M U K A D D I M A H

M U K A D D I M A H : Sesungguhnya, segala puji hanya bagi Allah, kita memuji-Nya, dan meminta perlindungan kepada-Nya dari kejahatan diri kami serta keburukan amal perbuatan kami. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tak ada yang dapat menyesatkannya. Dan Barang siapa yang Dia sesatkan , maka tak seorangpun yang mampu memberinya petunjuk.Aku bersaksi bahwa tidak ada Rabb yang berhak diibadahi melainkan Allah semata, yang tidak ada sekutu baginya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad shalallahu’alaihi wa sallam adalah hamba dan utusannya.

Sabtu, 26 Juni 2010

TASBEH KAYU FUKAH BERTUAH BENARKAH


O l e h : Abu Farabi al- Banjary

Kisah berikut ini adalah merupakan bagian dari kisah yang telah disajikan sebelumnya dan merupakan satu thema yang berkaitan dengan syirik dan bid'ah. Thema ini sengaja di kemas dalam bentuk kisah sehingga menarik bagi pembacanya. Thema kisah ini merupakan kondisi nyata yang ditemukan secara meluas di tengah masyarakat Muslim di negeri tercinta ini yang tanpa disadari telah mencemari aqidah.

Aku baru saja duduk beristirahat di teras masjid Jami di kompleks perumahan kami setelah terasa lelah dari bergotong royong bersama para penghuni kompleks lainnya membersihkan rerumputan liar , terlihat saudara Eko datang mendekat dan duduk disampingku sambil mengambil gelas yang sudah berisi air sirop dingin. Gelas tersebut diserahkannya kepadaku kemudian dia mengambil kembali satu gelas untuk dirinya sendiri.

Sambil mengipas-ngipaskan topi kebadannya karena kepanasan dan sekali-kali mereguk sirop dingin dari gelas yang dipegang pada tangan lainnya , Eko memberitahukan bahwa setelah pulang dari mengikuti ajakan kepengajian tashawuf beberapa hari yang lalu bersama pak Haji, ia bertanya, mengapa jamaa'ah pengajian rata-rata memiliki tasbeh dan digunakan oleh mereka pada saat berzikir setelah sholah berjama'ah .

Menurut Eko, pakHaji menceritakan kepadanya bahwa tasbeh yang digunakan oleh para jama'ah pengajian tersebut bukan sembarang tasbeh yang banyak dijual dan dipakai kebanyakan kaum muslimin. Tasbeh tsb ujar pak Haji terbuat dari kayu fukah dan harganya mahal sampai jutaan rupiah, selain itu katanya tasbeh tsb sudah diisi oleh guru tashawufnya.
Ujar pak Haji , mahalnya tasbeh kayu fukah tsb karena kayu fukah itu tidak begitu mudah ditemukan dan tidak dapat tumbuh disembarang tempat, dan hanya tumbuh di tempat-tempat tertentu di Timur Tengah. Tongkat nabi Musa alaihisallam yang terkenal dengan muji'zatnya menjadi ular saat menghadapi Fir'aun , terbuat dari kayu fukah. Begitu juga perahu nabi Nuh 'alaihisallam yang digunakan oleh beliau bersama kaumnya pada saat banjir besar melanda dan menenggelamkan negeri serta umat beliau yang ingkar, seluruh bahannya adalah kayu fukah. Karena kayu fukah itu diciptakaan oleh Allah mempunyai keistimewaan. Sehingga kayu fukah itu ada tuahnya, sedangkan orang banjar menyebut kayu fukah tsb kayu ada afuahnya serta mempunyai barakah apabila dijadikan tasbeh dan gelang. Karenanya orang -orang yang menjadi jama'ah pengajian guru Martapura menggunakan tasbeh kayu fukah tsb mengikuti sang guru yang jadi panutan. Demikian juga anggota jama'ah pengajian tashawuf yang diikuti pak Haji di kota ini.

Menurut Eko, yang asalnya bersumber dari cerita pak Haji bahwa tasbeh kayu fukah itu bertuah karena dapat menolak bahaya atau bala bagi diri yang memakainya, ceritanya begini :

Pada suatu hari anggota jama'ah pengajian tashawuf temannya pak Haji dengan berboncengan naik sepeda motor menuju tempat pengajian, tepat dipersimpangan empat terjadi kecelakaaan tabrakan dengan kendaraan roda empat. Anggota jama'ah pengajian yang dibonceng mengalami cedera berat patah tulang pahanya, tetapi anehnya teman yang membonceng selamat tidak mengalami cedera kecuali berupa lecet lecet kecil. Menurut cerita gurunya pak Haji , ternyata selamatnya orang yang membonceng tsb dikarenakan ybs membawa tasbeh kayu fukah yang selalu dikalungkannya di leher setiap akan berjalan.

Sejak mendengar cerita tentang terhindarnya dari cedera karena membawa tasbeh kayu fukah tsb , kata pak Haji maka rata-rata anggota jama'ah pengajian tashawuf memilki tasbeh tsb dan menganggapnya sebagai benda mengandung banyak baraqah. Keyakinan tsb juga ditularkan oleh para penjual kayu fukah dari Marpatapura yang biasanya datang berjualan minyak wangi dan tasbeh serta gelang dari kayu fukah ditempat pengajian. Oleh penjual tsb disebutkan juga bahwa jama'ah pengajian guru Martapura rata-rata memiliki tasbeh dan gelang yang serupa sebagaimana sang gurunya. Malah diceritakan juga ada anggota jama'ah yang tidak segan-segan mengeluarkan uang hingga puluhan juta bila mendengar ada tasbeh yang sebelumnya pernah digunakan oleh guru Martapura karena telah diisi dan mempunyai keberkahan .
Mengikuti pola yang ada di Martapuran maka jama'ah pengajian disinipun minta agar gurunya mengisikan tasbehnya atau membeli tasbeh yang telah digunakan oleh sang guru. Sehingga sang guru kadang-kadang juga berperan sebagai penjual tasbeh tsb.

Setelah bercerita panjang lebar mengenai tasbeh kayu fukah sebagaimana yang dia peroleh dari ceritanya pak Haji , Eko kemudian menanyakan kepada saya : " Bagaimana kira-kira menurut Abi tentang tasbeh kayu fukah tsb, apakah memang bertuah sehingga dapat melindungi pemakainya dan b ahkan ada pula yang menganggap bahwa kayu fukah tsb memberikan banyak manfaat kepada para pemakainya."

Menanggapi apa yang disampaikan oleh Eko tersebut dan sebelum masuk kepada pokok persoalan yang ditanyakan saya katakan padanya bahwa aku perlu menjelaskan terlebih
dahulu bahwa para ulama sepakat dalam setiap buku yang ditulis mereka, mereka mengemukan ada 3 prinsif pokok tauhid, antara lain sebagaimana yang dikemukakan oleh Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu dalam buku beliau Firqotun Najiyah . Beliau menyebutkan sebagai b erikut :

1. Tauhid Rububiyah . Yaitu , meyakini b ahwa Allah adalah Tuhan dan pencipta alamsemesta ini .Orang-orang kapirpun mengakui tauhid dalam bentuk ini.

2. Tauhid Uluhiyah. Yaitu , menujukan hanya kepada Allah semata segala bentuk ibadah, seperti berdoa , meminta pertolongan, berqurban dll .

3. Tauhid asma' wa sifat. Yaitu , mengimani semua informasi di dalam Al-Qur'an dan Hadits shahih dari Rasullulah shallalahu 'alaihi wa sallam berkenaan dengan sifat-sifat Allah yang disebutkan Allah sendiri maupun oleh Rasullullah shallalahu 'alaihi wa sallam.

Aku katakan pula bahwa dalam buku pintar aqidah ahlussunnah yang ditulis oleh Syaikh Al- Allamah Hafizh bin Ahmad Al- Hikami dijelaskan secara rinsi tentang tauhid rububiyah tsb.
Apa yang dimaksud dengan tauhid rububiyah tsb adalah pengakuan sejati bahwa Allah adalah Rabb dari segala sesuatu dan raja dari segala sesuatu , pencipta dan pemelihara segala sesuatu, yang berhak mengatur segala sesuatu . Allah tidak memiliki sekutu dalam kekuasaannya, tidak ada yang menolong- Nya karena Dia lemah ( justeru dia ) tidak ada yang bisa menolak keputusan-Nya, tidak ada yang bisa mengkritisi kebijakan-Nya. Tidak ada yang bisa melawan -Nya, tidak ada yang bisa menyamai-Nya, dan tidak ada yang bisa menandingiNya.Tidak ada
yang bisa menentang-Nya, atau dalam segala konsekwensi dari asma dan sifat-Nya.

Aku menambahkan, bahwa dalam tauhid rububiyah , dimana Allah yang memelihara dan mengatur alam semesta ini termasuk di dalamnya yang mengatur takdir bagi mahluknya termasuk manusia, apa yang terjadi terhadap manusia baik yang berupa kebaikan maupun yang jelek atau celaka. Dan Allahlah yang memberikan perlindungan.

Berkaitan dengan adanya anggapan bahwa tasbeh kayu fukah atau apa saja yang dapat memberikan perlindungan dari segala sesuatu karena bertuah, maka berarti telah mengakui bahwa Allah itu mempunyai sekutu berupa tasbeh kayu fukah dalam mengatur dan melindungi
makhluk ciptaan-Nya diatas muka bumi ini. Anggapan ini syirik namanya. Dan sama pula artinya tidak mengakui prinsif pokok aqidah tadi berupa tauhid rububiyah. Siapa saja yang tidak mengakui tauhid rububiyah para ulama sepakat menyebutnya sebagai orang yang berada diluar islam.

Aku menceritakan pula bahwa dalam suatu kesempatan pengajian, disampaikan oleh ustadz kami bahwa orang jahiliyah atau orang musyrik itu mengakui adanya tauhid rububiyah ini sebagaimana diriwayatkan dari Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab Attamimi bahwa apabila kaumjahiliyah melakukan perjalanan dengan perahu layar, ditengah laut mereka mengalami kesulitan karena badai, mereka berdoa memohon kepada Allah agar melindungi mereka, setelah selamat dan sampai didarat mereka melupakan Allah yang telah melindungi dan menyelamatkan mereka malah menyembah berhala. Tetapi sebaliknya umat islam sekarang
lebih buruk dari kaum jahiliyah karena bukan dalam keadaan sempit tetapi dalam keadaan aman mereka minta perlindungan kepada selain Allah.

Riwayat tersebut ternyata terbukti bahwa banyak umat islam yang menggunakan tasbeh kayu fukah atau sesuatu yang sejenisnya sebagai pelindung dan memberikan barakah kepada pemakainya karena menganggap sesuatu itu mempunyai kemampuan yang istimewa. Mereka nyata-nyata telah berbuat syirik dengan secara sadar karena kejahilannya.


Syaikh Al-Allamah Hafizh bin Ahmad Al- Hikami dalam buku beliau juga mengutip Firman Allah yang artinya : " Katakanlah " Siapakah Rabb langit dan bumi " .Jawabnya : " Alah " . Katakanlah : " Maka patutkah kamu mengambil pelindung -pelindung mu dari selain Alllah , padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak ( pula ) kemudharatan bagi diri mereka sendiri' ( QS. Ar-Ra'du : 16 )

Ayat tersebut secara tegas menyatakan bahwa sungguh sangat tidak pantas dan tidak masuk diakal apabila dia sebagai umat islam yang mengaku bertauhid tetapi masih mengakui bahwa tasbeh kayu fukah atau sesuatu barang yang dianggap seperti itu mampu memberikan perlindungan dan memberikan manfaat kepada pemakainya.

Untuk lebih memperjelas maka aku menambahkan lagi apa yang dikemukakan dalam buku pintar aqidah ahlussunnah yaitu yang berkenaan dengan apa lawan dari tauhid rububiyah?
Lawan dari tauhid rububiyah adalah segala bentuk keyakinan akan adanya pelaku perbuatan yang setara dengan Allah Ta'ala seperti mengatur alam semesta, menciptakan menghilangkan ,menghidupkan, mematikan , mendatangkan kebaikan, menolak keburukan serta berbagai hak-hak rububiyah lainnya. Atau keyakinan yang b erlawanan dengan konsekwensi Asma' dan sifat Allah, seperti mengenalmasalah ghaib, keagungan dan kebesaran yang serba Maha , dan sejenisnya.

Aku sampaikan, bahwa terjadinya sesuatu kepada manusia baik kemudharatan ataupun kebaikan yang datangnya dari Allah tidak ada yang mampu menahan atau mendorong nya, hal ini sesuai dengan firman Allah yang dikutip oleh Syaikh Al-Allamah Hafizh bin Ahmad Al-Hikami sebagai berikut : " Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepada mu, maka tidak ada yang menghilangkannya, kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu , maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya."( Qs. Yunus : 107 )

Dari beberapa keterangan dengan dilengkapi ayat Al-Qur'an yang disebutkan tadi maka Islam tidak membenarkan kepada pemeluknya untuk mempunyai keyakinan atau beranggapan bahwa tasbeh kayu fukah ataupun gelangnya ataupun sesuatu apapun yang serupa seperti itu mempunyai kekuatan dan kemampuan untuk memberikan perlindungan atau mempunyai kekuatan untuk menolak kemudhharatan dan mendatangkan kebaikan. Karena itu jelas-jelas tidak sesuai dengan aqidah Islam . Itu syrik namanya dan orangnya disebut musyrik atau orang menyekutukan atau mensyarikatkan Allah.

Aku jelaskan kepada Eko bahwa apabila kita memperhatikan ketentuan syar'i tentang penggunaan tasbeh untuk menghitung zikir yang didalamnya terkandung keyakinan bahwa tasbeh kayu fukah yang digunakan tsb mempunyai keistimewaan dan bertuah sehingga orang terlindung dari kemudharatan maka yang bersangkutan mempunyai dua kali kesalahan. Yaitu pertama menggunakan alat bantu hitung untuk berzikir sehingga dia telah berbuat bid'ah karena Nabi Shallalahu 'alaihi wa sallam tidak memerintahkannya kecuali berzikir dengan menghitung menggunakan jari-jari tangan. Kesalahan kedua telah berbuat syirik kepada Allah . Kedua-duanya merupakan dosa. Kita harus taubat untuk meninggalkannya.

Ketahuilah olehmu hai saudaraku, kataku kepada Eko yang duduk disampingku sambil terus mengipas- ngipas badannya dengan topi karena kepanasan , bahwa : " Tidak ada satu keterangan baik dari Al-Qur'an atau dari Hadits yang shahih yang datangnya dari Rasullullah shallalahu 'alaihi wa sallam , ataupun riwayat dari para sahabat, tabi'in dan tabi'ut tabi'in dan para salafus shalih yang menyebutkan tasbeh kayu fukah itu bertuah sehingga mampu memberikan perlindungan atau pertolongan atau mendatangkan kebaikan kepada penggunanya.
Keterangan yang ada baik dalam Al-Qur'an dan hadits yang shahih maupun penjelasan para ulama ialah bahwa meyakini bahwa sesuatu selain Allah dapat memberikan perlindungan dan pertolongan adalah perbuatan syirik dan sangat dimurkai Allah. Apabila ajal datang menjemput belum sempat bertaubat dan meminta ampun maka Allah akan mengazabnya di akhirat. Dimana tempat pengazaban tersebut tentu tidak ada tempat lain, selain neraka. Nauzubillah min jalik.
Kemudian aku mengakhiri penjelasanku .Sambul berkata Wallaahu Ta'ala a'lam.

Matahari semakin meninggi dan panasnya semakin terasa mulai menyengat dan orang-orang peserta gotong royong sudah banyak yang pada pulang, akupun berdiri dan mengajak Eko untuk pulang, mandi dan kembali bersiap-siap datang ke Masjid untuk sholat berjama'ah zuhur.


Sumber bacaan :

1. Al-Qur'an dan terjemahaannya oleh Departemen Agama Republik Indonesia.
2. Kitab Tauhid oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.
3. Fathul Majid Penjelasan Kitab Tauhid oleh Syaikh Abdurrahman Hasan Alu Syaikh.
4. Syarah Kitab Tauhid oleh Syaikh Muhmmad Al- Utsaimin.
5. Buku Pintar Ahlussunnah oleh Syaikh Al-Allamah Hafizh bin Ahmad Al-Hikami.
6. al Firqotun Najiyah Golongan yang selamatoleh Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu.

Ba'da zuhur , Senin, 17 Jumadil Tsani 1431/ 31 Mei 2010
( http://abufarabial-banjari .blogspot.com )
Diposkan oleh Abu Farabi al-Banjari di 21:54
Label: Bertaubat dari bid'ah dan syirik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar