Dibagian kedelapan dari artikel tentang “Bagaimana cara
ber-tabarruk(mencari berkah) yang benar menurut syari’at diulas tentang
ber-tabarruk pada hari-hari yang mempunyai keutamaan dan keberkahan yaitu hariu
Jum’at, Senin dan Kamis.
Pada bagian kesembilan ini dilanjutkan untuk membahas tentang
ber-tabarruk dengan yang lainnya .
f.Tabarruk di Waktu
Sepertiga Akhir Malam
Ahlus sunnah wal jama’ah membenarkan turunnya Rabb subbahanahbu
wa ta’ala ke langit dunia secara hakiki- tanpa adanya penyerupaan dengan
turunnya mahkluk, perumpaan, dan takyif. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan
oleh imam Bukhari dan Imam Muslim disebutkan tentang turunnya Allah :
صحيح مسلم ١٢٦٢: و حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ
وَهُوَ ابْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْقَارِيُّ عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِي صَالِحٍ عَنْ
أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَنْزِلُ
اللَّهُ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا كُلَّ لَيْلَةٍ حِينَ يَمْضِي ثُلُثُ اللَّيْلِ
الْأَوَّلُ فَيَقُولُ أَنَا الْمَلِكُ أَنَا الْمَلِكُ مَنْ ذَا الَّذِي يَدْعُونِي
فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ ذَا الَّذِي يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ ذَا الَّذِي يَسْتَغْفِرُنِي
فَأَغْفِرَ لَهُ فَلَا يَزَالُ كَذَلِكَ حَتَّى يُضِيءَ الْفَجْرُ
Shahih Muslim 1262: dari
Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda:
"Allah turun ke langit dunia pada setiap malamnya, yaitu saat sepertiga
malam terakhir seraya berfirman, 'Aku adalah Raja, Aku adalah Raja, Siapa yang
berdo'a padaKu niscaya akan Aku kabulkan dan siapa yang meminta kepadaKu
niscaya akan Aku berikan dan siapa yang meminta ampun kepadaKu, niscaya akan
Aku ampuni.' Keadaan itu berlangsung hingga tiba waktu."
Di dalam hadits lain Imam Muslim juga meriwayatkan sebagai
berikut :
صحيح مسلم ١٢٦٣: حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ مَنْصُورٍ أَخْبَرَنَا أَبُو
الْمُغِيرَةِ حَدَّثَنَا الْأَوْزَاعِيُّ حَدَّثَنَا يَحْيَى حَدَّثَنَا أَبُو سَلَمَةَ
بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا مَضَى
شَطْرُ اللَّيْلِ أَوْ ثُلُثَاهُ يَنْزِلُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى إِلَى السَّمَاءِ
الدُّنْيَا فَيَقُولُ هَلْ مِنْ سَائِلٍ يُعْطَى هَلْ مِنْ دَاعٍ يُسْتَجَابُ لَهُ
هَلْ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ يُغْفَرُ لَهُ حَتَّى يَنْفَجِرَ الصُّبْحُ
Shahih Muslim 1263: dari
Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Jika pertengahan malam atau sepertiga malam telah berlalu, Allah Tabaraka
wa Ta'ala turun ke langit dunia dan berfirman, 'Adakah orang yang meminta
hingga diberi, adakah orang yang berdo'a hingga dikabulkan, dan adakah orang
yang memohon ampun hingga dosanya diampuni.' Demikian itu terjadi hingga waktu
Shubuh datang."
Keutamaan dan keberkahan waktu nuzul (sepertiga akhir malam)
meliputi :
1.Waktu ini adalah waktu yang mustajab ( terkabulnya do’a).
Bagi orang-orang yang menyampaikan permohonan dan permintaan
kepada Allah subhanahu wa ta’ala akan dikabulkan, baik dalam urusan dunia,
maupun akhirat, sebagaimana dijelaskan oleh hadits-hadits nuzul. Dalam shahiih
Muslim disebutkan dari Jabir bin ‘Abdullah :
صحيح مسلم ١٢٥٩: و حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ
حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي سُفْيَانَ عَنْ جَابِرٍ قَالَ
سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ
إِنَّ فِي اللَّيْلِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ
خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَذَلِكَ
كُلَّ لَيْلَةٍ
Shahih Muslim 1259: dari
Jabir ia berkata; Saya mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Sesungguhnya di waktu malam terdapat suatu saat, tidaklah seorang muslim
mendapati saat itu, lalu ia memohon kebaikan kepada Allah 'azza wajalla baik
kebaikan dunia maupun akhirat, kecuali Allah memperkenankannya. Demikian itu
terjadi pada setiap malam."
2.Waktu yang diberkahi ini adalah saat diampuninya orang-orang
yang memohon ampunan.
Allah subhanahu wa ta’ala menjamin hal itu, sebagaimana
disebutkan dalam hadits, selain itu di dalam kitab-Nya, Allah subhanahu wa
ta’ala memuji orang-orang yang memohon ampunan pada waktu sahur, dengan
firman-Nya :
الصَّابِرِينَ وَالصَّادِقِينَ وَالْقَانِتِينَ وَالْمُنفِقِينَ
وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالأَسْحَارِ
(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar,
yang tetap ta'at, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon
ampun di waktu sahur [187].(QS.Ali Imran :
17 )
K e t e r a n g a n :L
[187] Sahur: waktu sebelum fajar menyingsing mendekati subuh.
Demikian pula dalam firman Allah pada ayat lain disebutkan :
وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
Dan selalu memohonkan
ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.
(QS.Adz-Dzaariyaat : 18 )
Atas dasar pertimbangan waktu nuzul ini para ulama salafush
shalih lebih suka mengerjalkan shalat pada akhir malam daripada awal malam
dalam rangka mencari waktu nuzul. Karena akhir malam adalah waktu shalat sunnah
yang paling utama.
Keutamaan dan keberkahan pada sepertiga akhhir malam,oleh Allah
yang maha pemberi dan maha mengabulkan permintaan, tentunya hanya dikhususkan
bagi mereka yang bangun melaksanakan shalat tahajud dan witir. Untuk itu guna
memperoleh keberkahan yang ada di akhir seperti malam rutinkanlah untuk bangun
dan shalat tahajud.
VI.Tabarruk Dengan
Meminum Air ZamZam
Diantara keutamaan dan keberkahan air zam-zam adalah Allah
subhanahu wa ta’ala mengistimewakannya dengan beberapa keistimewaan, dan yang
terpenting adalah :
1.Air
Zamzam adalah air bumi yang paling utama menurut sya’ra dan ilmu kedokteran.
Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhyallahu’anhu
, dia berkata bahwasanya Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :
“
Sebaik-baik air di muka bumi adalah air zamzam …..”(HR.Ath-Thabrani )
Air Zamzam mempunyai keutamaan dan
keistimewaan karena Malaikat Jibril membasuh dada Rasullullah sebagaimana yang
diriwayatkan dalam beberapa hadits antara lain dalam shahih Muslim diriwayatkan
:
صحيح مسلم ٢٣٦: حَدَّثَنَا شَيْبَانُ بْنُ فَرُّوخَ حَدَّثَنَا حَمَّادُ
بْنُ سَلَمَةَ حَدَّثَنَا ثَابِتٌ الْبُنَانِيُّ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَاهُ جِبْرِيلُ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَلْعَبُ مَعَ الْغِلْمَانِ فَأَخَذَهُ فَصَرَعَهُ
فَشَقَّ عَنْ قَلْبِهِ فَاسْتَخْرَجَ الْقَلْبَ فَاسْتَخْرَجَ مِنْهُ عَلَقَةً فَقَالَ
هَذَا حَظُّ الشَّيْطَانِ مِنْكَ ثُمَّ غَسَلَهُ فِي طَسْتٍ مِنْ ذَهَبٍ بِمَاءِ زَمْزَمَ
ثُمَّ لَأَمَهُ ثُمَّ أَعَادَهُ فِي مَكَانِهِ وَجَاءَ الْغِلْمَانُ يَسْعَوْنَ إِلَى
أُمِّهِ يَعْنِي ظِئْرَهُ فَقَالُوا إِنَّ مُحَمَّدًا قَدْ قُتِلَ فَاسْتَقْبَلُوهُ
وَهُوَ مُنْتَقِعُ اللَّوْنِ قَالَ أَنَسٌ وَقَدْ كُنْتُ أَرْئِي أَثَرَ ذَلِكَ الْمِخْيَطِ
فِي صَدْرِهِ
حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ سَعِيدٍ الْأَيْلِيُّ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ
قَالَ أَخْبَرَنِي سُلَيْمَانُ وَهُوَ ابْنُ بِلَالٍ قَالَ حَدَّثَنِي شَرِيكُ بْنُ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي نَمِرٍ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يُحَدِّثُنَا
عَنْ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ
مَسْجِدِ الْكَعْبَةِ أَنَّهُ جَاءَهُ ثَلَاثَةُ نَفَرٍ قَبْلَ أَنْ يُوحَى إِلَيْهِ
وَهُوَ نَائِمٌ فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَسَاقَ الْحَدِيثَ بِقِصَّتِهِ نَحْوَ
حَدِيثِ ثَابِتٍ الْبُنَانِيِّ وَقَدَّمَ فِيهِ شَيْئًا وَأَخَّرَ وَزَادَ وَنَقَصَ
Shahih Muslim 236: dari
Anas bin Malik bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam didatangi Jibril
shallallahu 'alaihi wasallam, saat beliau sedang bermain bersama anak-anak.
Malaikat itu kemudian mengambil lalu merebahkan beliau, lalu membelah hatinya,
mengeluarkan hati dan mengeluarkan segumpal darah darinya seraya berkata, 'Ini
bagian setan darimu kemudian mencucinya dalam bejana dari emas dengan air
Zamzam', kemudian malaikat menjahitnya dan kemudian mengembalikannya ke tempat
semula. Anak-anak lalu datang dan mengadu kepada ibu susuannya, mereka berkata,
'Sesungguhnya Muhammad telah dibunuh.' Orang-orang lalu menyambut beliau dengan
wajah pucat pasi (karena ketakutan) '." Anas berkata, "Aku telah
melihat bekas jahitan tersebut pada dada beliau."
Selain dari itu ada pula hadits yang
diriwayatkan dalam sunan Nasa’i :
سنن النسائي ٤٤٨: أَخْبَرَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ
عَنْ ابْنِ وَهْبٍ قَالَ أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ أَنَّ عَبْدَ رَبِّهِ
بْنَ سَعِيدٍ حَدَّثَهُ أَنَّ الْبُنَانِيَّ حَدَّثَهُ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ
أَنَّ الصَّلَوَاتِ فُرِضَتْ بِمَكَّةَ وَأَنَّ مَلَكَيْنِ
أَتَيَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَهَبَا بِهِ إِلَى زَمْزَمَ
فَشَقَّا بَطْنَهُ وَأَخْرَجَا حَشْوَهُ فِي طَسْتٍ مِنْ ذَهَبٍ فَغَسَلَاهُ بِمَاءِ
زَمْزَمَ ثُمَّ كَبَسَا جَوْفَهُ حِكْمَةً وَعِلْمًا
Sunan Nasa'i 448:dari Anas bin Malik bahwa shalat diwajibkan di Makkah, dan ada dua
Malaikat datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Keduanya pergi
membawa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ke sumur zamzam, lalu membelah
perutnya dan mencuci dengan air zamzam. Setelah itu memasukkan ke dalam hatinya
hikmah dan ilmu.
Sedangkan Imam Ath Thirmdzi meriwayatkan :
سنن الترمذي ٣٢٦٩: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ وَابْنُ أَبِي عَدِيٍّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي
عَرُوبَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ مَالِكِ بْنِ صَعْصَعَةَ رَجُلٌ
مِنْ قَوْمِهِ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ بَيْنَمَا أَنَا عِنْدَ الْبَيْتِ بَيْنَ النَّائِمِ وَالْيَقْظَانِ إِذْ سَمِعْتُ
قَائِلًا يَقُولُ أَحَدٌ بَيْنَ الثَّلَاثَةِ فَأُتِيتُ بِطَسْتٍ مِنْ ذَهَبٍ فِيهَا
مَاءُ زَمْزَمَ فَشَرَحَ صَدْرِي إِلَى كَذَا وَكَذَا قَالَ قَتَادَةُ قُلْتُ لِأَنَسِ
بْنِ مَالِكٍ مَا يَعْنِي قَالَ إِلَى أَسْفَلِ بَطْنِي فَاسْتُخْرِجَ قَلْبِي فَغُسِلَ
قَلْبِي بِمَاءِ زَمْزَمَ ثُمَّ أُعِيدَ مَكَانَهُ ثُمَّ حُشِيَ إِيمَانًا وَحِكْمَةً
وَفِي الْحَدِيثِ قِصَّةٌ طَوِيلَةٌ قَالَ أَبُو
عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَقَدْ رَوَاهُ هِشَامٌ الدَّسْتُوَائِيُّ وَهَمَّامٌ
عَنْ قَتَادَةَ وَفِيهِ عَنْ أَبِي ذَرٍّ
Sunan Tirmidzi 3269: dari Anas bin Malik dari Malik bin Sha'sha'ah seorang laki-laki dari
kaumnya bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ketika aku
berada di dalam rumah antara tidur dan sadar, tiba-tiba saya mendengar
seseorang berkata: "Itu orangnya, salah satu dari ketiga orang itu."
Kemudian aku diberi bejana dari emas yang berisi air zamzam, kemudian hatiku
menjadi lapang hingga demikian dan demikian. Qatadah berkata kepada Anas bin
Malik; apa yang beliau maksudkan? Ia berkata; maksudnya kelapangan itu hingga
bawah perutku. Kemudian hatiku dikeluarkan dan dicuci dengan air zamzam
kemudian dikembalikan ke tempatnya, dan diisi dengan keimanan dan sifat
bijaksana." Dalam hadiits ini terdapat cerita yang panjang. Abu Isa
berkata; hadits ini adalah hadits hasan shahih, dan telah diriwayatkan oleh
Hisyam Ad Dastuwai, serta Hammam dari Qatadah dan diantara hadits tersebut ada
yang dirwayatkan dari Abu Dzar.
2.Dapat mengenyangkan Bagi yang meminumnya
Dalam shahiih Muslim disebutklan kisah Abu Dzarr radhyallahu’anhu bahwa
ketika tiba di Makkah untuk memeluk Islam, dia menetap selama 30 hari, siang
dan malam di dalam Masjidil Haram. Lalu Rasullullah shallallahu’alaihi wa
sallam bertanya : siapakah yang memberimu makan ? Abu Dzarr menjawab : “Tidak
ada makanan b agiku kecuali air zamzam. Akupun menjadi gemuk sampai
lipatan-lipatan perutku menjadi bengkok, dan akuy tidak merasakan lapar di
liverku. Lalu Rasullullah shallallagu’alaihi wa sallam bersabda : “ Sesungguhnya
ia adalah air yang diberkahi. Sesungguhnya ia adalah makanan yang mengenyangkan
“
Ibnu Atsir rahimahullah dalam An-Nihaayah
dalam mengomentari hadits tersebut berkata : Maksudnya, seseorang akan
merasakan kenyang karena makanan.
Ibnul Qayyim dalam Zaadul Ma’aad dalam
mebicarakan keistimewaan air Zamzam ini menyebutkan bahwa ia pernah menyaksikan
orang yang menjadikannya sebagai makanan selama kurang lebih setengah bulan dan
tidak merasakan lapar. Bahkan orang tersebersaut ikut melakukan thawab bersama
orang orang seperti hal mereka. B ahkan dia memberitahukan kepada Ibnul Qaiyim
kemungkinan bahwa dia telah menetap di
sama selama empat puluh hari dan dia tetap memiliki kekuatan untuk menggauli
isterinya, dan melakukan thawab berkali-kali.
3.Mencari kesembuhan dari berbagai penyakit
dengan meminumnya
Sesungguhnya air zamzam itu sebagai
sebaik-baiknya air yang ada dimuka bumi mempunyai keutamaan untuk dapat
menyembuhkan penyakit bila meminumnya, sebagaimana hadits
dari hadits Ibnu’Abbas radhyallahu’anhu secara
marfu’, Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :
“ Sebaik-baik
air di muka bumi adalah air zamzam. Ia mengandung makanan yang mengenyangkan
dan obat bagi penyakit “
Selain itu diriwayatkan pula oleh imam
Ahmad sebuah hadits dari Abu Jamrah :
مسند أحمد ٢٥١٧: حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا
هَمَّامٌ أَخْبَرَنَا أَبُو جَمْرَةَ قَالَ
كُنْتُ أَدْفَعُ النَّاسَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ فَاحْتَبَسْتُ
أَيَّامًا فَقَالَ مَا حَبَسَكَ قُلْتُ الْحُمَّى قَالَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْحُمَّى مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ فَأَبْرِدُوهَا
بِمَاءِ زَمْزَمَ
Musnad Ahmad 2517: Telah menceritakan kepada kami 'Affan telah menceritakan kepada kami
Hammam telah mengabarkan kepada kami Abu Jamrah berkata; aku melindungi Ibnu Abbas
dari orang-orang, lalu aku tertahan selama beberapa hari. Maka ia bertanya;
"Apa yang menahanmu?" Aku menjawab; "Demam." Maka ia
berkata; Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Demam merupakan hembusan Jahannam, maka dinginkanlah dengan air
zamzam."
Dalam Zaadul Ma’aad, Ibnul Qaiyim rahimahullah
mengatakan tentang penyembuhan penyakit akibat memonum air zamzam, ia berkata :
“ Aku dan selainku mengalami hal-hal yang
menakjubkan saat melakukan penyembuhan dengan air zamzam dan menjadikannya
sebagai obat dari beberapa penyakit, lalu aku sembuh dengan izin Allah.”
4.Manfaat air zamzam tergantung niat ketika
memimumnya
Mujahid rahimahullah mengatakan bahwa manfaat
air zamzam tergantung niat ketika meminumnya. Jika kamu meminumnya seraya
menginginkan kesembuhan, maka Allah akan menyembukanmu. Jika kamu meminumnya
karena dahaga, maka Allah akan menyegarkanmu. Jika kamu memninumnya karena
lapar, maka Allah akan mengenyangkanmu. Ia adalah galian Jibril dan minuman
yang Allah berikan kepada Ismail.
Berkenaan dengan manfaat air zamzam itu
tergantung niat ketika meminumnya maka dalam sunan Ibnu Majah diriwayatkan
sebuah hadits :
سنن ابن ماجه ٣٠٥٣: حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ
حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ قَالَ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُؤَمَّلِ
أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا الزُّبَيْرِ يَقُولُ سَمِعْتُ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُولُ مَاءُ زَمْزَمَ لِمَا شُرِبَ لَهُ
Sunan Ibnu Majah 3053: Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Ammar; telah menceritakan
kepada kami Al Walid bin Muslim berkata; Abdullah bin Mu`ammal berkata; bahwa
ia mendengar Abu Az Zubair berkata; Aku mendengar Jabir bin Abdullah
radliallahu 'anhu, ia berkata; Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: 'Air Zamzam (berkhasiat) sesuai dengan niat (tujuan) diminum
(oleh penggunanya).
Diceritakan pula bahwa Ibnu ‘Arabi
rahimahullah, bahwa dia pernah menjelaskan manfaat air zamzam: “ Manfaat ini
tetap hingga hari kiamat bagi orang yang niatnya benar dan maksudnya bersih,
disamping dia bukanlah orang yang mendustakannya, serta dia tidak meminumnya karena sekedar coba-coba.
Karena Allah subhanahu wa ta’ala bersama orang-orang yang bertwakkal dan Dia
mengalahkan orang-orang yang hanya sekedar coba-coba.
Mengingat keutamaan dan keberkahan air zamzam
tersebut, maka tentunya keberkahan dari air zamzam tersebut didapatkan setelah
meminumnya. Yang tentunya lebih utama pada saat melakukan ibadah umrah dan
haji.
( Insya Allah akan disambung dalam bagian kesepuluh)
Sumber :
1.Al-Qur’an dan Terjemah , www.salafi-Db.com
3.Tabarruk Memburu Berkah ( Terjemahan),DR. Nashir bin
‘Abdurrahman bin Muhammad al-Judai’
5.Artikel www.muslim.or.id
6. Artikel www. AsySyariah com
7.Artikel www.rumaysho.com
8.Artikel www.darusalaf.com
Selesai disusun, menjelang Dzuhur, Selasa ,20 Muharram 1434H,4
Desember 2012
( Musni Japrie )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar