orang terdekatnya, ada super market beberapa buah, pompa bensin dan banyak usaha lain lagi katanya". Berkata lagi sdra Busu: " untuk bertemu langsung secara tatap muka dengan abah guru tidak begitu gampang dan harus melalui para pembantu beliau yang layaknya seperti para pengawal." Menurut Sdra Busu salah seorang temannya pernah menceritakan bagaimana sulitnya untuk bertemu dengan abah guru/ guru martapura tsb. Hampir 1 minggu lamanya mereka menginap di hotel di Martapura baru kemudian mendapatkan waktu/jadwal bertemu dengan beliau dan itupun harus mengeluarkan sejumlah uang yang nilainya jutaan ruiah untuk sedeqah kepada pembantu beliau.
Seakan akan tidak pernah habis-habisnya cerita keistimewaan guru Martapura yang diceritakan kepada kami, dan kami terus mendengarkannya , dan malah beberapa teman semobil sekali-kali berdecak kagum akan cerita tsb. Sdra Busu bertanya kepada kami : " tahukah kenapa guru abah dalam setiap pengajian dihadiri oleh ribuan orang ?.""Guru Martapura itu mempunyai daya tarik yang tidak dimiliki orang lain, beliau tampan, mempunyai kharisma, suaranya merdu lagi-lagi dalam memimpin qasidah maulud Habsyi, ceramah beliau sangat menarik dan orang terkagum-kagum bahkan tidak pernah beranjak dari tempat duduk berjam-jam pada saat beliau berbicara."
Dilanjutkan oleh sdra Busu bahwa pada hari-hari pengajian jalan-jalan biasanya sibuk dengan lalu lintas kendaraan yang membawa jama'ah untuk menghadiri pengajian, ada yang datang dengan angkot, ada yang datang dengan mobil pribadi, ada yang naik motor berboncengan dan bahkan ada yang datang menumpang mobil pikcup terbuka dan juga truck yang penuh baknya dengan penumpang. Mereka berusaha datang lebih awal kepengajian agar mendapatkan tempat di dalam mesjid dan duduk di depan dekat dengan abah guru agar dapat melihat langsung serta berjabat tangan dan mencium tangan beliau agar memperoleh berkah dari beliau. Demikian ditambahkan oleh sdra Busu.

" Ustadz " terdengar suara dari belakang saya, yang ternyata suaranya Eko yang duduk di jok tengah, karena yang dipanggil sebutan nama untuk saya , sayapun menjawab : " teman-teman, sebaiknya tidak lagi memanggil saya dengan sebutan ustadz karena saya jadi malu sendiri , sebab saya bukan ustadz , sebaiknya panggil saja saya dengan sebutan Abi yang artinya ayah atau bapak." Karena saya minta panggilan saya diganti, maka spontan Sdra Busu juga protes : " kalau b egitu saya juga keberatan dipanggil dengan sebutan Busu tashawuf , panggil saja saya dengan sebutan pak Haji , seperti tetangga saya sering memanggil saya "
" Kalau begitu baiklah Abi, saya ingin bertanya kepada Abi tentang berkah apakah maksudnya ,apakah para alim ulama tsb ada berkahnya. ?" sambung Eko . Saya menjawab : " Kebetulan aku baru saja selesai membaca buku berjudul Tabarruk memburu berkah Sepanjang masa di seluruh Dunia menurut Al-Qur'an dan as Sunnah yang ditulis oleh DR.Nashir 'Abdurrahman bin Muhammad al-Judai' tulisan desertasi ybs sewaktu menyelesaikan program S3 nya . Menurut buku itu makna dari berkah atau barakah adalah tetap dan langgengnya kebaikan, bisa juga berarti banyak dan bertambahnya kebaikan. Jadi makna dari b erkah tsb adalah agar kita mendapatkan banyak kebaikan serta langgengnya kebaikan yang di peroleh tsb. Menurut buku yang baca itu dalam islam berkah tsb memang ada dan banyak sekali yang dapat memberikan berkahnya kepada manusia. Disebutkan dalam buku itu islam adalah agama yang memberikan berkah, Al-qur'an mempunyai berkah, Rasullullah Shallalahi 'alaihi wa Sallam memberikan berkah dan banyak yang lainnya lagi termasuk para ulama mempunyai berkah . " Setelah saya diam sejenak saya melanjutkan : " Keberkahan Rasululluh Shallalahu 'alihi wa Sallam berupa Sunnah beliau , selain itu juga terdapat keberkahan pada tubuh beliau , sehingga pada waktu beliau hidup diriwayatkan para sahabat berebut air bekas air wudhu beliau untuk disapukan ditubuh guna menghilangkan berbagai penyakit , potongan rambut beliau juga diperebutkan para sahabat , para sahabat selalu berjabat tangan dan mencium tangan beliau untuk memperoleh berkah . Para sahabat selalu minta didoakan oleh beliau karena doa beliau sangat makbul. " Kalau begitu betul saja orang-orang berebut mencium tangan dan meminum air dari b ekas guru seperti kita lihat tadi : celetuk si Eko. " Oo... tunggu dulu jangan langsung menyamakan kedudukan orang-orang lain dengan Rasullullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam " pungkas saya. Penjelasan belum tuntas " Kata saya. Kemudian saya lanutkan lagi perkataan saya : " kekhusussan berkah dari bagian tubuh Rasulllulah tsb oleh Allah hanya diberikan kepada beliau saja sedangkan kepada selain beliau tidak diperkenankan, karena tidak ada riwayat bahwa para sahabat saling berebut dan mencari berkah sesama mereka. Para sahabat adalah manusia yang mempunyai keutamaan setelah Rasulullah Shallalahu 'alihi wa sallam namun bagian tubuh patra sahabat tidak memiliki keberkahan kecuali ilmu dan perkataan berupa nasihat untuk amar ma'ruf nahi munkar. Nah , bagaimana dengan para wali dan ulama tentunya tidak ada keberkahan dari b agian-bagian tubuh mereka. Keberkahan yang ada pada diri para wali dan ulama adalah ilmu agama yang diajarkannya.. Jadi kalau duduk di dekat para wali dan ulama memang mempunyai keberkahan dan memberikan manfaat dalam segi nasihat-nasihat yang diberikan mereka-mereka tsb. Sedangkan bagian tubuh mereka samasekali tidak mengandung keberkahan. Seperti mencium tangan dan meminum dari gelas bekas mereka atau yang lainnya dengan keyakinan ada berkahnya itu tidak dibenarkan dalam Islam.Demikian yang saya baca dari buku tsb " kata saya mengakhiri penyelasan saya atas pertanyaan Eko.
Sepertinya Sdra Eko belum puas atas jawaban saya : " bagaimana Abi kalau kita datang minta didoakan misalnya agar sukses dalam pekerjaan kita " kata Eko bertanya kembali. Saya berkata : kalau minta didoakan oleh orang alim itu boleh-boleh saja, dan doa orang-orang alim biasanya lebih makbul dibandingkan dengan orang-orang awam yang ahli berbuat maksiat dan kemungkaran." Di riwayatkan bahwa seorang sahabat Rasullullah shalllahu 'alaihi wa Sallam ,yang saya lupa nama beliau, mempunyai keistimewaan dimana doa beliau sangat makbul sehingga banyak para sahabat lainnya yang datang minta didoakan. Riwayat tsb merupakan dalil bolehnya kita minta doa kepada orang lain. Coba di simak baik-baik dalam berdoa kitakan dianjurkan mendoakan kedua orang tua kita, anak-anak kita , keluarga kita dan bahkan seluruh kaum muslimin dan muslimat kita doakan akan kebaikan. Tetapi perlu diperhatikan kita boleh datang kepada ulama atau kiayi misalnya minta didoakan agar usaha kita sukses ,namun dilarang kita minta jazimat seperti pelaris misalnya karena itu perbuatan syirik. "

Abdul jalil teman serombongan yang duduk disebelah Eko yang menjadi pendengar terbaik dan tidak pernah berbicara sepatah katapun tiba-tiba berkata : " Tadi di pengajian saya sempat secara bisik-bisik kepada anggota jama'ah pengajian menanyakan foto-2 ulama yang ada di dinding serta foto ukuran besar yang ada dihadapan imam waktu sholat, diberitahukan kepada saya b ahwa foto tsb adalah fotonya almarhum guru Martapura yang meninggal beberapa tahun yang lalu. Kata jamaah tadi meskipun sudah meninggal kuburannya sekarang berkaramat dan dijadikan orang untuk berziarah mencari berkah juga katanya."

Pak Haji langsung menyambut dan menyambung cerita dari Abdul Jalil , dengan menambahkan penjelasan : " kuburan beliau memang sekarang di karamatkan, dan beliau di kubur didalam bangunan tertutup seperti makam-makam wali songo tetapi penziarah masih bisa masuk untuk berdoa dan membaca Yasin disitu. Orang-orang berziarah tiap-tiap hari silih berganti datang dari tempat-tempat yang jauh. Katanya berdoa disana makbul. Biar beliau sudah meninggal tetapi kuburan beliau sangat dihormati karena beliau adalah wali dan berkeramat sehingga ada berkahnya."

Seakan tidak sabar mendengar cerita yang bagi saya sudah menuju kepada kesyirikan karena memuliakan kuburan , maka saya langsung berkata : " itu semua di larang dalam Islam karena merupakan pintu masuk kepada syirik." Kemudian saya melanjutkan lagi : " Dalam buku Tabarruk memburu berkah yang sudah saya baca juga ditulis mengenai kuburan Rasullulaah Shalalahu 'alaihi wa Sallam, bahwa apabila kita sengaja berniat datang jauh-jauh ke Madinah untuk khusus menziarahi kubur beliau itu dilarang dalam islam, kecuali dengan niat datang ke Madinah untuk sholat ke Masjid Nabawi kemudian setelah sholat disana terutama di bagian yang dinamakan raudah , kita dianjurkan menziarahi kubur Rasullullah kemudian kubur Abu Bakar Siddiq dan kemudian kuburnya Umar Khattab. Dalam sebuah hadits disebutkan dilarang melakukan safar kecuali kepada tiga tempat : yaitu masjidil Haram di Makkah, Masjid Nabawi di Madinah dan masjid Aqsa di Pelestina. Datang jauh-jauh dengan mengeluarkan biaya untuk khusus ziarah ke kubur Rasullulah Shallalahu 'alaihi wa Sallam saja dilarang apalagi kubur-kubur selain beliau seperti kubur-kubur para wali atau kubur-kubur orang-orang yang di kramatkan.
Di Kalimantan Selatan sangat terkenal dan banyak kuburan yang dikramatkan dan diziarahi orang yang datang dari jauh-jauh. Datang ke kubur-kubur kemudian berdoa memohon agar ahli kubur dapat memberikan pertolongan adalah perbuatan syirik. Dianjurkan kalau ziarah kubur itu mengucapkan salam dan mendoakan agar arwah yang di dalam kubur itu diberikan ampunan oleh Allah, bukan kita yang meminta karena orang di dalam kubur itu sudah jadi kerangka dan tidak mendengar dan tidak bisa memberikan pertolongan kepada kita. Dikubur juga dilarang untuk melakukan ibadah , seperti membaca ayat-ayat Al-Qur'an , karena membaca Al-qur'an adalah dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah dan itu adalah ibadah. Apalagi solat diatasnya maupun sholat menghadap kubur. Mengenai adanya kubur yang berkaramat dan memberikan berkah kepada penziarahnya adalah cerita bohong. Karena karamah itu hanya diberikan oleh Allah kepada mereka-mereka yang terpilih dan istimewa ketika masih hidup. Bukan kepada mereka yang sudah mati. Orang yang sudah mati dan berada dalam kubur tidak bisa berbuat apa-apa untuk memberikan pertolongan, untuk menolong dirinya sendiri saja tidak bisa bagaimana ia bisa menolong yang masih hidup. Mereka yang sudah mati itulah yang harus ditolong dengan mendoakan mereka,bukan sebaliknya seperti yang dilakukan oleh para penziarah sekarang ini.
Pak Haji menyela penjelasan saya :" Abi , kita kan harus menghormati para wali Allah dan ulama yang sudah meninggal melalui kuburnya. Karena beliau-beliau itu berjasa dalam bidang agama " " Itu betul " jawab saya , " malah merupakan kewajiban bagi umat muslim untuk menghormati dan mencintai para wali dan ulama karena beliau adalah pewaris Nabi, tetapi tambah saya lagi : " " cara penghormatan yang kita lakukan adalah dengan melaksanakan segala yang sudah diajarkannya kepada kita dan meninggalkan apa yang dilarang. Itulah bentuk penghormatan yang betul. Bukan dengan cara membangun kubah diatas kuburnya , menghias bangunan kubur , memberi kelambu dll nya. Semua itu dilarang oleh Rasullullah shallalahu 'alaihi wa Sallam. Mengapur/mencat kubur saja dilarang apalagi membuat bangunan yang indah seperti yang dilakukan oleh orang-orang syiah terhadap kuburnya Husein dan kuburnya Ali bin Abi Thalib radyallahu anhu dan kubur-kubur para imam mereka."

Abdul Jalil berkomentar :" Kalau begitu apa yang pernah saya lakukan beberapa kali berangkat keluar daerah khusus untuk berziarah kekubur yang dianggap wali untuk membayar nazar adalah keliru dan telah melanggar larangan Rasullullah , bagaimana saya menebus kesalahan saya itu"
Saya katakan : " Anda harus minta ampun dengan mengucapkan istigfar dan tidak mengulanginya lagi, itulah yang dikatakan bertaubat." Kemudian saya melanjutkan " sdra Jalil anda telah keliru bernazar untuk melakukan hal-hal yang dilarang, seharusnya bila bernazar hendaknya terhadap hal-hal yang dibolehkan sepertinya misalnya bernazar untuk berpuasa
setiap senin kamis bila usaha anda sukses . Bernazar itu harus dilaksanakan kalau tidak maka harus membayar kafarat, maka tidak dianjurkan untuk bernazar."

"Pak Haji kita boleh-boleh saja memuji seseorang tetapi tidak boleh berlebihan dan itu bisa menjadi kultus atau memuja seseorang dan ini adalah pintu bagi berbuat syirik. Rasullullah Shalalahu 'alaihi wa sallam sendiri melarang para sahabat yang memuji beliau. Kita boleh-boleh saja memberikan pujian dan penghargaan kepada para ulama kita tetapi jangan sampai melakukan penyimpangan seperti menganggap kuburan beliau berkeramat dan dapat memberikan berkah kepada para penziarahnya. Lalu kita datang meminta dan bertawasul kepada kuburan tsb. " ujar saya kepada pak Haji. " Hindari dan jauhkan diri kita dari apa saja yang dapat membawa kita kepada menyekutukan dengan Allah, meskipun sepertinya kita melakukan penyembahan secara langsung kepada hal-hal tsb namun dibalik semua itu secara tersembunyi tersirat kesyirikan. " Saya melanjutkan penjelasan kepada teman- teman semobil.

"Abi memang tidak salah dipanggil dengan sebutan ustadz karena keterangan yang Abi berikan kepada kami layaknya memang seperti ustadz " berkata pak Haji , kemudian beliau bertanya kepada saya sambil menolehkan mukanya sebentar ke arah saya :'' Abi pernah sekolah di pesanterenkah , dimana Abi belajar tentang agama , sepertinya sudah menguasai betul "

Saya menoleh ke pak haji yang duduk mengemudi di samping saya, lalu berkata : " sebenarnya saya sama sekali tidak pernah mencium bangku pendidikan agama di pesanteren, sebenarnya apa yang saya jelaskan tadi saya baca dari buku-buku perpustakaan pribadi di rumah. Sudah beberapa tahun terakhir ini apabila ada rezeki agak lebih saya sisihkan untuk membeli buku-buku agama yang dikarang oleh para ulama besar yang bermanhaj salaf yang sudah diterjemahkan , malah saya tidak ragu mengeluarkan uang tabungan saya untuk memesan buku-buku agama. Alhamdulillah beberapa almari saya sudah penuh dengan buku-buku agama."

" Kalau begitu sekali-sekali saya boleh dong mampir kerumah Abi meminjam bukunya , biar saya juga mengerti seperti Abi " kata pak Haji . " silahkan datang, saya dengan senang hati meminjamkannya, itu kan bagian dari dakwah juga " ujar saya menjawab permohonan pak Haji.

Tidak terasa mobil kami sudah memasuki kawasan kompleks perumahan kami , dan Sdra Abdul Jalil masih sempat ingin bertanya : " Abi , saya ingin menanyakan mengenai penggunaan tasbeh kayu fukah untukberzikir "? Saya katakan kepada Abdul Jalil :" Insya Allah nanti akan kita diskusikan." jawab saya.

Akhirnya mobil berhenti di depan rumah saya , sebelum turun dari mobil saya pamit dengan seluruh teman-teman yang ada dalam mobil sambil menjabat tangan mereka satu persatu. Kemudian saya berkata : " terimakasih pak Haji atas ajakannya ke pengajian dan maafkan kalau ada kata-kata saya tadi tidak berkenan , assalamu'alaikum warahmatullah wabarkatuh " kata saya. Teman-teman serempak menjawab : " alaikumussalam warahmatullah rabarkatuh "
Sambil membuka pintu mobil saya berucap untuk basa basi : " mampir dulu " teman-teman menjawab pula serentak" terimakasih Abi" .Sedangkan pak haji menyambung perkataannya : "sampai ketemu nanti di masjid " lalu saya menjawab " Insya Allah

Saya berjalan menjauhi mobil menuju kerumah sambil berkata dalam hati :" Alhamdulilah Allah telah menggerakkan lidah dan menunjuki saya sehingga dapat memberikan sedikit pencerahan kepada teman-teman, dan saya sudah melakukan sedikit kewajiban berdakwah kepada para sahabat " . Wallaahu Ta'ala a'lam bishawaf.

Bahan bacaan : 1. Tabarruk : Memburu Berkah oleh Dr. Nashir bin 'Abbdurahman bin
al-Judai.
2.. al-Firqotun Najiyah jalan hidup Golongan yang selamat oleh Syaikh
Muhammad bin Jamil Zainu.
3. Al-Kaba'ir Dosa-dosa yang membinasakan oleh Imam Adz-Dzahabi.
Sabtu , 8 Jumadil Tsani 1431 H /22 Mei 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar