M U K A D D I M A H

M U K A D D I M A H : Sesungguhnya, segala puji hanya bagi Allah, kita memuji-Nya, dan meminta perlindungan kepada-Nya dari kejahatan diri kami serta keburukan amal perbuatan kami. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tak ada yang dapat menyesatkannya. Dan Barang siapa yang Dia sesatkan , maka tak seorangpun yang mampu memberinya petunjuk.Aku bersaksi bahwa tidak ada Rabb yang berhak diibadahi melainkan Allah semata, yang tidak ada sekutu baginya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad shalallahu’alaihi wa sallam adalah hamba dan utusannya.

Rabu, 14 Juli 2010

MENGKRITISI KULTUR BUDAYA DAN TRADISI UPACARA RITUAL PEMBERIAN SESAJEN BAGI PENGUASA ALAM & MAKHLUK HALUS.



O l e h : Musni Japrie al-Pasery.

Di negeri yang mengaku penduduknya sebagian terbesar kaum muslimin ini, sering kita mendapatkan berita dari berbagai media masa, baik melalui televisi maupun media cetak, adanya kegiatan penyelenggaraan upacara yang berbau relegius yang dilakukan oleh masyarakat secara beramai-ramai seperti upacara sedekah bumi setelah panen, pesta laut, bersih desa atau kegiatan-kegiatan lain yang serupa. Dan disebutkan bahwa upacara tersebut merupakan budaya dan adat tradisi yang turun temuran dilakukan sejak dahulu oleh para leluhur yang kemudian diwarisi sebagai budaya yang perlu dipertahankan dan dilestarikan ditengah masyarakat yang modern, agar masyarakat tidak kehilangan jati dirinya.

Namun ditengah-tengah kehidupan masyarakat yang mengaku dirinya sebagai muslim, upacara ritual yang dikatakan sebagai warisan dari leluhur yang harus dipertahankan tersebut, sebenarnya tidak hanya dilakukan dengan upacara yang melibatkan banyak orang, tetapi orang-perorang secara individu-invidu juga melakukan hal yang sama, dengan maksud agar roh-roh halus yang dipercaya dapat memberikan mudharat ,tidak akan menimbulkan gangguan dalam kehidupan mereka.

Mengingat bahwa mereka-mereka yang mempercayai adanya penguasa alam berupa roh-roh atau mahluk halus yang perlu diperi persembahan b erupa sesajen, sebagian terbsar adalah mereka-mereka yang mengaku sebagai muslim, maka perlu adanya penelusuran, apakah hal yang sedemikian tidak menyelisihi aqidah dan tauhid yang telah baku adanya.

Sebelum masuk ke dalam thema sentral tulisan ini, maka sebagai pengantar untuk mengetahui gambaran tentang adanya upacara ritual pesta adat budaya , terlebih dahulu disinggung secara singkat mengenai upacara ritual dimaksud.

Upacara Tradisi Ritual Pesta Budaya Adat

Upacara ini dilakukan dengan melibatkan banyak orang dalam satu kampung,dan biasanya dikordinir oleh suatu panitia yang dibentuk, dan pelaksanaannya dilakukan secara bergotong royong , termasuk dalam penyediaan dananya.

Upacara yang diselenggarakan dengan berbagai ritual tsb kadang-kadang bahkan dilakukan secara besar-besaran dengan mengundang pejabat sampai ditingkat Kabupaten. Karena upacara pesta ini dianggap cukup menarik dan dapat didjadikan tontonan oleh para turis,maka upacara ini bahkan ada yang dijadikan agenda pariwisata nasional untuk menggaet kunjungan turist manca Negara. Sehingga Pemerintah Daerah bahkan tidak segan-segan menyediakan dana dalam APBD nya puluhan milyar untuk pembiayaannya, dengan dalih meningkatkan pendapatan asli daerah ( PAD ) agar tersedia dana untuk keperluan pembangunan .

Berbagai upacara ritual yang diselenggarakan diberbagai daerah oleh masyarakat dengan dukungan pemerintah tersebut nampaknya hampir serupa satu sama lainnya, yaitu dengan mengusung satu thema syukuran kepada yang Maha Kuasa yang telah memberikan banyak keberkahan pada bumi dan laut sehingga memberikan hasil yang berlimpah. Yang sekaligus jua untuk memohon perlindungan kepada penguasa bumi atau penguasa laut, baik berupa makhluk halus atau roh-roh yang dianggap dapat mencelakakan dan menimbulkan bencana karena kemarahannya. Untuk meredam kemarahan dan keangkara murkaan roh-roh halus tersebut ,kepada mereka-mereka tersebut perlu diberikan sesembahan dalam bentuk makanan, sebagaimana layaknya manusia. Tetapi sepertinya ragam makanan yang dijadikan sajian tersebut mempunyai ciri khusu tersendiri, seperti kue kue tradisional setempat.

Sudah tidak asing lagi dinegeri ini berbagai ragam upacara ritual dilakukan oleh masyarakat sesuai dengan kondisi dan posisi mereka tinggal. Penduduk yang berprofesi sebagai nelayan dan tinggal ditepi pantai mempunyai agenda tahunan menyelenggarakan pesta sedekah laut, para petani dengan profesinya sebagai petani ,setelah panen padi biasanya melakukan upacara sedekah bumi. Adapula yang melakukan upacara pemberian sesajen kepada gunung berapi, sesajen kepada pohon-pohon besar. Selain itu juga tidak ketinggalan upacara adat peninggalan warisan kraton , seperti yang diselenggarakan oleh kraton Yogyakarta yang dikenal dengan sebutan skatenan . Dan ada juga yang dinamakan pesta budaya adat erau bepelas 7 benua yang dilakoni oleh Pemerintah Kabupaten Kutai bekerja sama dengan para kerabat turunan bekas sultan Kutai di Tenggarong.

Apabila diperhatikan secara seksama inti dari upara ritual tersebut meskipun berbeda nama dan detail pelaksanaannya, namun ada satu yang satu sama lainnya tidak berbeda adalah puncaknya pada pemberian sesajen ( sajian ) berupa makanan yang dilengkapi dengan beragam buah dan bunga-bungan , ayam panggang, telur dan adapula yang melengkapinya dengan kepala kerbau atau kambing yang sengaja disembelih untuk upacara tersebut. Untuk pulau Jawa sesajen ini lebih dikenal dalam bentuk nasi tumpeng.

Upacara ritual yang dilakukan secara masaal ini yang meliputi berbagai ragam prosesi ritual dengan intinya pemberian sesembahan atau sesajen, sebagaimana yang dikemukakan oleh Ustadz H.Mahrus Ali dalam buku beliau Mantan Kiai NU Meluruskan Ritual-Ritual , meliputi upacara ritual ruwat bumi, sedekah bumi, sedekah laut, larung sesaji sedekah laut, sedekah waduk dan sedekah gunung merapi.

Tradisi pemberian sesajen oleh perorangan.

Tradisi pemberian sesajian atau sesajen oleh sebagian kaum muslimin sebagai warisan tradisi dan budaya leluhur juga dilakukan oleh orang perorang, yang dilakukan secara tertutup, atau apabila dilakukan secara terbuka hanya disaksikan oleh undangan yang hadir pada suatu acara hajatan yang di dalamnya ada sesajennya.

Pemberian sesajen oleh perorangan ini maksudnya disesuaikan dengan prosesi ritual seperti memohon kesembuhan dari suatu penyakit, memohon perlindungan agar terhindar dari gangguan makhluk halus atau jin berkenaan dengan diselenggarakannya hajatan. Adapula dalam bentuk syukuran atas diperolehnya suatu anugerah .

Memberikan sesajen oleh individu tersebut dilakukan antara lain pada saat anggota keluarganya yang sedang sakit, menjelang dilakukannya hajatan perkawinan, ada keluarga yang hamil, atau yang baru melahirkan. Dan ada pula yang karena mengalami kecelakaan . Dan banyak lagi peristiwa lainnya dalam kehidupan seseorang yang menurut kepercayaan mereka perlu diikuti dengan pemberian sesajen. Sesajen ada pula yang disediakan pada saat membangun rumah, atau pada saat menempati rumah baru, membuka ladang atau pada saat dimulainya menanam padi disawah. Dan ada pula yang memberikan sesajen pada saat melewati suatu tempat yang angker, dimana untuk itu sesajen sudah dipersiapkan dari rumah.

Berbagai bentuk sesajen , untuk masing-masing suku biasanya berbeda-beda, ada yang menyediakan dalam bentuk nasi tumpeng, ada dalam bentuk beragam jajanan pasar atau kue tradisional, nasi ketan yang diatasnya diberi sebutir telur rebus, ada pula yang disediakan dalam satu tempat( Waskom) yang didalamnya diisi dengan beras secukupnya, sebutir kelapa segar, sebutir telur mentah, gula merah dan sesisir pisang. Ada pula yang menyediakan segelas kopi pahit dengan dilengkapi dengan sebatang rokok. Selain itu ada pula yang membuat sesajen yang ditempatkan dalamsuatu tempat seperti keranjang yang dinamakan ancak.

Sesajen ada yang dilarungkan/dibuang kedalam air, digantung dipohon-pohon besar (khusus untuk sesajen berupa ancak), diletakkan ditengah-tengah rumah dan ditempat-tempat lainnya.,seperti disudut-sudut bangunan, disudut-sudut kebun. Adapula sesajen yang berupa bunga-bunganan yang ditaburkan dipersimpangan /perempatan jalan.

Al-Qur’an dan As-sunnah Sebagai Tolok Ukur Tauhid.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala melalui firman-firmannya yang termaktub dalam Al-Qur’an dan dan Rasullulah shallalahu ‘alaihi wa sallam melalui sunnah beliau telah menetapkan tolok ukur bagaimana tauhid seseorang yang mengaku dirinya sebagai seorang muslim.

Fuad bin Abdul AzizAsy-Salhub dalam buku beliau Kumpulan Kultum Setahun mendefinisikan tauhid menurut syari’qat adalah mengesakan Allah dengan berbagai macamibadah bathin maupun lahir, seperti : doa, penyembelihan,nazar dan lain sebagainya. Kebalikan dari istilah tauhid adalah syirik, yakni suqatu kezaliman yang paling zalim, karena seorang mukalaf ketika mengingkari hak Pencipta, Pemberi rezeki, Pengatur, Yang menghidupkan, dan yang mematikan, lalu berdoa kepada selain Allah, bernazar untuk selain Allah, atau m,engadakan perantara antara dirinya dan Penciptanya yang dia gunakan untuk bertaqarub kepadanya atau memohon kepada-Nya, atau mengalihkan suatu ibadah kepada selain Allah, maka ia telah melampaui batas, berbuat jahat dan zalim.

Allah Ta’ala berfirman dalam surah luqman ayat : 13 :

“ Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman besar”

K.H Qomaruddin Shaleh , dkk dalam bukunya Ayat-Ayat Larangan & Dan Perintah Dalam Al-Qur’an mengemukakan , bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala melarang hambanya menyimpang dalam bertauhid, sebagaimana yang difirmankan-Nya dalam Al-Qur’an surah an- Nahl ayat 51- 55 :

Allah berfirman : “Janganlah kamu menyembah dua tuhan, sesungguhnya Dia lah Tuhan Yang Maha Kuasa , maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut. Dan kepunyaan-Nya lah segala yang ada dilangit dan di bumi, dan untuk-Nya lah segala ketaatan itu untuk selama-lamanya . Maka mengapa kamu bertaqwa kepada selain Allah? Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu , maka dari Allah lah ( datangnya ), dan bila kamu ditimpa kemudharatan, maka hanya kepada Allah-lah kamu meminta pertolongan.Kemudian apabila Dia telah menghilangkan kemudharatan itu dari kamu, tiba-tiba sebagai dari kamu mempersekutukan-Nya dengan (yang lain), biarlah mereka mengingkari nimat yang telah Kami berikan kepada mereka; maka bersenang-senanglah kamu. Kelak kamu akan mengetahui (akibatnya).”

Selanjutnya dikemukakan juga oleg K.H Qomaruddin , mengakui ASllah Subhanahu Wa Ta’ala adalah ERsa,b aik dalam rububiyyah maupun Uluhiyah-Nya dinamakan perbuatan bertauhid kepada Allah. Rububiyyah adalah sifat Ketuhanan dan Keesaan Allah dalam hal menciptakan, Memberiakn rezeki, Menentukan Taqdir, Menghidupkan dan Mematikan, dan lain-lain. Sedangkan Uluhiyah adalah sifat Ketuhanan dan Keesaan Allah mengenai haknya untuk diibadahi oleh hamba-Nya. Jika seorang hamba cacat dalam bertauhid kepada Allah, baik Rububiyah , Uluhiyah maupun kedua-duanya, mnaka ia termasuk orang-orang yang akan binasa diakhirat kelak. Sebaliknya bila seorang hamba memiliki ketauhidan yang sempurna, maka ia akan termasuk orang-orang yang berbahagia kelak diakhirat.

Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an Surah al-Baqarah ayat 21-22:

“ Wahai manusia , sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia Menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kamu mengetahui.”

Firman Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an SurahAl-Mu’-min ayat 14 :

Maka sembahlahlah Allah dengan memurnikan ibadat kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya “

Selain beberapa firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang menyebutkan tentang perintah untuk beriman dan menyembah hanya kepada Allah Yang Maha Esa sebagai tolok ukur untuk menegakkan tauhid, maka tidak kurang pula Rasullulah shallalahu ‘alaihi wa sallam telah pula menggariskan wajibnya seorang hamba untuk beriman dan menyembah hanya kepada Allah Yang Maha Esa. Beberapa hadits agung dan lagi mulia yang menyebutkan perintah dan kewajiban untuk beriman antara lain sebagai berikut :

Dalamsebuah hadits panjang yang diriwayatkan Muslim, dari Abu Sai’id Al Khudri radhiyallahu anhum, bahwasanya orang-orang dari suku Abdul Qais mendatangi Rasullullah shallalahu ‘alaihi wa sallam, lalu mereka berkata : berilah kami suatu perintah yang akan kami sampaikan kepada orang-orang dikampung kami serta menyebabkan kami masuk surga apabila kami melaksanakannya. Maka Rasullullah shalalahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “ Aku perintahkan kepadamu 4 empat( perkara dan aku melarang kamu dari 4 perkara. (Aku perintahkan) 1.Sembahlah Allah dan jangan kamu menyekutukannya dengan suatu apapun, (2) dan seterusnya …

Hadits riwayat Muslim dari Abu Dzarr radhyallaahu anhum, dia berkata : “ Saya pernah bertanya, Wahai Rasullulah! Apa perbuatan yang paling utama?”. Beliau menjawab, “ iman kepada Allah dan jihad di jalan-Nya “

Hadits lain riwayat Muslim, dari Sufyan bin Abdullah Ats-Tsaqafi radhyallaahu anhum , dia berkata : “ Saya pernah bertanya kepada Rasullulah shallalahu ‘alihi wa sallam , Wahai Rasullulah! Katakanlah kepadaku suatu perkataan tentang islam yang tidak akan saya tanyakan kepada seorangpun sesudah kamu” Beliau menjawab, Katakanlah! Saya beriman kepadaAllah lalu konsisten lah ( dengan apa yang kamu ucapkan)”

Dari beberapa ayat Al-Qur’an dan Hadits dari Rasullulah shallalahu ‘alaihi wa sallam yang dikutipkan diatas, yang wajib untuk dijadikan tolok ukur dan rujukan bagi kaum muslimin dalam melakuka n penilaian segala perilakunya dalam kehidupan sehari-hari terutama b erkaitan dengan aqidah dan tauhidnya. Apabila apa yang dilakukan tidak bersesuaian dengan kaidah-kaidah baku yang tertera dalam Al-Qur’an dan As-sunnah maka jadi bathil.

Setelah membandingkan prilaku mereka-mereka yang secara sengaja telah melakukan prosesi ritual dengan memberikan sesajen kepada yang dianggap sebagai sang penguasa alam dan para roh-roh, baik yang dilakukan melalui upacara ritual yang dilakukan massal seperti sedekah bumi, sedekah laut dan segala bentuk sedekah lainnya, ataupun yang dilakukan secara perorangan sesuai dengan hajatnya, maka jelas secara nyata semua itu berlawanan dengan perintah tauhid untuk hanya beriman dan menyembah kepadaAllah Yang Maha Esa semata, tidak boleh ditawar-tawar lagi.

Upacara Ritual Pemberian Sesajen Kepada Penguasa Alam& Roh-roh Halus Adalah Prilaku Syirik.

Dalam Al-Qur’an Surah al-Isra ayat 22 tentang larangan berbuat syirik dan perintah menetapi tauhid , Allah Ta’ala berfirman sebagai berikut :

“ Janganlah kamu adakan tuhan yang lain di samping Allah, agar kamu tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan (Allah)

Syirik sebagaimana yang didefinisikan dalam Ensiklopedi Islam Insan Kamil susunan Syaikh Muhamad bin Ibrahim bin AQdullah At-Tuwaijiri, ialah menyekutukan Allah Ta’ala dalam rububiyah-Nya dan Uluhiyah-Nya, asma’ (nama-nama) dan sifat-Nya, atau salah satunya. Jika seorang hamba meyakini bahwa ada sang Pencipta atau sang Penolong selain Allah untuk disembah, maka ia telah musyrik. Dan jika ia berkeyakinan bahwa ada yang menyerupai Allah dalam asma’ (nama) dan sifat-Nya, maka ia telah musyrik.

Lebih lanjut dikemukan dalam Ensiklopedi Islam tersebut diatas bahwa, syirik kepadaAllah merupakan kezaliman yang sangat besar. Hal ini karena seorang yang berbuat syirik berarti telah menodai hak prioritas Allah atas hamba-Nya, yaitu mentauhidkan Allah dengan tidak menyekutukan-Nya. Tauhid merupakan puncak segala keadilan, sedangkan syirik merupakan puncak segala kezaliman. Dengan berbuat syirik berarti telah merendahkan Tuhan semesta alam, ingkar dari ketaatan kepada-Nya, memalingkan hak-Nya kepaa yang lain dan menggantikan tempat-Nya untuk tempat yang lain. Karena besarnya bahaya syirik, maka setiap orang yang meninggal dunia dalam keadaan musyrik, Allah tidak akan mengampuninya. Firman Allah Ta’ala :

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakinya ( QS. An-Nisaa; : 48 )

Berdasarkan kepada dalil-dalil yang shahih tersebut diatas, maka secara nyata nampak kesyirikan yang dilakukan oleh sebagian orang yang mengaku sebagai muslim melalaui prilaku upacara ritual yang mereka selenggarakan ,dengan memberikan sesajen kepada yang diyakini sebagai penguasa alam baik berupa makhluk-makhluk atau roh-roh agar memberikan perlindungan, sedangkan permohonan perlindungan kepada selain Allah berarti telah mensekutukan Allah dengan yang lain. Dan ini namanya kesyirikan yang nyata dan haram hukumnya dilakukan oleh kaum muslimin.

Dalam buku Kumpulan kultum Setahun oleh Fuad bin Abdul ‘Aziz Asy-Syalhub dikemukakan bahwa diantara kesyirikan adalah berlindung kepada selain Al;lah Ta’ala dalam mencegah bahaya. Allah Ta’ala berfirman dalam surah Al-Jin : 6 “

“ Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki diantara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki diantara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan “.

Diantara kesyirikan adalah meminta pertolongan kepada jin atau semacamnya untuk mencegah bahaya, mendapatkan manfaat atau meminta pertolongan dengan orang-orang yang telah mati yang tidak tahu tempatnya ( gaib ) yang dikenal dengan sebutan leluhur.

Allah Ta’ala memerintahkan kepada manusia agar memohon perlindungan kepada Allah dari kejahatan makhluk –Nya di dalam Al-Qur’an Surah Al-Falak :ayat 1 – 5 :
“ Katakanlah : Aku belindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul , dan kejahatan orang-orang yang dengki apabila ia dengki. “

Rasullulah shalalahu ‘alaihiwa sallam bersabda :

Jika engkau meminta, maka mintalah kepada Allah dan jika engkau meminta pertolongan ,maka mintalah pertolongan kepada Allah “ ( HR At-Tirmidzi dan Ahmad )

Persembahan/pemberian sesajen kepada makhluk gaib agar tidak menganggu dan diharapkan dapat memberikan keselamatan , berarti meyakini dan mengakui adanya eksistensi makhluk selain Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang dapat memberikan keselamatan. Padahal hanya Allah Yang Maha Kuasa sajalah yang dapat memberikan keselamatan dan kemudharatan kepada hambanya, selain Dia tidak ada yang kuasa berbuat seperti yang diperbuat oleh Allah.

Allah Yang Maha Esa tidak pernah meminta atau memerintahkan kepada makhluknya untuk mempersembahkan sesuatu berupa sesajen. Allah hanya memerintahkan kepada manusia untuk menyembahnya dengan melakukan sholat. Pemberian sesembahan berupa sesajen kepada makhluk gaib berupa jin penunggu suatu tempat sebenarnya hanya dilakukan oleh leluhur yang pada zaman itu masih jahil dan menganut aninisme. Kalau perbuatan seperti itu dilakukan setelah diutusnya Rasullulah shallalahu ‘alaihi wa sallam yang telah menyampaikan risa’lah islam kepada umat manusia, maka berarti telah berbuat kesyirikan namanya.

Allah telah memerintahkan pada hambanya agar melaksanakan ajaran islam secara menyeluruh, sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an Surah al-Baqarah ayat 208 :

“ Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Isllam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.”|

K.H Qomarudin Shaleh dalam bukunya Larangan-larangan dan Perintah Dalam Al-Qur’an mengatakan bahwa ayat yang agung ini secara total dalamkehidupannya dan menjauhi langkah-langkah syetan yang menyesatkan. Tidak ada kebaikan yang sempurna dalamsetiap hirupan nafas manusia kecuali mengimani dan mengamalkan ajaran islam secara menyeluruh. Dan tidak ada keburukan yang sempurna dikolong langit ini kecuali dengan mengikuti saran-saran setan yang celaka.

Dari penjelasan tersebut diatas, maka bagi mareka yang btelah menyatakan dirinya sebagai seorang muslim, maka wajib baginya untuk masuk kedalam islam secara menyeluruh, tidak sepotong-sepotong. Atau dengan kata lain, apabila sudah mengakui bahwa Allah Yang Maha Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya, maka wajib baginya untuk meninggalkan apa saja yang dapat menimbulkan kesyirikan. Yaitu hanya mengakui Allah Yang Maha Esa dan tidak ada sekutunya. Tidak ada yang dapat menolong dan memberikan perlindungan, kecuali Allah.

Qayyim Al-Zaujiyah rahimahullaah dalam buku beliau Mengetuk Pintu Ampunan Meraih berjuta Anugerah mengatakan : hakikat syirik itu adalah menyerupakan makhluk dengan Allah Pencipta semesta dalam arti yang sebenarnya ,bukan sekedar penyerupaan sifat-sifat kesempurnaan yang Allah sifatkan pada Zat-Nya dan disifatkan oleh Rasullullah shallalhu ‘alaihi wa sallam. Lalu orang yang dibalikkan hatinya oleh Allah , yang dibutakan mata hatinya , disusahkan penghidupannya, akan memahami nya dengan kontra persepsi, mengubah tauhid menjadi syirik, dan menjadikan penyerupaan sebagai bentuk pengagungan dan ketaatan. Maka , seorang yang musyrik adalah orang yang menyerupakan makhluk dengan Sang Maha Pencipta. Termasuk kekhususan ketuhanan adalah keesaan dalam otoritas bahaya dan keselamatan,pemberian dan penolakan. Ini berkonsekwensi pada penggantungan doa , rasa takut , harapan dan kepasrahan hanya kepada-Nya semata. Maka, siapa yang menghubungkan semua itu dengan makhluk, dia telahmenyerupakannya dengan Sang Maha Pencipta , menjadikan orang yang tidak mempunyai otoritas apapun pada keselamatan, bahaya, kematian, kehidupan, kebangkitan.

Allah Ta’ala berfirman dalam Qur’an Surah Al-An’am ayat 151 :

“ Katakanlah : Mari kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhan-mu , yaitu : Janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia “

Berkenaan dengan ayat tersebut diatas KH. Qomarudin Shaleh dkk dalam bukunya Ayat-ayat Larangan dan Perintah DalamAl-Qur’an menyebutkan : syirik adalah mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah atau menganggap bahwa selain dari Allah ada sesuatu yang dapat memberikan manfaat maupun mudharat kepada manusia. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, “Ab dullah bin Mas’ud radhyallahu anhum bertanya kepada Rasullulah shallalahu ‘alaihi wa sallam :

“ Apakah dosa yang paling besar menurut Allah? , Rasullulah shalalahu ‘alaihi wa saalm bersabda : “ yaitu jika engkau membuat tandingan bagi Allah , padahal Dia-lah yang Menciptakan mu “

Selanjutnya disebutkan juga oleh KH. Qomarudin Shaleh dalam buku yang dimaksudkan diatas bahwa :Syirik pada hakekatnya meruapakan peribatan kepada hawa nafsu dan setan. P:adahal hawa nafsu dan setan merupakan penghalang bagi jirwa dan rohani untukmengenal sifa-sifat Allah. Demikianlah yang terjadi dengan kaum musyrikin , mereka menyembah hawa nafsu danmemenuhi segala keinginan hawa nafsu. Akhirnya , merekapun dengan lancangnya berani menghalalkan yang haram atau mengharamkan yang halal.

Sesungguhnya penyebab dari segala radzilah ( kehinaan ) adalah perbuatan syirik kepada Allah . Perbuatan syirik hanya dilakukan oleh orang yang tidak mau menggunakan akaldan mata hati nya sejalan dengan dalil. Orang demikian akan terjerumus ke dalam jurang kesesatan dan lautan kegelapan. Ia terlepas dan perpisah jauh dari hiodayah Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Dalam buku Fathul Majid Penjelasan Kitab Tauhid ( Membersihkan aqidah Dari Racun Syirik) yang ditulis oleh Syaikh Abdurrahman Hasan Alu Syaikh yang din tahqik oleh Syaikh Abdul Aziz Abdullah Bin Baz, disebutkan bahwa syirik adalah menyerupakan makhluk dengan Al-Khalik ( Allah ) Subhanuhu Wa Ta’ala dalhal-hal yang merupakan sifat-sifat khusus Ilahi, yang berupa kemahakuasaan merupakan bahaya dan mengaruniakan manfaat, member dan menahan pemberian, yang mengharuskan ketergantungan berdoa, rasa takut,berharap, bertawakkal dan macam-macamibadaha lainnyaklepadaAllah saja. Barang siapa menggantungkan hal itu dengan Allah dan menjadikan orang yang tidak berkuasa menentukan bahaya,kematian,kehidupan, dan kebangkitan sebagai sosok yang serupa dengan Dzat yang memiliki segala pujian, seluruh kerajaan, kepada-Nya semua urusan dikembalikan dan ditangan-Nya semua kebaikan. Kendalui semua urusan ada ditangan-Nya dan kembali kepada-Nya. Apa yang Dia kehendaki pasti terjadi dan apa yang Dia tidak kehendaki pasti tidak terjadi.

K e s i m p u l a n .

Dari uraian yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Ada sebagian kaum muslimin dewasa ini yang masih melakukan perbuatan jahiliyah yang diwarisi dari kepercayaan aninisme dan dinamisme , berupa permintaan pertolongan dan perlindungan dengan memberikan sesajen sebagai persembahan kepada sesuatu selain Allah karena diyakini sesuatu tersebut dapat memberikan pertolongan dan perlindungan kepada mereka. Dengan dalih sebagai tradisi budaya dari leluhur yang perlu dipertahankan dan dilestarikan.

2. Al-Qur-an dan As -sunnah secara gamblang dan tegas menyatakan bahwa meminta pertolongan dan perlindungan , wajib hanya disampaikan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena Allah Ta’ala lah yang berhak untuk disembah dan dimintai perlindungan serta pertolongan. Permintaan perlindungan dan pertolongan kepada selain Allah sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian kaum muslimin dengan memberikan sesajen kepada roh-roh dan makhluk halus yang dianggap sebagai penguasa alam, telah menyalahi syar’iat.

3. Al-Qur’an dan as-sunnah adalah tolok ukur untuk menilai apakah prilaku dalam kehidupan kaum muslimin sudah sesuai dengan ketentuan yang sudah digariskan oleh Allah melalui wahyunya dan yang disabdakan oleh Rasullulah shallalahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits beliau , dan apabila ternyata tidak bersesuaian maka tertolak atau bathil.

4. Karena permintaan pertolongan dan perlindungan kepada sesuatu yang dianggap sebagai penguasa alam dan roh-roh makhluk halus yang dilengkapi dengan pemberian sesajen sebagai bentuk persembahan, merupakan kepercayaan yang bathil dan bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-sunnah adalah termasuk dalam katagori menyekutukan Allah dengan sesuatu, maka ia termasuk syirik.

Wallaahu Ta’ala ‘alam.

B ahan bacaan :

1. Al-Qur’an dan terjemahan oleh Departemen Agama RI.

2. Ringkasan Shahih Bukhari oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Bani.

3. Ringkasan Shahih Muslim oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Bani.

4. Ayat-ayat Larangan dan Perintah dalam Al-Qur’an oleh K.H Qomaruddin Shaleh dkk.

5.Fathul Majid Penjelasan Kitab Tauhid oleh Syaikh Abdrurrahman Alu Syaikh.

6. Ensiklopedi Islam Al-Kami oleh Syaikh Muhammadbun Ibrahin bin Ab ddulah At-Tuwaijiri.

7. Kumpulan kultum Setahun oleh Fuad bin Abdul Aziz Asy-Syalhub.

8. Pemurnian Akidah oleh Abu Bakar Al-Jazairi.

9. Mantan Kiai NU Meluruskan Ritual-Ritual Kiai Ahli Bid'ah Yang Dianggap Sunnah

Diselesaikan pada hari Arba, 2 Sya’ban1431 H/ 14 Juli 2010 M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar