Di bagian kesatu dari artikel ini telah dikemukan apa arti dari
tabarruk, selain itu juga dikemukakan tentang dalil-dalil yang membicarakan
tentang tabbaruk dan barakah (berkah) yang berdasarkan firman Allah subhanahu
wa ta’ala yang terkandung dalam al-Qur’an, serta yang didasarkan kepada
hadits-hadits Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam yang dimuat baik dalam
kitab shahih dan Sunan.
Pada bagian kedua ini akan dilanjutkan ulasan
mengenai cara-cara ber-tabarruk yang disyari’atkan dalam Islam yaitu :
1.Ber-tabarruk dengan dzikir
2.Bert-tabarruk dengan membaca al-Qur’an
IV.Tabarruk : Antara Keberkahan Ukhrawi dan Duniawi
Sebagaimana diketahui bahwa berkah menurut syari’at adalah tetap
dan langgengnya kebaikan, serta banyak dan berlimpahnya kebaikan tersebut.
Namun. Apakah kebaikan yang dimaksud
adalah kebaikan yang bersifat ukhrawi ataukah duniawi.
Tidak diragukan lagi bahwa kebaikan ini biasa meliputi keduanya
secara b ersamaan ataupun salah satuya. Artinya keberkahan itu ada kalanya
bersifat agamawi atau duniawi.
Bahwa hal-hal yang diberkahi itu banyak dan beragam
jenisnya.Diantara contoh perkara yang diberkahi, yang di dalamnya terdapat
keberkahan agamawi dan keberkahan duniawi adalah al-Qur’an. Di dalamnya
terdapat kebaikan dunia dan akhirat.
Demikian juga halnya dengan Rasullullah shallallahu’alaihi wa
sallam . Dengan mentaati dan mengikuti beliau akan diperoleh banyak balasan dan
tambahan pahala . Begitu juga kebaikan duniawi yang diperoleh para sahabat
radhyallahu’anhu karena mereka mencari berkah dari beliau semasa hidupnya atau
dari peninggalan beliau.
Selain dari itu duduk bersama
para ulama dan orang-orang shalih akan mendapatkan keberkahan dari ilmu
mereka.
Contoh perkara yang di dalamnya terdapat keberkahan agamawi
adalah keberkahan pada tiga masjid; yaitu masjidil Haram, Majjid Nabawi dan
Masjid Aqsha.
Sedangkan diantara contoh perkara yang di dalamnya terdapat
keberkahan duniawi adalah air hujan yang dapat diminum oleh manusia, binatang
ternak dan binatang melata lainnya. Ia membuaty tanaman berbuah, pepohonan
tumbuh berkemb ang dan kebaikan menjadi semakin bertambah banyak. Diantaranya
juga susu, kambing dan lain sebagainya.( Terjemahan : Tabarruk, memburu Berkah,
DR.Nashir bin ‘Abdurrahman , hal.51 ).
V.Bagaimanakah Mencari
Berkah ( Tabarruk)Yang Benar Sesuai Syari’at ?
Mencari berkah ( ber-tabarruk ) dalam Islam mendapatkan tempat
yang tersendiri, karena sesungguhnya kebaikan yang datangnya dari Allah patut
diperoleh , namun untuk memperoleh keberkahan tersebut tentunya haruslah
bersesuaian dengan syari’at. Berbagai jenis dan cara memperoleh berkah meliputi
beberapa hal yaitu :
a.Tabarruk dengan dzikir
kepada Allah azza wa jalla
Di dalam Islam, ada beberapa perkataan, amalan, dan perilaku
yang apabila dipraktekkan, akan terwujud kebaikan dan barakah yang banyak.
Tentunya selama hal tersebut mengikuti Sunnah Rasulullah shalllahu’alaihi wa
sallam . Yaitu antara lain :
1.Dzikir kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan membaca Al Qur’an.
Di antara barakah dzikir kepada Allah ta’ala
adalah mendapatkan doa dari malaikat Allah, sanjungan di hadapan
makhluk-Nya, dan ampunan dari Allah sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu
Hurairah radyallahu’anhu yang
diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari.
Sabda Rasullullah shalallahu’alaihi wa sallam :
صحيح البخاري ٧٩٨: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي بَكْرٍ قَالَ حَدَّثَنَا
مُعْتَمِرٌ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ سُمَيٍّ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
جَاءَ الْفُقَرَاءُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَقَالُوا ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُورِ مِنْ الْأَمْوَالِ بِالدَّرَجَاتِ الْعُلَا وَالنَّعِيمِ
الْمُقِيمِ يُصَلُّونَ كَمَا نُصَلِّي وَيَصُومُونَ كَمَا نَصُومُ وَلَهُمْ فَضْلٌ
مِنْ أَمْوَالٍ يَحُجُّونَ بِهَا وَيَعْتَمِرُونَ وَيُجَاهِدُونَ وَيَتَصَدَّقُونَ
قَالَ أَلَا أُحَدِّثُكُمْ إِنْ أَخَذْتُمْ أَدْرَكْتُمْ مَنْ سَبَقَكُمْ وَلَمْ يُدْرِكْكُمْ
أَحَدٌ بَعْدَكُمْ وَكُنْتُمْ خَيْرَ مَنْ أَنْتُمْ بَيْنَ ظَهْرَانَيْهِ إِلَّا مَنْ
عَمِلَ مِثْلَهُ تُسَبِّحُونَ وَتَحْمَدُونَ وَتُكَبِّرُونَ خَلْفَ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا
وَثَلَاثِينَ فَاخْتَلَفْنَا بَيْنَنَا فَقَالَ بَعْضُنَا نُسَبِّحُ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ
وَنَحْمَدُ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَنُكَبِّرُ أَرْبَعًا وَثَلَاثِينَ فَرَجَعْتُ إِلَيْهِ
فَقَالَ تَقُولُ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ حَتَّى
يَكُونَ مِنْهُنَّ كُلِّهِنَّ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ
Shahih Bukhari 798: dari
Abu Hurairah berkata, "Pernah datang para fuqara kepada Nabi shallallahu
'alaihi wasallam seraya berkata, "Orang-orang kaya, dengan harta benda
mereka itu, mereka mendapatkan kedudukan yang tinggi, juga kenikmatan yang
abadi. Karena mereka melaksanakan shalat seperti juga kami melaksanakan shalat.
Mereka shaum sebagaimana kami juga shaum. Namun mereka memiliki kelebihan
disebabkan harta mereka, sehingga mereka dapat menunaikan 'ibadah haji dengan
harta tersebut, juga dapat melaksnakan 'umrah bahkan dapat berjihad dan
bersedekah." Maka beliau pun bersabda: "Maukah aku sampaikan kepada
kalian sesuatu yang apabila kalian ambil (sebagai amal ibadah) kalian akan
dapat melampaui (derajat) orang-orang yang sudah mengalahkan kalian tersebut,
dan tidak akan ada yang dapat mengalahkan kalian dengan amal ini sehingga
kalian menjadi yang terbaik di antara kalian dan di tengah-tengah mereka
kecuali bila ada orang yang mengerjakan seperti yang kalian amalkan ini. Yaitu
kalian membaca tasbih (Subhaanallah), membaca tahmid (Alhamdulillah) dan
membaca takbir (Allahu Akbar) setiap selesai dari shalat sebanyak tiga puluh
tiga kali." Kemudian setelah itu di antara kami terdapat perbedaan pendapat.
Di antara kami ada yang berkata, "Kita bertasbih tiga puluh tiga kali,
lalu bertahmid tiga puluh tiga kali, lalu bertakbir empat puluh tiga
kali." Kemudian aku kembali menemui Beliau shallallahu 'alaihi wasallam,
beliau lalu bersabda: "Bacalah 'Subhaanallah walhamdulillah wallahu Akbar'
hingga dari itu semuanya berjumlah tiga puluh tiga kali."
Keberkahan dan
keutamaan dzikir
Dizkir kepada Allah subhanahu wa ta’ala memiliki keutamaan yang
besar dan keberkahan yang banyak, baik yang bersifat agamawi maupun duniawi .
Diantara keberkahan dzikir yang bersifat duniawi antara lain :
1.Ketenangan hati dan hilangnya rasa takut darinya, sebagaimana yang Allah ta’ala
firmankan :
الَّذِينَ آمَنُواْ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللّهِ
أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
A (yaitu) orang-orang yang
beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah,
hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.(QS.Ar Ra’d : 28 )
2.Dzikir memberikan kekuatan kepada seseorang, sampai-sampai dengan iringan
dzikir itu ia bisa melakukan sesuatu yang tidak
bisa ia lakukan tanpanya.
Nabi shallallahu’alaihi wa sallam mengajarkan kepada puteri
beliau, Fathimah radhyallaahu’anha dan ‘Ali radhyallaahu’anhu sebelum tidur
malam hari agar membaca Subhaanallaah sebanyak 33 x, membaca Alhamdulillaah 33
x dan Allaahu Akbar 34 x. Hal ini terjadi ketika Fathimah meminta kepada ‘Ali agar mencarikan pelayan dan ia mengaduka
hal itu kepadanya tentang penderitaannya
dalam menggiling gandum, bekerja dan melayani . Lalu beliau shallallahu’alaihi
wa sallam mengajarkan kepadanya dan beliau bersabda : maka dzikir itu lebih
baik bagi kalian daripada seorang pelayan.
Ada ulama yang berpendapat bahwa siapa saja yang senantiasa
melakukan dzikir itu, maka ia akan merasakan kekuatan pada tubuhnya yang
membuatnya merasa tidak perlu seorang pelayan.
3.Manfaat dzikir berupa
istigfar yang bersifat duniawi adalah seperti yang diterangkan dalam
firman Allah subhanahau wa ta’ala :
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا
وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ
وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَارًا
maka aku katakan
kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha
Pengampun-,
maka aku katakan
kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha
Pengampun-,
dan membanyakkan harta
dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di
dalamnya) untukmu sungai-sungai.(QS. Nuh : 10 – 12 )
Juga sabda Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam :
سنن ابن ماجه ٣٨٠٩: حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ
بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا الْحَكَمُ بْنُ مُصْعَبٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ حَدَّثَهُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ
قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ لَزِمَ
الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ
مَخْرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
Sunan Ibnu Majah 3809: dari
Abdullah bin 'Abbas dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Barang siapa yang menekuni istighfar, Allah akan menjadikan
dari setiap kesedihan kelonggaran, dan dari setiap kesempitan jalan keluar dan
memberi rizki kepadanya dari arah yang tidak disangka-sangka."
4.Keberkahan duniawi lainnya dari dzikir adalah ia dapat
dipergunakan untuk pengobatan dan penyembuhan. Yaitu melalui ruqyah dengan
menyebut nama Allah azza wa jalla dan dengan dzikir-dzikir yang disyari’atkan.
Sedangkan keberkahan dzikir
yang bersifat agamawi diantaranya adalah :
1.Pengampunan dosa dan pelipatgandaan pahala .
Hadits-hadits mengenai ini banyak sekali diantaranya :
صحيح البخاري ٣٠٥٠: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا
مَالِكٌ عَنْ سُمَيٍّ مَوْلَى أَبِي بَكْرٍ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ
قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ
الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ كَانَتْ لَهُ
عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ وَكُتِبَتْ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِائَةُ
سَيِّئَةٍ وَكَانَتْ لَهُ حِرْزًا مِنْ الشَّيْطَانِ يَوْمَهُ ذَلِكَ حَتَّى يُمْسِيَ
وَلَمْ يَأْتِ أَحَدٌ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ إِلَّا أَحَدٌ عَمِلَ أَكْثَرَ
مِنْ ذَلِكَ
Shahih Bukhari 3050:
dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Barang siapa yang membaca laa ilaaha illallahu
wahdahuu laa syariika lahuu, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli
syai'in qodir (Tidak ada ilah (yang berhaq disembah) selain Allah Yang Maha
Tunggal tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji
dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu) sebanyak seratus kali dalam sehari,
maka baginya mendapatkan pahala seperti membebaskan sepuluh orang budak,
ditetapkan baginya seratus hasanah (kebaikan) dan dijauhkan darinya seratus
keburukan dan baginya ada perlindungan dari (godaan) setan pada hari itu hingga
petang dan tidak ada orang yang lebih baik amalnya dari orang yang membaca doa
ini kecuali seseorang yang dapat lebih banyak mengamalkan (membaca) dzikir
ini".
2. Majelis-mejelis dzikir termasuk sebab turunnya ketenangan , terliputi rahmat, dan dikelilingi
Malaikat.
Imam Musdlim meriwayatkan hadits Rasullullah shallallahu’alaihi
wa sallam :
صحيح مسلم ٤٨٦٧: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى التَّمِيمِيُّ وَأَبُو
بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَمُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ الْهَمْدَانِيُّ وَاللَّفْظُ
لِيَحْيَى قَالَ يَحْيَى أَخْبَرَنَا و قَالَ الْآخَرَانِ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ
عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ نَفَّسَ
عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ
كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ
فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا
وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا
إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ
كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ
وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمْ الْمَلَائِكَةُ وَذَكَرَهُمْ اللَّهُ فِيمَنْ
عِنْدَهُ وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا
أَبِي ح و حَدَّثَنَاه نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ
قَالَا حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ حَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ عَنْ أَبِي صَالِحٍ وَفِي
حَدِيثِ أَبِي أُسَامَةَ حَدَّثَنَا أَبُو صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ صَخَبَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِ حَدِيثِ أَبِي مُعَاوِيَةَ
غَيْرَ أَنَّ حَدِيثَ أَبِي أُسَامَةَ لَيْسَ فِيهِ ذِكْرُ التَّيْسِيرِ عَلَى الْمُعْسِرِ
Shahih Muslim 4867: dari
Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah
bersabda: 'Barang siapa membebaskan seorang mukmin dari suatu kesulitan dunia,
maka Allah akan membebaskannya dari suatu kesulitan pada hari kiamat. Barang
siapa memberi kemudahan kepada orang yang berada dalam kesulitan, maka Allah
akan memberikan kemudahan di dunia dan akhirat. Barang siapa menutupi aib
seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan
selalu menolong hamba-Nya selama hamba tersebut menolong saudaranya sesama
muslim. Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan
memudahkan jalan ke surga baginya. Tidaklah
sekelompok orang berkumpul di suatu masjid (rumah Allah) untuk membaca Al
Qur'an, melainkan mereka akan diliputi ketenangan, rahmat, dan dikelilingi para
malaikat, serta Allah akan menyebut-nyebut mereka pada malaikat-malaikat yang
berada di sisi-Nya. Barang siapa yang ketinggalan amalnya, maka nasabnya
tidak juga meninggikannya.'
Keutamaan lainnya dari
dzikir adalah ia merupakan tujuan utama dari semua amal ketaatan. Karena itu,
dapat dikatakan bahwa ia merupakan rahasia dan roh dari semua ketaatan
tersebut. Oleh karenanya maka sangatlah dianjurkan oleh syari’at bagi setiap
muslim untuk mengerjakan dan mengamalkan dzikir agar mendapatkan berkah dari
Allah subhanahu wa ta’ala
b.Tabarruk Dengan
Membaca Al-Qur’an
Firman Allah ta’ala :
وَهَذَا ذِكْرٌ مُّبَارَكٌ أَنزَلْنَاهُ أَفَأَنتُمْ لَهُ
مُنكِرُونَ
Dan Al Qur'an ini
adalah suatu kitab (peringatan) yang mempunyai berkah yang telah Kami turunkan.
Maka mengapakah kamu mengingkarinya? (QS.Al Anbiyaa : 50 )
Di antara keberakahan Al
Qur’an: sebagai obat, petunjuk, dan rahmat bagi seluruh manusia. Serta sebagai
pemberi syafaat kelak di hadapan Allah sebagaimana dalam hadits Abu Umamah yang
dikeluarkan Al-Imam Muslim.Sedangkan firman Allah subhanahu wa ta’ala
menyebutkan b ahwa :
وَهَذَا ذِكْرٌ مُّبَارَكٌ أَنزَلْنَاهُ أَفَأَنتُمْ لَهُ
مُنكِرُونَ
Dan Al Qur'an ini
adalah suatu kitab (peringatan) yang mempunyai berkah yang telah Kami turunkan.
Maka mengapakah kamu mengingkarinya? (QS.Al Anbiyaa : 50 )
Bentuk barakah Al Qur’an yang lain di antaranya: barangsiapa mengambil apa yang
ada di dalamnya baik berupa perintah maupun larangan, niscaya akan terwujud
kemenangan, dan Allah subhanahu wa ta’ala telah menyelamatkan umat-umat dengan Al Qur’an
ini. Dan termasuk juga dari barakah Al Qur’an: bahwa satu huruf memiliki
sepuluh kali lipat kebaikan.
Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :
صحيح مسلم ١٣٥٣: و حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ
بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عَامِرِ بْنِ وَاثِلَةَ
أَنَّ نَافِعَ بْنَ عَبْدِ الْحَارِثِ لَقِيَ عُمَرَ بِعُسْفَانَ وَكَانَ عُمَرُ يَسْتَعْمِلُهُ
عَلَى مَكَّةَ فَقَالَ مَنْ اسْتَعْمَلْتَ عَلَى أَهْلِ الْوَادِي فَقَالَ ابْنَ أَبْزَى
قَالَ وَمَنْ ابْنُ أَبْزَى قَالَ مَوْلًى مِنْ مَوَالِينَا قَالَ فَاسْتَخْلَفْتَ
عَلَيْهِمْ مَوْلًى قَالَ إِنَّهُ قَارِئٌ لِكِتَابِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَإِنَّهُ
عَالِمٌ بِالْفَرَائِضِ
قَالَ عُمَرُ أَمَا إِنَّ نَبِيَّكُمْ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَدْ قَالَ إِنَّ اللَّهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ
و حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الدَّارِمِيُّ
وَأَبُو بَكْرِ بْنُ إِسْحَقَ قَالَا أَخْبَرَنَا أَبُو الْيَمَانِ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ
عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ حَدَّثَنِي عَامِرُ بْنُ وَاثِلَةَ اللَّيْثِيُّ أَنَّ نَافِعَ
بْنَ عَبْدِ الْحَارِثِ الْخُزَاعِيَّ لَقِيَ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ بِعُسْفَانَ
بِمِثْلِ حَدِيثِ إِبْرَاهِيمَ بْنِ سَعْدٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ
Shahih Muslim 1353: dari
Amir bin Watsilah bahwasanya; Nafi' bin Abdul Harits, pada suatu ketika bertemu
dengan Khalifah Umar di 'Usfan. Ketika itu, Nafi' bertugas sebagai pejabat di
kota Makkah. Umar bertanya kepada Nafi', "Siapa yang Anda angkat sebagai
kepala bagi penduduk Wadli?" Nafi' menjawab, "Ibnu Abza." Umar
bertanya lagi, "Siapakah itu Ibnu Abza?" Nafi' menjawab, "Salah
seorang Maula (budak yang telah dimerdekakan) di antara beberapa Maula
kami." Umar bertanya, "Kenapa Maula yang diangkat?" Nafi'
menjawab, "Karena ia adalah seorang yang pintar tentang Kitabullah dan
pandai tentang ilmu fara`idl (ilmu tentang pembagian harta warisan)." Umar
berkata, "Benar, Nabi kalian shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda:
'Sesungguhnya Allah akan memuliakan suatu kaum dengan kitab ini (Al Qur`an) dan
menghinakan yang lain.'"
Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam menyebutkan perumpamaan
mengenai orang-orang yang membaca al-pQur’an dan meninggalkannya, baik ia itu
orang yang beriman ataupun seorang munafik sebagaimana disebutkan dalam hadits
dari Abu Musa al-Asy’ari :
صحيح البخاري ٤٦٣٢: حَدَّثَنَا هُدْبَةُ بْنُ خَالِدٍ أَبُو خَالِدٍ
حَدَّثَنَا هَمَّامٌ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ حَدَّثَنَا أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ عَنْ أَبِي
مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَثَلُ الَّذِي
يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَالْأُتْرُجَّةِ طَعْمُهَا طَيِّبٌ وَرِيحُهَا طَيِّبٌ وَالَّذِي
لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَالتَّمْرَةِ طَعْمُهَا طَيِّبٌ وَلَا رِيحَ لَهَا وَمَثَلُ
الْفَاجِرِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الرَّيْحَانَةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ
وَطَعْمُهَا مُرٌّ وَمَثَلُ الْفَاجِرِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ
طَعْمُهَا مُرٌّ وَلَا رِيحَ لَهَا
Shahih Bukhari 4632: dari
Abu Musa Al Asy'ari dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda:
"Perumpamaan orang yang membaca Al Qur`an adalah seperti buah Utrujjah,
rasanya lezat dan baunya juga sedap. Sedang orang yang tidak membaca Al Qur`an
adalah seperti buah kurma, rasanya manis, namun baunya tidak ada. Adapun orang
Fajir yang membaca Al Qur`an adalah seperti buah Raihanah, baunya harum, namun
rasanya pahit. Dan perumpamaan orang Fajir yang tidak membaca Al Qur`an adalah
seperti buah Hanzhalah, rasanya pahit dan baunya juga tidak sedap."
Diantara keberkahan dan kemaslahatan duniawi dari membaca
al-Qur’an adalah untuk penyembuhan melalui ruqyah dengan membaca sebagian surat
dan ayatnya.
Mengenai pengkhususan keutamaan bagi sebagian surat dan ayat
al-Qur’an disebnutkan dalam beberapa hadits, sebagaimana yang telah masyhur ,
diantaranya adalah surah al-Fatiha yang menjadi sahnya shalat. Kemudian surah
al-0Baqarah dan surah ‘Ali ‘Imran, sesuai dengan hadits beliau
shallallahu’alaihi wa sallam :
صحيح مسلم ١٣٣٧: حَدَّثَنِي الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الْحُلْوَانِيُّ
حَدَّثَنَا أَبُو تَوْبَةَ وَهُوَ الرَّبِيعُ بْنُ نَافِعٍ حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ
يَعْنِي ابْنَ سَلَّامٍ عَنْ زَيْدٍ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا سَلَّامٍ يَقُولُ حَدَّثَنِي
أَبُو أُمَامَةَ الْبَاهِلِيُّ قَالَ
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ
اقْرَءُوا الزَّهْرَاوَيْنِ الْبَقَرَةَ وَسُورَةَ آلِ عِمْرَانَ فَإِنَّهُمَا تَأْتِيَانِ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَأَنَّهُمَا غَمَامَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا غَيَايَتَانِ أَوْ
كَأَنَّهُمَا فِرْقَانِ مِنْ طَيْرٍ صَوَافَّ تُحَاجَّانِ عَنْ أَصْحَابِهِمَا اقْرَءُوا
سُورَةَ الْبَقَرَةِ فَإِنَّ أَخْذَهَا بَرَكَةٌ وَتَرْكَهَا حَسْرَةٌ وَلَا تَسْتَطِيعُهَا
الْبَطَلَةُ
قَالَ مُعَاوِيَةُ بَلَغَنِي أَنَّ الْبَطَلَةَ السَّحَرَةُ و حَدَّثَنَا
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الدَّارِمِيُّ أَخْبَرَنَا يَحْيَى يَعْنِي
ابْنَ حَسَّانَ حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بِهَذَا الْإِسْنَادِ مِثْلَهُ غَيْرَ أَنَّهُ
قَالَ وَكَأَنَّهُمَا فِي كِلَيْهِمَا وَلَمْ يَذْكُرْ قَوْلَ مُعَاوِيَةَ بَلَغَنِي
Shahih Muslim 1337: dari
Zaid bahwa ia mendengar Abu Sallam berkata, telah menceritakan kepadaku Abu
Umamah Al Bahili ia berkata; Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Bacalah Al Qur`an, karena ia akan datang memberi
syafa'at kepada para pembacanya pada hari kiamat nanti. Bacalah Zahrawain,
yakni surat Al Baqarah dan Ali Imran, karena keduanya akan datang pada hari
kiamat nanti, seperti dua tumpuk awan menaungi pembacanya, atau seperti dua
kelompok burung yang sedang terbang dalam formasi hendak membela pembacanya.
Bacalah Al Baqarah, karena dengan membacanya akan memperoleh barokah, dan
dengan tidak membacanya akan menyebabkan penyesalan, dan pembacanya tidak dapat
dikuasai (dikalahkan) oleh tukang-tukang sihir."
Termasuk keberkahan surah al-Baqarah yaitu syaitan akan lari
dari rumah yang di dalamnya dibacarakn surah al-Baqarah, sebagaimana hal ini
telah disebutkan secara shahih dari Nabi shallallahu’alaihi wa sallam :
صحيح مسلم ١٣٠٠: حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ
وَهُوَ ابْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْقَارِيُّ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا
تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنْ الْبَيْتِ الَّذِي
تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ
Shahih Muslim 1300: dari
Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan, sesungguhnya
syetan itu akan lari dari rumah yang di dalamnya dibacakan surat Al
Baqarah."
Di dalam surah al-Baqarah juga terdapat ayat kursi yang
merupakan ayat yang paling mulia di dalam kitabullah dan ayat yang mengandung
keberkahan dan keutamaan yang bersifat khusus di dunia dan di akhirat.
Mengingat keutamaan dan keberkahan dari al-Qur’an seyogyanya
sebagai orang yang beriman maka janganlah sampai lalai dari membaca al-Qur’an
agar diberikan keberkahan oleh Allah azza wa jalla.
( Insya Allah ta’ala disambung pada bagian ketiga ).
Sumber :
1.Al-Qur’an dan Terjemah , www.salafi-Db.com
3.Tabarruk Memburu Berkah ( Terjemahan),DR. Nashir bin
‘Abdurrahman bin Muhammad al-Judai’
5.Artikel www.muslim.or.id
6. Artikel www. AsySyariah com
7.Artikel www.rumaysho.com
8.Artikel www.darusalaf.com
Selesai disusun, menjelang Dzuhur, Selasa ,20 Muharram 1434H,4
Desember 2012
. ( Musni Japrie )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar