Pada bagian sebelas darei artikel tentang ber-tabarruk (mencari
berkah) yang benar menurut syari’at, dikupas tentang tabarruk dengan
perilaku-perilaku yang terpuji sebagai seorang muslim,karena perilaku yang
terpuji tersebut mempunyai keutamaan dan akan mendatangkan kebaikan bagi masing-masing
yang bersangkutan
VIII.Tabarruk Dengan
Perilaku-Perilaku Yang Terpuji
Tidak ada seorangpun yang mengingkari keutamaan akhlak yang baik
dan adab yang terpuji, serta pengaruhnya yang baik di dunia dan akhirat.
Becukup banyak dan mulia yang meliputi kebaikan, keberklahan dan
manfaat di dunia dan akhirat, yaitu diantaranya adalah :
a.Jujur dalam bermu’amalah ( transaksi )
Tentang perlunyanya kejujuran dalam bermu’amalah ( bertransaksi)
antara seseorang dengan pihak lain atau antara kedua b elah pihak akan
memberikan keberkahan atas terjadinya transaksi tersebut, sebagaimana
dijelaskan dalam shahiihul Bukhari dan Sahih Muslim dari Hakim bin Hizam :
صحيح البخاري ١٩٤٠: حَدَّثَنَا بَدَلُ بْنُ الْمُحَبَّرِ
حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ قَتَادَةَ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا الْخَلِيلِ يُحَدِّثُ
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَارِثِ عَنْ حَكِيمِ بْنِ حِزَامٍ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا أَوْ قَالَ حَتَّى يَتَفَرَّقَا
فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِي بَيْعِهِمَا وَإِنْ كَتَمَا
وَكَذَبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا
Shahih Bukhari 1940: dari
Hakim bin Hizam radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Dua orang yang melakukan jual beli boleh melakukan khiyar
(pilihan untuk melangsungkan atau membatalkan jual beli) selama keduanya belum
berpisah", Atau sabda Beliau: "hingga keduanya berpisah. Jika
keduanya jujur dan menampakkan cacat dagangannya maka keduanya diberkahi dalam
jual belinya dan bila menyembunyikan cacat dan berdusta maka akan dimusnahkan
keberkahan jual belinya".
Makna sabda beliau shallallahu’alahi wa sallam diatas : maka
kedua pihak yang melakukan transaksi jual beli akan memperoleh keberkahan pada jual
beli mereka tersebut, yaitu terdapat banyak manfaat pada barang yang dijual dan
hasil penjualannya ( harganya).
b. Kemulian jiwa dalam mencari harta
Agar memperoleh keberkahan dalam mencari harta dunia maka seseorang muslim perlu mengutamakan dan memperhatikan kemulian jiwa tanpa tamak dan rakus, hal ini
disinggung dalam hadits yang disebutkan dalam shahiihul Bukhari dan shahih
Muslim :
صحيح البخاري ٥٩٦٠: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ
حَدَّثَنَا سُفْيَانُ قَالَ سَمِعْتُ الزُّهْرِيَّ يَقُولُ أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ
وَسَعِيدُ بْنُ الْمُسَيَّبِ عَنْ حَكِيمِ بْنِ حِزَامٍ قَالَ
سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَأَعْطَانِي ثُمَّ سَأَلْتُهُ فَأَعْطَانِي ثُمَّ سَأَلْتُهُ فَأَعْطَانِي ثُمَّ
قَالَ هَذَا الْمَالُ وَرُبَّمَا قَالَ سُفْيَانُ قَالَ لِي يَا حَكِيمُ إِنَّ
هَذَا الْمَالَ خَضِرَةٌ حُلْوَةٌ فَمَنْ أَخَذَهُ بِطِيبِ نَفْسٍ بُورِكَ لَهُ
فِيهِ وَمَنْ أَخَذَهُ بِإِشْرَافِ نَفْسٍ لَمْ يُبَارَكْ لَهُ فِيهِ وَكَانَ
كَالَّذِي يَأْكُلُ وَلَا يَشْبَعُ وَالْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنْ الْيَدِ
السُّفْلَى
Shahih Bukhari 5960: dari
Hakim bin Hizam dia berkata; saya meminta sesuatu kepada Nabi shallallahu
'alaihi wasallam, lalu beliau memberiku, lalu aku meminta lagi dan beliau pun
memberiku, lalu aku memintanya lagi dan beliau pun memberiku, kemudian beliau
bersabda: "Harta ini." -Sufyan mengatakan- beliau bersabda kepadaku:
'Wahai Hakim, sesungguhnya harta benda ini kelihatan hijau dan manis,
barangsiapa mengambilnya dengan cara yang baik, maka ia akan diberkahi, dan
barangsiapa mengambilnya dengan berlebihan, maka ia tidak akan diberkahi, yaitu
seperti orang yang makan dan tak pernah kenyang, tangan di atas itu lebih baik
daripada tangan di bawah.'
Sesungguhnya suatu harta berfaedah ketika pemiliknya memperoleh
manfaat dari harta tersebut. Jika seseorang memiliki harta namun ia tidak
memperoleh manfaat darinya, maka apalah artinya memiliki harta tersebut . Hal ini karena tidak adanya
keberkahan atas harta tersebut.
Kemuliaan dan kezuhudan jiwa dalam memperoleh harta serta sipat
qana’ah yang diliki terhadap apa saja yang dia dapatkan, akan mendatangkan
keberkahan pada harta tersebut. Sedangkan mencari harta dengan ketamakan dan
kerakujsan jiwa, dapat menghalangi keberkahan, sehingga pemiliknya tidak dapat
memperoleh kemanfaatannya, sekalipun secara zahir harta tersebut berlimpah.
c. Bersegera mencari rezeki dan semisalnya di pagi hari
Mencari rezeki di pagi hari adalah sebuah keniscayaan akan
mendatangkan keberkahan, karena Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam
mendoakan kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar mendapatkan keberkahan pada
pagi hari, sebagaimana hadits riwayat Abu Daud :
سنن أبي داوود ٢٢٣٩: حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ مَنْصُورٍ حَدَّثَنَا
هُشَيْمٌ حَدَّثَنَا يَعْلَى بْنُ عَطَاءٍ حَدَّثَنَا عُمَارَةُ بْنُ حَدِيدٍ عَنْ
صَخْرٍ الْغَامِدِيِّ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
اللَّهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِي فِي بُكُورِهَا وَكَانَ إِذَا بَعَثَ سَرِيَّةً
أَوْ جَيْشًا بَعَثَهُمْ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ وَكَانَ صَخْرٌ رَجُلًا تَاجِرًا
وَكَانَ يَبْعَثُ تِجَارَتَهُ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ فَأَثْرَى وَكَثُرَ مَالُهُ
قَالَ أَبُو دَاوُد وَهُوَ صَخْرُ بْنُ وَدَاعَةَ
Sunan Abu Daud 2239: dari
Shakhr Al Ghamidi, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau mengucapkan:
"ALLAAHUMMA BAARIK LI UMMATII FII BUKUURIHAA (Ya Allah, berkahilah umatku
di pagi hari mereka). Dan beliau apabila mengirim expedisi atau pasukan beliau
mengirim mereka di awal siang. Dan Shakhr adalah seorang pedagang dan ia
mengirim perdagangannya di awal siang, maka hartanya bertambah banyak. Abu Daud
berkata; ia adalah Shakhr bin Wada'ah.
Imam Ibnu Qaiyim rahimahullah dalam membicarakan mengenai keutamaan awal siang ( pagi ) dan
kemakruhan menyia-nyiakannya dengan tidur, beliau berkata : “ Diantara hal yang dimakruhkan
adalah tidur diantara shalat subuh dan terbitnya matahari. Karena, pada waktu
itu adalah waktu ghanimah( waktu yang menguntungkan) untuk berjalan keluar
mencari rezeki. Maka sebaiknya tidur pada saat itu dihindari, kecuali tidurnya
orang yang terpaksa.
Ibnu Hajar rahimahullah dalam Fathul Barri mengemukakan bahwa
:”:Termasuk hikmah mengistimewakan waktu pagi dengan adanya keberkahan adalah
karena waktu itu penuh dengan semangat.Ia adalah waktu berakhirnya tidur dan
penutup malam yang telah Allah jadikan sebagai ketenangan, serta permulaan
siang yang merupakan waktu untuk mencari penghidupan.”
Sedangkan Syikh Isma’il
al-Ajluni berkata : “ Akal (pikiran) di pagi hari lebih sempurna dan lebih baik
pengolahannya daripada di akhir siang. Karena itulah, sebaiknya bersegera
menuntut ilmu di pagi hari dan melakukan hal-hal penting lainnya.
IX. Kesimpulan/Penutup
Sesungguhnya Allah yang maha pemberi dan maha bijaksana telah
menurunkan rahmad-Nya bagi semua makhluknya berupa keberkahan pada sesuatu yang
dikehendakinya agar dapat bermanfaat bagi kemaslahatan makhluk ciptaan-Nya yang
tentunya termasuk di dalamnya umat manusia.
Keberkahan yang dicari dan diharapkan oleh setiap orang sebenarnya tidaklah terlalu
sulit bahkan sebenarnya gampang sekali memperolehnya, asalnya mengetahui
kuncinya yaitu apa saja yang dapat memberikan keberkahan serta bagaimana
memperolehnya.
Dari ulasan diatas dapat
disimpulkan bahwa keberkahan dari Allah subhanahu wa ta’ala hanya dapat diperoleh antara lain dengan cara tabarruk
kepada hal-hal sbb :
1.Tabarruk dengan melajimkan diri untuk berdzikir Kepada Allah
2.Tabarruk dengan membaca al-Qur’an secara kontinyu.
3.Tabarruk dengan menuntut ilmu yang bermanfaat.
4.Tabarruk dekat dengan ulama akhlus sunnah
5.Tabarruk dengan melakukan shalat berjamaah
6.Tabarruk dengan mendatangi masjid-masjid dan beribadah di
dalamnya.
7. Tabarruk dengan meminum air zamzam.
8. Tabarruk dengan yang berkaitan dengan waktu ( bulan ramadhan,
malam lailatul qadar, 10 hari bulan dzulhijjah, bulan-bulan haram, sepertiga
akhir malam, hari jum’at, senin dan kamis). Dimana tabarruk dengan waktu-waktu
tersebut tiada lain hanyalah dengan melakukan ibadah-ibadah yang disyari’atkan
baik fardhu maupun sunnah dan jauh dari hal-hal yang bersifat bid’ah.( Wallahu
ta’ala ’alam )
Sumber :
1.Al-Qur’an dan Terjemah , www.salafi-Db.com
3.Tabarruk Memburu Berkah ( Terjemahan),DR. Nashir bin
‘Abdurrahman bin Muhammad al-Judai’
5.Artikel www.muslim.or.id
6. Artikel www. AsySyariah com
7.Artikel www.rumaysho.com
8.Artikel www.darusalaf.com
Selesai disusun, menjelang Dzuhur, Selasa ,20 Muharram 1434H,4
Desember 2012
. ( Musni Japrie )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar