M U K A D D I M A H

M U K A D D I M A H : Sesungguhnya, segala puji hanya bagi Allah, kita memuji-Nya, dan meminta perlindungan kepada-Nya dari kejahatan diri kami serta keburukan amal perbuatan kami. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tak ada yang dapat menyesatkannya. Dan Barang siapa yang Dia sesatkan , maka tak seorangpun yang mampu memberinya petunjuk.Aku bersaksi bahwa tidak ada Rabb yang berhak diibadahi melainkan Allah semata, yang tidak ada sekutu baginya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad shalallahu’alaihi wa sallam adalah hamba dan utusannya.

Sabtu, 26 Juni 2010

ZIKIR DAN DOA BERSAMA SETELAH SHOLAT

oleh Abu Farabi al-Banjari.
Kisah dibawah ini merupakan rangkaian dari kisah yang telah ditulis terdahulu yang satu sama lainnya merupakan satu kisah terpadu.

Sebagaimana kelaziman yang aku lakukan setiap selesai sholat, maka pada sholat zuhur hari ini setelah aku mengakhirinya dengan ucapan " assamu'alaikum warohmatullah wabarkatuh " kemudian aku membaca istigfar secara lirih sebanyak 3 kali kemudian aku lanjutkan dengan bacaan : Allahhumma antassallam ...... dan seterusnya sampai selesai dilanjutkan dengan zikir lainnya sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasullulah Shalalahu 'alaihi wa Sallam, sedangkan jama'ah yang ada dikiri kananku begitu selesai mengucapkan salamlangsung mengusapkan kedua telapak tangannya kemuka dan dilanjutkan mereka dengan berjabatan tangan kepada jama'ah disebelah kiri kanan mereka , tetapi kepadaku mereka tidak melakukannya karena setelah salam aku menggeserkan tempat dudukku agak kedepan sehingga mereka yang ada di sebelah kiri kananku tidak sempat menjulurkan tangannya kepadaku.Aku sengaja menolak untukberjabat tangan dengan mereka karena sebelumnya sewaktu aku datang memasuki masjid aku telah berjabat tangan dengan mereka.Sambil berzikir sendiri dengan suara yang terdengar oleh kupingku sendiri aku sempat mendengar imam bersuara menyebut : Alfatihah.........., memerintahkan para jama'ah untuk membaca surah alfatihah secara b er-sama-sama. Sudah sejakbeberapa tahun terakhir ini aku tidak lagi mengikuti zikir dan berdoa bersama-sama dipimpin oleh imam. Aku lakukan zikir secara sendiri sesuai dengan sunah Rasullullah Shalalahu 'alaihi wa sallam sebagai mana yang aku baca dalam hadits yang tercantum dalam beberapa buku fiqih dan sifat sholat Nabi yang disusun oleh Imam Muhammad Nashiruddin al-Bani.

Setelah selesai berzikir aku segera beranjak berdiri meninggalkan shaf tempat duduk semula menuju salah satu tiang yang ada di dalam masjid dan langsung aku sholat sunah ba'da zuhur dengan menjadikan tiang masjid sebagai sutrah sehingga terbebas dari orang lalu lalang di depanku.

Setelah salam aku melirik ke depan, jama'ah lainnya sedang mengaminkan doa yang dibaca oleh imam, mereka para jama'ah sambil menyebut lapal " amin " mengangkat kedua tangan menengadahkan telapak tangan keatas persis sama seperti yang dilakukan imam.

Belum sempat aku b erdiri dari tempat sholatku, tiba tiba terdengar ucapan : "assalamu'alaikum " akupun segera menjawab : " wa'alaikumusallam warohmatulah wabarkatuh " aku menoleh kesuara tersebut ternyata pak Haji yang menyoron gkan tangannya untuk berjabat tangan denganku dan akupun menyambut jabat tangannya dengan antusias sambil aku berkata " " bagaimana kabarnya pak Haji " . "baik , apa Abi sehat-sehat saja ? katanya menjawab pertanyaanku . Aku pun menjawab : Alhamdullilah , Allah telah memberikan kelapangan dan kemudahan bagi kita sehingga kita dapat melaksanakan kewajiban kita sholat berjama'ah, sedangkan banyak saudara-saudara muslim kita b erhalangan untuk hadir"

Tanpa disuruh duduk pak Haji mengambi tempat di sebelah kananku sambil kemudian berkata kepadaku :" begini Abi , sebenarnya sudah sejak lama saya ingin bertanya kepada Abi, tetapi saya takut kalau Abi tersinggung dan marah "
" Apa sih yang mau ditanyakan oleh pak Haji sampai takut kalau saya marah " ujarku menjawab.
" Abi, saya perhatikan setelah salam Abi berzikir sendiri , tidak mau ikut berzikir dengan jama'ah lainnya dan imam. Kemudian langsung berdiri tanpa lagi berdoa sebagaimana yang dilakukan orang-orang setelah selesai zikir. " kata pak Haji bertanya .
Akupun menjawab pertanyaan tsb dengan balik bertanya : " sebelum saya menjawab pertanyaan pak Haji saya ingin dulu bertanya : " Siapakah yang memerintahkan sholat "
" Allah melalui kitab-Nya Al-Qur'an " jawabnya.
Aku bertanya lagi : " dari mana kita tahu tata cara sholat , bacaan dalam sholat dan zikir setelah salam ".
Pak Haji kembali menjawab : " dari ustadz yang memperolehnya dari ustadz diatasnya sedangkan ustadz yang diatasnya memperolehnya dari ulama yang diatasnya demikian seterusnya sampai kepada Rasullulah yang memberikan petunjuk tentang tata cara sholat dan sebagainya "
" Jawaban pak Haji betul sekali , tapi bolehkah kita melakukan sesuatu dalam ibadah seperti sholat tidak sesuai dengan petunjuk dari Rasullulah Shallalahu 'alaihi wa Sallam seperti misalnya setiap raka'at rukuknya kita tambah lagi sekali sehingga ada dua rukuk, begitu pula sujudnya setiap rakat tidak hanya dua tetapi 4 kali rukuk setiap raka'atnya sehingga betul-betul menunjukkan ketundukan kita kepada Allah " ujarku kembali bertanya .
" ya ..mana boleh dong seperti itu, itu namanya menyalahi petunjuk Rasullullah dan orang tidak akan melakukannya " kembali pak Haji menjawab.
" Betul sekali apa kata pak Haji, orang tidak akan melakukan apa yang menyalahi petunjuk Rasullulah Shalalahu 'alaihi wa Sallam. Karena itu berdosa " ujarku kemudian.
Lalu aku melanjutkan jawabanku : " Rasullulah Shallalahu 'alihi wa Sallam setelah salam beliau berzikir sendiri dan tidak pula berdoa mengangkat tangan , itu menurut riwayat yang shahih, begitu pula para sahabat beliau , kemudian para tabi'in yaitu muridnya sahabat serta para tabi'ut tabi'in yaitu muridnya tabi'in tidak pernah melakukan seperti itu karena Nabi tidak mencontohkannya. Apa yang harus kita contoh dari Rasul kalau beliau tidak melakukannya. "

Tanpa aku sadari karena asyiknya berbicara , beberapa orang teman yang telah menyelesaikan sholat ba'da zuhur yang terdiri antara lain Abdul Jalil , Eko, Bambang ,Putra .Abdul Sani mendekat dan duduk bersama kami dan secara bersama-sama mengucapkan : " assalamu'alaikum " sambil menyorongkan tangan untuk menjabat tanganku.
Aku bersama pak Haji serentak menjawab : " alaikumussallam warohmatullah wabarkatuh : dan kujabat tangan mereka bergantian.
" Sepertinya ada yang serius yang dibicarakan " kata Abdul Jalil
" Tadi saya menanyakan kepada Abi, mengapa beliau setiap selesai sholat berjama'ah tidak ikut zikir dan berdoa bersama kita dengan imam " ujar pak Haji.
Sepertinya tidak sabar Abdul Jalil berucap kembali : " apa jawaban Abi "
" Abi menjelaskan kepada saya bahwa apabila berzikir dan berdoa setelah salam dari sholat berjama'ah tidak dicontohkan oleh Nabi , jadi kita tidak boleh melakukannya " ujar pak Haji menjawab pertanyaan Abdul Jalil.
Abdul Jalil menambahkan : " sudah kelaziman begitu kok, saya perhatikan hampir setiap khatib yang berkhotbat kemudian menjadi imam juga melakukannnya. Jadi kita ikut juga melakukannya.Apa salah ? merekakan ikutan kita "

" Dalam hal ibadah hanya Rasullulah Shalalahu 'alaihi wa sallam yang wajib diikuti petunjuknya, apa yang dicontohkannya kita kerjakan apabila tidak ada petunjuk dan contoh jangan dilakukan
sekalipun itu dicontohkan ulama besar kalau itu bukan merupakan Sunnah Rasul ya harus ditinggalkan." aku menjelaskan kepada mereka.
Kemudian aku sambung lagi perkataanku : " Dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam Muslim yang ada aku baca dalam bukunya Abdul Hakim Bin Amir Abdat yang berjudul Risalah Bid'ah disebutkan ;Dari Jabir bin Abdullah diriwayatkan bahwa Rasullulah Shallalahu 'alaihi wa Sallam berbsabda : " Amma ba'du : Sesungguhnya sebaik-baik nya ucapan adalah Kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad. Sejelekurusan adalah yang baru ( muhdats), dan setiap muhdats adalah bid'ah, dan setiap bid'ah adalah sesat dan setiap kekesatan tempatnya di neraka "

Sepertinya Abdul Jalil tidak mau menerima penjelasanku, kemudian ia b erkata lagi : " memang betul bid'ah tetapi itukan bid'ah hasanah yang tidak terlarang , ujar ustadz yang sering ceramah di sini menyebutkan bahwa untuk fadail amal dan menambah amalan yang baik tidak apa-apa kita melakukan hal-hal yang bid'ah asalkan itu bid'ah hasanah "

Perkataan Abdul Jalil itu aku bantah "Saya baru saja membaca kitabnya Ustadz Abdul Hakim Bin Amir Abdat seperti yang saya sebutkan tadi, saya kutipkan tulisan beliau : Allah berfirman :
" Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kamu Agama Kamu ( Qs. al-Maa-idah ayat 3 ).
Di dalam ayat yang mulia ini , Allah menegaskan bahwaAgama ini ( al-islam) telah sempurna dan lengkap yang tidak memerlukan sedikitpun tambahan dan pengurangan, apapun bentuk alasannnya dari tambahan-tambahan tesebut meskipun disangka baik ataupun dari siapa saja datangnya meskipun dianggap benar oleh sebagian manusia , adalah satu perkara b esar yang sangat dibenci oleh Allah dan RasulNya. Akan tetapi sangat dicintai oleh iblis dan pengikutnya".
Setelah berdiam sejenak mengambil nafas aku lanjutkan perkataanku : " Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat menyebutkan juga , pelakunya tadi ,langsung atau tidak langsung , sadar atau tidak sadar, telah membantah firman Allah tadi dan telah menuduh Rasullulah Shallalahu 'alaihi wa Sallam berkhianat didalam menyampaikan risalah . Inilah yang pernah di ingatkan oleh Imam Malik bin Anas di dalam satu perkataannya yang sangat terkenal yaitu : "B arang siapa
yang membuat bid'ah di dalam islam ya
ng ia anggap sebagai bid'ah hasanah, maka sesungguhnya ia telah menuduh bahwa Muhammad Shallalahu 'alaihi wa sallam telah berhianat di dalam( menyampaikan ) risalah."


" Abi , kenapa banyak para ustadz dan ulama tidak tahu bahwa berzikir bersama maupun berdoa bersama dipimpin oleh imam itu bukan berasal dari petunjuk Rasululah " tanya Eko yang selama ini hanya menjadi pendengar .

" Saya kira beliau-beliau itu belum sempat memb aca atau terbaca buku-buku yang menyebutkan tentang bid'ah zikir bersama setelah salamdan begitu juga doa bersama yang dipimpin oleh imam "

Berkata lagi Eko : " kalau begitu dari mana sumbernya para ustadz dan ulama mendapatkan amalan yang kemudian banyak diikuti oleh umat , termasuk jama'ah masjid kita ini "

" Beliau itu hanya bertaqlik kepada ulama atau ustadz yang sebelumnya , sedangkan ulama sebelumnya itu bertaqlik kepada gurunya yang kemungkinan ulama-ulama tsb ada yang menambah-nambah sendiri berdasarkan pertimbangan kepada akalnya saja dan menurutkan hawa nafsunya. Padahal dalam beragama yang didahulukan adalah syar'iat dari Allah dan Rasul." ujarku menjawab pertanyaan Eko.
Kemudian aku tambahkan lagi keterangan : " makanya kita tidak boleh taqlik kepada ulama atau ustadz kita kalau apa yang disampaikan mereka tidak didasarkan atas nahs yang shahuih. "

" Kalau begitu baru kita tahu " kata pak Haji

Karena perutku sudah terasa lapar dan jam di dinding masjid sudah menunjukkan angka 1 akupun berkata : " teman-teman aku sudah lapar nih.., sebaiknya kita cukupkan pembicaraan kita disini dulu, Insya Allah nanti disambung lagi "

Pak Haji kemudian berkata : " terima kasih atas penjelasannya , kami sudah mengerti mudah-mudah kami akan tinggalkan segala bentuk amalan yang tidak diperintahkan oleh Nabi"

Kamipun saling berjabat tangan satu sama lainnya dan aku mengucapkan salam yang dijawab mereka secara serentak. Dan aku bangkit berdiri , berjalan menuju pintu keluar masjid dan sebelum melangkahkan kaki keluar pintu aku b erhenti sejenak membaca doa keluar masjid seperti yang kuhapal dari bukunya Abdul Qadir bin Jawas " Doa dan zikir ".

Aku menuju tempat parkir mengambil sepeda ontelku sedangkan teman-teman yang lain ada yang naik motor dan ada pula yang ber mobil. Aku telah terbiasa sejak lama naik sepeda ontel karena jarak masjid dengan tempat tinggalku tidaklah terlalu jauh.
Di dalam hati aku berdoa semoga teman-teman memperoleh faedah dari apa yang kusampaikan baru baru tadi yang sebenarnya datang dari Allah juga. Amin .... Wallaahu Ta'ala a'lam .

Bahan bacaan : l. Risalah Bid'ah oleh Abdul Hakimbin Amir Abdat.
2. Mengupas Sunnah membedah bid'ah oleh Dr. Said bin Ali bin Wahf
al-Qahthahni.
3. Kata berjawab solusi untuk berbagai masalah syariah oleh A.Qadir Hasan

Ba'da Isya ,kamis tgl.14 Jumadil tsani 1431 H / 27 Mei 2010.
( http : // abufarabial-banjari.blogspot.com)


1 komentar:

  1. Maafkan atas kelancangan saya sebagai sesama muslim saya hanya melakukan kewajiban saja untuk saling mengingatkan bahwa ada tulisan yang anda tulis sbb: maka pada sholat zuhur hari ini setelah aku mengakhirinya dengan ucapan " assamu'alaikum warohmatullah wabarkatuh". Salam yang anda tulis itu bukanlah salamnya orang islam tapi salamnya non muslim, jadi mohon diperbaiki salam yang anda tulis.

    Sedikit koreksi dari saya BERHATI-HATILAH DALAM MENULIS/MENGUCAPKAN SALAM “tolong perhatikan kalimat salam yang anda tulis itu..! di situ anda menulis “assamu'alaikum warohmatullah wabarkatuh…” dan bukan “assalamu'alaikum warohmatullah wabarkatuh” tahukah anda apa artinya ASSAMU’ALAIKUM? itu artinya “SEMOGA KEMATIAN MENIMPA BAGI KAMU/KALIAN” karena makna “ASSAMU” adalah “KEMATIAN” sehingga jika mendapatkan kalimat seperti itu diharuskan bagi kita menjawab Assamu’alaikum itu dengan kalimat “WA’ALAIKUM” saja, yg artinya “DAN SEMOGA JUGA BAGI KAMU/KALIAN”. Jawaban itu juga berlaku bagi salamnya non muslim, baik yg ditulis/diucapkannya itu sesuai maupun tidak sesuai dengan salamnya orang Islam maka jawabannya tetap seperti itu.

    Allah berfirman:
    “Dan apabila mereka datang kepadamu, mereka mengucapkan salam kepadamu dengan memberi salam yang bukan sebagai yang ditentukan Allah untukmu. Dan mereka mengatakan kepada diri mereka sendiri: “Mengapa Allah tiada menyiksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu?” Cukuplah bagi mereka neraka jahanam yang akan mereka masuki. Dan neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.” (Q.S.58.8)

    ASSAMU’ALAIKUM ADALAH SALAMNYA NON MUSLIM

    Berkata Hisyam bin Zaid bin Anas bin Malik: Saya pernah mendengar Anas bin Malik berkata: Seorang Yahudi pernah lewat dihadapan Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam lalu dia mengucapkan (salam dengan ucapan): ASSAAMU’ ALAIKA. Maka Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam menjawabnya: “WA’ALAIKA. Kemudian Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda (kepada para Shahabat): “Tahukah kamu apa yang dia ucapkan? Dia mengucapkan (salam kepadaku dengan ucapan): AS SAAMU’ALAIKA.” Para shahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, bolehkan kami membunuhnya? Beliau menjawb: “Jangan! (Tetapi) apabila Ahlul Kitab memberi salam kepada kamu maka jawablah: “WA’ALAIKUM (saja).”(HR. Bukhari no. 6926).

    Allah berfirman:
    “Dan apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa).Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu.” (QS. An Nisaa’ : 86).

    Ayat tersebut sebagai perintah Allah yang bersifat UMUM dan MUTLAK. maka dari itu dapat dikeluarkan suatu hukum juga yang berkaitan dengan SALAM yaitu bahwa menjawab salamnya orang non muslim yang ditujukan kepada kita, baik salam yang diucapkannya itu sesuai maupun tidak sesuai dengan salamnya orang Islam adalah tetap WAJIB hukumnya bagi kita orang islam menjawabnya dengan “WA’ALAIKUM (Dan semoga juga bagi kamu/kalian)” dengan tidak berlaku kasar, krn yg demikian itu ajaran rasulullah kepada para sahabat sebagaimana hadits di atas yaitu menjawabnya dg kalimat serupa dalam maksud yg terkandung didalamnya.
    “WALLAHU A’LAM BISH SHOWAB”

    BalasHapus