M U K A D D I M A H

M U K A D D I M A H : Sesungguhnya, segala puji hanya bagi Allah, kita memuji-Nya, dan meminta perlindungan kepada-Nya dari kejahatan diri kami serta keburukan amal perbuatan kami. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tak ada yang dapat menyesatkannya. Dan Barang siapa yang Dia sesatkan , maka tak seorangpun yang mampu memberinya petunjuk.Aku bersaksi bahwa tidak ada Rabb yang berhak diibadahi melainkan Allah semata, yang tidak ada sekutu baginya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad shalallahu’alaihi wa sallam adalah hamba dan utusannya.

Rabu, 28 Juli 2010

MELAZIMKAN DZIKIR PAGI & PETANG DI RUMAH SEBAGAI AMALAN SUNNAH YANG DIANJURKAN



O l e h : Musni Japrie al-Pasery.

Berdo’a dan berdzikir kepada Allah Subhanahu wata’ala merupakan kesibukan yang terbaik , dan cara yang paling utama bagi seseorang untuk mendekatkan diri kepada Allah yang Maha Suci dan Maha Tinggi. Berdo’a dan berdzikir adalah kunci segala kebaikan yang akan diperoleh seorang hamba di dunia dan di akhirat , pencegah segala bentuk keburukan, mendatangkan berbagai manfaat dan menolak datangnya bahaya.
Demikian ujar ustadz Yasid bin Abdul Qadir Jawas dalam buku beliau Do’a dan Wirid.

Imam Ibnul Qayyin rahimahullaah berkata : ‘ Jika Allah akan memberi kunci kepada seorang hamba, berarti Allah membukakan (pintu kebaikan) kepadanya dan jika seseorang disesatkan Allah, berarti ia akan tetap berada dimuka pintu tersebut “. Bila seseorang tidak dibukakan hatinya untuk berdoa dan berdzikir, maka hatinya selalu bimbang, perasaannya gundah gulana, fikirannya kalut, selalu gelisah,hasrat dan keinginannya menjadi lemah.
Namun bila seorang hamba selalu berdo’a dan berdzikir, selalu memohon perlindungan kepada Alah dari berbagai keburukan,niscaya hatinya menjadi tenang karena ingat kepada Allah. Allah Ta’ala berfirman :

“Ingatlah ,hanya dengan mengingat Allah hati akan menjadi tenang “ ( QS.Ar-Ra’d : 28 )
,
Seorang hamba yang selalu menekuni dzikir, setiap hari dan setiap waktu, termasuk di dalamnya membaca al-Qur’an setiap hari, karena al-Qur’an adalah sebaik-baik dzikir, dan senantiasa berdoa dan mengikhlaskan ibadah hanya kepada llah subhanahu wata’ala saja, menjauhkan sikap lalai, maka Allah akan menghidupkan dan memberikan cahaya kepada hatinya.

Dari sekian banyak amalan sunnnah yang dianjurkan oleh Rasullulah shallalhu ‘alaihi wasallam untuk dilakukan dirumah adalah memperbanyak zikir di dalamnya. Sehingga rumah akan menjadi surga dunia yang penuh dengan ketenangan, kebahagiaan, ketentraman, bagi jiwa sipenghuninya, dan terhindar dari segala bentuk kegelisahan
.
Namun disini yang dimaksud memperbanyak dzikir bukanlah seperti yang dimaksudkan oleh sebagian orang dengan baca-bacaan tertentu yang bukan bersumber dari Rasullullah shallalahu ‘alaihi wasallam, atau sebagaimana yang sering dianjurkan oleh berbagai majelis ta’lim untuk mengamalkan dzikir dan wirid tertentu dalam jumlah hitungan sekian ribu kali dengan menggunakan biji-bijian tasbeh, seperti misalnya mengamalkan dalam sehari membaca Tasybih seribu kali, Tahmid seribu kali, Tahlil seribu kali, atau dzikir yang diamalkan untuk malam hari, dimana untuk tiap-tiap malam lain zikirnya. Atau ada juga majelis ta’lim yang menganjurkan kepada jama’ahnya untuk setiap hari dan malam membaca hanyqa khusus shalawat kepada Nabi Shallalahu ‘alaihi wasallam sebanyak-banyaknya. Semua dzikir seperti itu tidak pernah dicontohkan atau dikerjakan oleh Rasullullah shallalahu ’alaihi wasallam. Begitu juga para sahabat, para tabi’in dan tabiu’ut tabi’n. Meskipun ucapan dzikir tersebut berasal dari Rasullulah shallalahu \alaihi wasallam, namun membaca dzikir dengan jumlah hitungan tertentu bukan dari beliau. Karena tidak ada satupun riwayat yang shahih yang menyebutkannya.

Ada satu riwayat shahih bahwa ‘Abdullah bin Mas’ud radhyallahu anhum pernah melihat satu kaum di masjid , mereka membuat beberapa halakah (kelompok) , setiap halakah ada seorang yang memimpin dan ditangan mereka ada biji-bijian tasbih, lalu (sipemimpin) berkata” “ Bertakbirlah seratus kali, dan mereka bertakbir seratus kali. Dan berkata sipemimpin bertahlillah seratus kali( ucapkan Laa Ilaaha illahlaah) seratus kali,”dan mereka bertahlil seratus kali, kemudian berkata lagi sipemimpin bertasbihlah seratus kali( ucapkanlah : Subhaanallaah) seratus kali :, dan mereka bertasbih seratus kali.
Kemudian Abdullah bin Mas’ud mendatangi halakah dzikir tersebut, lalu berkata: “ Apa ang kalian lakukan “.(ini adalah) batu kerikil ( biji-bijian tasbih) yang kami pakai untuk menghitung tahlil dan tasbih.” “Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhum berkata : “ Hitunglah kejelekan dan kesalahan-kesalahan kalian, aku jamin tidak akan hilang kebaikan-kebaikan kalian. Celakalah kalian wahai umat Muhammad, alangkah cepatnya kebinasaan kalian , mereka sahabat-sahabat Nabi shallahu ‘alaihi wasallam banyak yang masih hidup, ini pakaiannya belum rusak dan bejananya belum hancur,demi Rabb yang jiwaku ada ditangan-Nya , apakah kalian merasa lebih baik dari agama Nabi Muhammad shalllalhu ‘alaihi wasallam atau kalian membuka pintu kesesatan. Mereka berkata : “ Demi Allah , wahai Abu ‘Abdirahman, kami tidak menginkan kecuali kebaikan” Beliau berkata : ‘ Betapa banyak orang yang menginginkan kebaikan tetapi tidak benar caranya!

Mengulas riwayat tersebut diatas Ustadz Yasid bin Abdul Qadir Jawas dalam buku beliau doa &Wirid mengatakan : Riwayat ini banyak sekali manfaatnya, diantaranya:

- ‘Abdullah bin Mas’ud radhyallaahu ‘anhum mengingkari cara berdzikir dengan berjama’ah meskipun niatnya baik, karena hal ini merupakan sesuatu yang baru dalam ibadah, yaitu bid’ah, dan setiap bid’ah adalah kesesatan meskipun dianggap baik oleh orang banyak.
-
- Yang menjadi tolok ukur dalam beragama bukanlah banyaknya ibadah, tetapi ibadah itu sesuai dengan sunah atau tidak? Dan setiap orang harus menjauhkan bid’ah, karena bid’ah akan membawa kebinasaan

- Bahwa pemahaman para sahabat radhyallaahu ‘anhum adalah hujjah. Kalau seandainya dzikir secara berjama’ah itu baik, maka para sahabat sudah melakukannya. Karena para sahabat tidak melakukannya, maka tidaklah seharusnya umat islam generasi yang belakangan melakukan apa yang tidak pernah dilakukan oleh para sahabat tersebut.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan : Tidak diragukan lagi,bahwa sesungguhnya do’a dan dzikir adalah termasuk ibadah yang sangat utama . Ibadah itu harus didasari atas sikap ittiba’ (mengikuti jejak) Nabi shallalahu ‘alaihi wasallam dengan konsekwen dan konsisten.bukan mengikuti hawa nafsu dan bukan pula mengada-ada, membuat sesuatu yang baru yang tidak ada contohnya (bid’ah) . Do’a dan dzikir yang dicontohkan Nabi Shallalahu ‘alaihi wasllam adalah bentuk doa dan dzikir paling utama yang seharusnya diamalkan oleh setiap muslim.

Orang yang melaksanakan do’a dan dzilir yang dicontohkan Nabi Shallalahu ‘alaihi wasallam, ia akan merasa aman dan selam doa yang dibuat-buat, ada yang diharamkan dan ada yang makruh, bahkan ada yang syirik dan banyak sekali orang yang tidak tahu.

Yang diperintahkan bagi seorang muslim adalah berdzikir kepada Allah sesuai dengan apa yang disyari’atkan agama, dan berdoa kepada Allah Subhanahu wata’ala dengan doa yang ma’-tshur yang datang dari al-Qur’an dan sunnah Nabi shallalahu ‘alaihi wasallam yang shahih. Karena itu, wajib atas seorang muslim mengikuti (ittiba’) apa yang telah disyari’atkan Allah dan apa yang telah dicontohkan Nabi-Nya.

Diantara petunjuk Nabi Shalalahu ‘alaihi wasallam ialah agar di rumah memperbanyak dzikir di dalamnya. Diriwayatkan dari Abu Musa al-Asy’ari radhyallaahu anhum , dari Rasullullah shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda :

“ Perumpamaan rumah yang digunakan dzikir kepada Allah di dalamnya dan rumah tidak pernah digunakan dzikir kepadaAllah di dalamnya, seperti perumpamaan orang yangb hidup dan orang yang mati”(HR.Bukhari dan Muslim ).

Berbagai jenis dan ragam do’a dan dzikir sesuai dengan situasi dan kondisi serta tempat telah diajarkan oleh Rasullulah shallalahu ‘alaihi wasallam, yang seharusnya jadi amalan kaum muslimin, sebagaimana yang dimuat dalam buku Do’a & Wirid Ustadz Yasid bin Abdul Qadir Jawas antara lain adalah dzikir Pagi dan Petang.

Mengenai dzikir pagi dan petang ini dalil dari al-Qur’an tertera dalam surah Al-Ahzaab: 41-42 . Allah Ta’ala berfirman :
“ Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut Nama Allah) dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang “
.
Selain ayat tersebut diatas, berkenaan dengan dzikir pagi dan petang ini Allah Ta’ala dalam al-Qur’an surah Al- Mu’min : 55 juga berfirman sebagai berikut :
“ Maka bersabarlah kamu,karena sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbilah seraya memuji Raab-mu pada waktu petang dan pagi.”

Di surah lain Allah Ta’ala berfirman :
“ Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan dan bertasbihlah sambil memuji Raab-mu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya” ( QS. Qaaf : 39 )

Sedangkan dalil berupa hadits dari Rasullulah shalalahu ‘alaihi wasallam mengenai diperintahkannya berdzikir pada pagi dan petang ini datang dari Anas bin Malik radhyallaahu ‘anhum, ia berkata : “ Rasullulah shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“ Aku duduk bersama orang-orang yang berdzikir kepada Allah dari mulai shalat subuh sampai terbit matahari lebih aku sukai daripada memerdekakan empat orang budak dari anak ismail. Dan aku duduk bersama orang-orang yang berdzikir kepada Allah dari mulai shalat ashar sampai terbenam matahari lebih aku cintai daripada memerdekan empat orang budak” ( HR. Abu Dawud.)

Tentang waktu dzikir ini oleh Ibnu Qayyim rahimahullaah disebutkan antara subuh hingga matahari terbit, dan antara ‘ashar hingga terbenam matahari.

Apabila kita menyimak kandungan dzikir pagi dan petang tersebut maka di dalamnya banyak sekali do’a permohonan/permintaan kepada Allah Subhanahu Wata’ala dalam banyak hal seperti permohonan ampunan atas dosa-dosa dan permohonan dimasukkan kedalam surga, permohonan diberikan petunjuk, permohonan perlindungan dari gangguan jin dan syetan, permohonan kesehatan, permohonan diberi rezeki, permohonan diberikan ilmu bermanfaat, permohonan agar dilindungi dari rasa malas dan pikun, permohonan perlindungan dari kejahatan dan gangguan dari makhluk ciptaan Allah, permohonan perlindungan dan tercegah dari segala bentuk kejahatan apa saja, permohonan untuk diselamatkan tubuh dari penyakit dan dari apa yang tidak diinginkan, permohonan keselamatan pendengaran, penglihatan , permohonan perlindungan dari kekufuran kefakiran, permohonan perlindungan dari azab kubur, permohonan kebajikan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan harta, permohonan ketenteraman dari rasa takut, permohonan pemeliharaan, permohonan perlindungan dari kejahatan diri sendiri, syaitan dan ajakan menyekutukan Allah, permohonan perlindungan dari berbuat kejelekan, permohonan untuk minta pertolongan agar memperbaiki segala urusan, permohonan agar amalan yang diterima. Dan banyak lagi yang lainnya. Sehingga apabila dirinci maka lengkaplah segala permohonan kita kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang berkaitan kepentingan kebaikan di dunia dan kebaikan diakhirat.

Patut untuk diketahui bahwa mereka yang mengamalkan dan membiasakan diri untuk membaca dzikir pagi dan petang ini secara rutin dan kontinyu serta istiqomah pasti akan memperoleh keuntungan, karena banyak sekali faedah/manfaat yang dapat dipetik darinya .
Janganlah lalai dan meninggalkan dzikir pagi dan petang ini di rumah yang memerlukan waktu tidak lama, sisihkanlah waktu paling lama hanya 10 menit.

Sementara ini banyak diantara kita kaum muslimin yang menghabiskan waktunya baik pada pagi hari ataupun sore hari secara terjadwal hanya untuk kepentingan dunia belaka seperti tidak pernah absen berolah raga, membaca koran sebagai sarapan pelengkap yang tidak pernah tertinggal, mengikuti berita-berita di televisi, mendengarkan musik untuk sekedar memuaskan hawa nafsu. Tetapi sangat disayangkan melalaikan atau bahkan samasekali melupakan dzikir pagi dan petang yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu Wata’ala sebagaimana yang tertera dalam al-Quran dan sunnah Rasullulah shallalahu ‘alaihi wasallam sebagaimana yang telah dikutipkan diatas. Sebagian kaum muslimin tidak pernah mau menjadwalkan waktunya setiap hari pada pagi dan sore untuk dzikir padi dan petang.

Mungkin ada diantara kaum muslimin banyak yang kesulitan untuk menghafal lafadz-lafadz dari dzikir pagi dan petang tersebut, namun ini bukanlah menjadikan kesulitan untuk mengamalkannya, karena perintah untuk mengamalkannya adalah dengan cara membaca, yang tentunya boleh dengan melihat teksnya.

Buku mengenai dzikir pagi dan petang ini tidak sulit untuk memperolehnya karena banyak dijual di toko-toko buku agama terutama ditoko-toko buku-buku yang mengutamakan menjual buku-buku assunnah . Dengan harga yang sangat murah sekali dan tidak mungkin tidak dapat terbeli oleh kalangan masyarakat miskin sekalipun.

Bersegaralah menuju kepada kebaikan sesuai dengan yang diperintahkan melalui sunnah Rasullulah shallalahu ‘alaihi wasallam, janganlah kita mau dilalaikan oleh godaan hawa nafsu yang didalangi oleh syaitan baik dia berbentuk jin ataupun berbentuk manusia. ( Walaahu Ta’ala ‘alam)

Diselesaikan pada hari Kamis, menjelang dhuha 17 Sya'ban 1431 H/ 29 Juli 2010
http://musnijaprie-alpasery.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar