NEGERIKU YANG TERCEKAM LUKA
Puisi untuk seluruh sahabat anak negeri yang terluka oleh covid 19
Embun pagi yang bertabur di dedaunan
Disiram mentari tidak lagi terlihat sebagai butir butir mutiara yang bercahaya
Kicau burung setiap pagi sekarang terdengar bersenandung pilu
Mereka sepertinya tidak lagi bernyanyi gembira
Bunga-bunga pun nampak bagaikan lesu
Tidak lagi indah dan harum semerbak
Tiada lagi lo kupu-kupu bersayap indah bergayut di bibir mahkota bunga
Mentari dibalut awan hitam kelabu
Biru langit juardi tersapu awan kemukus
Hamparan rumput di savana yang nampak
Kehilangan gairah bagaikan kering kerontang
terbakar kemarau
Alam negeri ini bagaikan muram dicekam duka
Alam negeri ini turut merasa pilu
Atas derita kami para anak negeri ini
Negeriku............
Sepuluh purnama kami menangis dalam duka
Menanggung derita berkepanjangan tiada henti
Tiada daya terkungkung dalam musibah
Kami tidak mampu melangkah lari karena terjerat
Tak terbilang berapa sudah yang syahid
Tersengat wabah corona
Corona ganas melibas negeri ini tiada ampun
Menyesap ke setiap tubuh tanpa terasa
Pasukan corona secara senyap malang melintang
Tanpa ada yang menghalanginya
Corona engkau datang lalu pergi tanpa jejak
Tinggallah sanak kerabat terhenyak derita
Rinai airmata tanpa lagi sedu sedan
Menatap nanar dari jauh jenazah tenggelam di perut bumi
Di pemakaman bertebaran korban corona
Meski kami perkasa tetapi sesungguhnya tidak berdaya
Kami orang-orang tangguh namun rapuh
Kami sepertinya sebagai orang terkuat namun ternyata lemah
Kami l anak negeri ini tiada daya
Kami lari menjauh bagi lari dari singa
Menjauh dari kerumunan
Menjaga jarak agar tidak terpapar
Berjaga selamatkan diri dari corona
Kini seluruh anak negeri ini luruh dalam pasrah
Berserah diri kepada Khalik sang penguasa segalanya
Menunggu turunnya pertolongan dari Nya
Menunggu diangkatnya luka anak negeri
Luka oleh pademi corona
Kami hanya bertawakkal kepada Nya
Kami hamba yang dhaif tiada daya
Berharap penuh turunnya pertolongan dari Engkau
Ya Rabb kami maha penolong
Tolong lindungi dan selamatkan kami.
La haula wa la kuata illa billaahi
Jln.Jakarta, menjelang dzuhur 5 Rabiul Awal 1442 H / 22 Oktober 2020 M
by : Musni Japrie
Tidak ada komentar:
Posting Komentar